NusaNTaRa.Com
byMuhammaDBakrI, J u m a t, 0 1 J u n i 2 0 2 3
Fathurrahman Kamal Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah
Abdul Mu’ti Sekretaris Umum PP Muhammadiyah dalam menanggapi ramainya perbincangan tentang istilah Kristen Muhammadiyah (KrisMuha), menegaskan bahwa KrisMuha merupakan varian sosiologis, bukan teologis. Istilah ini merujuk pada kedekatan antara warga Kristen dengan gerakan Muhammadiyah, bukan penggabungan akidah Muhammadiyah dengan Kristen. “ Kristen Muhammadiyah merupakan varian sosiologis yang menggambarkan para pemeluk Agama Kristen/Katolik yang bersimpati dan memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah ”, Ucap SiDin Mu’ti, Senin (29/05/2023).
Sementara Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah,
Fathurrahman Kamal menyebutkan bahwa istilah Krismuha bukan istilah
teologis. Kepada publik dan warganet
yang menyoal istilah tersebut, Fathur mengatakan bahwa Krismuha merupakan
istilah sosiologis, sebagaimana istilah lainnya
Krismuha sama statusnya dengan istilah lainnya seperti Munu (Muhammadiyah-NU), Musa
(Muhammadiyah-Salafi) dan seterusnya.
“ Ini identifikasi sosiologis,
jadi dikiranya itu orang Kristen masuk Muhammadiyah, lalu kemudian Kebaktiannya di Masjid UMS,
bukan itu yang dimaksud ”, Ungkap Fathurrahman Kamal dalam Seminar Nasional Risalah Islam
Berkemajuan LPPIK UMS (31/05/2023).
Pengalamannya
ketika ia memberikan materi dalam acara orientasi studi di beberapa Perguruan
Tinggi Muhammadiyah (PTM) kawasan timur Indonesia, Fathur menjelaskan, bahwa
PTM di sana lebih banyak diisi oleh anak-anak non-muslim, bahkan mahasiswa
muslimnya terkadang hanya 10 persen.
“ Itu mereka nyaman dengan Islam
yang mereka dapatkan di kampus, karena tidak ada intimidasi, pemaksaan, tidak
ada bully hanya karena beda kepercayaan. Mereka nyaman dengan toleransi
Muhammadiyah ”, Ujar SiDin
Fathurrahman K dengan Plabomoranya (hebatnya).
Mu’ti pun
menjelaskan bahwa KrisMuha bukanlah anggota resmi Muhammadiyah. Mereka tetap
berpegang teguh pada nilai-nilai dan keyakinan Kristen. Dengan demikian, varian
KrisMuha sesungguhnya bukanlah penggabungan teologis antara Muhammadiyah dan
Kristen, melainkan simpatisan Muhammadiyah yang beragama Kristen. “ Mereka
bukan anggota Muhammadiyah. Mereka tetap sebagai pemeluk Agama Kristen/Katolik
yang teguh menjalankan ajaran agamanya. Kristen Muhammadiyah bukanlah
sinkretisme agama dimana seseorang mencampuradukkan ajaran Kristen/Katolik
dengan Islam (Muhammadiyah) ”, Ujar SiDin Abdul Mu’ti.
Menurut Abdul Mu’ti,
kedekatan dan simpati kepada Muhammadiyah karena pengalaman berinteraksi dengan
warga dan pemahaman atas Muhammadiyah selama belajar di sekolah/lembaga
pendidikan Muhammadiyah. Hingga saat ini, lembaga sosial kemasyarakatan
Muhammadiyah telah menyentuh area di mana Islam menjadi minoritas. Varian KristenMu menunjukkan peranan
pendidikan Muhammadiyah dalam membangun kerukunan antar umat beragama dan
persatuan bangsa.
“ Mereka tetap teguh menjadi pemeluk
Kristen/Katolik karena selama belajar di sekolah/lembaga pendidikan Muhammadiyah
mendapatkan pendidikan Agama Kristen/Katolik yang diajarkan oleh pendidik Agama
Kristen/Katolik sebagaimana diatur UU nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional ”, Ujar SiDin Guru Besar Pendidikan Islam
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah itu.
Terkait dengan ramainya perbincangan di jagat maya tentang Krismuha, Fathur Dosen Fak Agama Islam UMY ini mengira itu sebagai akibat dari lemahnya literasi, yang kemudian dihadapkan dengan realitas maya yang begitu rupa, sebenarnya istilah ini biasa saja dan sudah lama ada di Muhammadiyah, “ Jadi teman-teman jangan terlalu baper dengan istilah ini. Ini istilah sosiologis, dan tidak ada kaitannya dengan teologis atau akida ”, Tegas Fathur. Ia berpesan terkait istilah Krismuha supaya tidak terlalu terbawa perasaan dan menganggap Muhammadiyah telah menyelisihi khittahnya.
Seminar Nasional Risalah Islam Berkemajuan LPPIK UMS (31/05/2023).
Negara Pluralisme dihuni warga beryakinan multi.
Krismuha bukan paham Ideologis melainkan Sosiologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar