NusaNTaRa.Com
bySolanaNEnembE, R a b u, 1 0 J a n u a r i 2 0 2 3
Lukisan motif bumerang Tebing Karst di Fakfak |
Bumerang dikenal sebagai senjata tradisional Suku Aborigin yang menjadi penduduk asli di Benua Australia, alat ini digunakan dengan melemparkannya ke hewan atau di udara dan ia akan kembali kepemilikne. Meski demikian, lukisan purba bermotif bumerang dapat ditemukan di tanah Papua, tepatnya di tebing karst pada situs-situs arkeologi di kawasan Teluk Berau, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Padahal, suku-suku yang ada di Papua tidak ditemukan menggunakan bumerang sebagai senjata mereka.
Selama ini, flora fauna antara Papua dan Australia dikenal banyak memiliki kemiripan. Hal itu juga terjadi pada kebudayaan leluhur orang Papua dan leluhur pribumi Australia. Para peneliti banyak menyebut hubungan di masa lalu itu bisa terjalin karena adanya daratan unik yang disebut dengan Paparan Sahul atau daratan sahul [sahul land], sebagai penghubung antara Australia bagian utara dengan Pulau Papua serta Kepulauan Aru.
Pada Tebing atau dinding karst pesisir dan pulau-pulau kecil di teluk Berau Fakfak, selain dapat ditemukan lukisan bermotif bumerang, berbagai motif lukisan prasejarah juga bisa ditemukan Motif lukisan purba tersebut berwarna merah dan hitam berupa bulatan-bulatan merah, telapak tangan, lengan, bumerang, geometris, matutuo, garis-garis, tameng, kadal, ikan, garis lengkung, lingkaran, sisir, dan bulan sabit, serta masih banyak gambar yang sulit teridentifikasi.
Namun proyek yang dibangun di Kawasan Industri Pupuk Fakfak lahan seluas 2.000 hektar dengan rencana nilai investasi kurang lebih 30 triliun Rupiah dan ditargetkan selesai 2028. Industri pupuk ini akan menopang pembangunan food estate di Papua Selatan, “ Nantinya kita juga punya rencana besar untuk membangun food estate, lumbung pangan di Provinsi Papua yang diharapkan dimulai awal tahun depan. Kalau dimulai tidak di-back up oleh industri pupuknya juga akan berat. Ini sebuah rencana besar yang saling mendukung dan Tanah Papua akan semakin makmur ”, Ujar SiDin Jokowi saat peresmian proyet.
Meski demikian keberadaan situs-situs arkeologi peninggalan prasejarah ini semakin terancam dengan kehadiran Proyek Strategis Nasional di sekitarnya. Menurut Hari Suroto, Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan BRIN, AMDAL yang dilakukan sebelum pembangunan tidak hanya mengatur aspek sumber daya alam, tapi juga sosial, budaya, ekonomi dan aspek teknis di kawasan Teluk Berau, Kabupaten Fakfak, “ Pembangunan pabrik pupuk di Distrik Arguni harus memperhatikan situs-situs arkeologi di kawasan Teluk Berau, karena situs-situs lukisan tebing prasejarah ini dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya ”, Ujar SiDin Hari Suroto kepada NusaNTaRa.Com, Desember 2023.
Teluk Berau antara Distrik Kokas – Kampung Goras telah lama dikenal situs lukisan tebing prasejarah, sepanjang kira-kira 30 kilometer, banyak ditemukan lukisan tebing prasejarah pada dinding-dinding karst pesisir dan pulau-pulau kecil. Dua situs lukisan tebing prasejarah berada dekat dengan Kokas dan Kampung Sekar. Sementara, Pulau Ugar hingga Arguni, lukisan dinding atau gambar cadas bertebaran di sejumlah sudut pesisir, juga terdapat di pulau-pulau kecil, “ Perlu dipetakan dan dibuat zonasi kawasan situs prasejarah yang harus dilindungi dan tidak boleh ada aktivitas selain penelitian dan konservasi di situs tersebut ”, Ujar SiDin Hari Suroto Laji.
Lukisan prasejarah di situs-situs Pesisir Teluk Berau, Fakfak. |
Lukisan tebing prasejarah berupa bumerang berada di Kampung Andamata, Distrik Arguni, yaitu Situs Tapuraramo, Kata Hari Surono lukisan bumerang, merepresentasikan diaspora maritim antara Pulau Nugini dan Australia serta menunjukkan bahwa telah terjadi penjelajahan dari Papua ke Australia atau sebaliknya. Manusia prasejarah pada waktu itu berpindah dari satu pulau ke pulau lain dalam jarak dekat.
Ketika itu, sekitar 65.000 hingga 37.000 tahun yang lalu, ketinggian permukaan laut antara Papua dan Australia jauh lebih rendah dibandingkan dengan sekarang sehingga laut dangkal ini memungkinkan manusia dari Australia berpindah ke Papua atau sebaliknya. “ Namun belum bisa dipastikan umur lukisan bumerang dan cap tangan di tebing-tebing, karena belum dilakukan penelitian dengan metode carbon dating. Di Australia sendiri, gambar bumerang tertua berumur 25.000 tahun di situs arkeologi Arnhem Land, Northern Territory ”, Ujar SiDin Hari Surono dengan Plabomoranya (Hebatnya).
Dijelaskannya lagi, secara umum semua poninggalan arkeologi yang ada di Kabupaten Fakfak mempunyai nilai budaya yang sangat tinggi. Bermakna pada masa prasejarah, masyarakat Fakfak sudah mempunyai budaya seni yang sangat luar biasa. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya ditemukan lukisan-lukisan atau gambar-gambar yang terdapat pada setiap dinding batu karang pada pulau-pulau kecil yang ada di Teluk Berau.
Sementara bagi masyarakat Eropa, kawasan Teluk Berau sebelumnya dikenal dengan nama Teluk Mac Cluer, sebagai situs prasejarah tahun 1940, ketika J. Roder peneliti dari Universitas Frankfurt, Jerman, mempublikasikan hasil penelitiannya yang berjudul “Ergebnisse einer Probegrabung in der Hohle Dudumunir aug Arguni, Mac Cluer Gulf”. “ Menurut Roder, lukisan berwarna merah dibuat oleh manusia pada masa mesolitik, yaitu masa berburu binatang dan meramu serta hidup berpindah-pindah ”, Ujar SiDin Hari Surono dengan Soppengernya (Jumawanya).
Lukisan prasejarah di situs-situs Teluk Berau, Fakfak. |
Teluk Berau Papua dihiasi pesir dan pulau mempesona.
Teluk Berau berbaris Tebing Karst berhias lukisan purba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar