NusaNTaRa.Com
byPakeLEE, R
a b u,
1 9 O k t o b e r 2 0 2 2
Gadis bermain di patung revolusioner Rusia Vladimir Lenin di taman di
Hanoi, Vietnam (diambil, 23 Januari 2019) |
Sejak serangannya ke Ukraina, Rusia telah
menjadi negara yang paling banyak terkena sanksi di dunia, meski demikian hanya sedikit pemerintah di Asia yang
mengambil sikap tegas terhadap tindakan Moskow yang arogan tersebut sehingga
negara-negara Asia yang bergabung dengan sanksi yang dipimpin Barat,
hanya terlibat sebesar 8% dari perdagangan global Rusia.
China menjadi salah satu negara telah menolak
untuk langsung mengutuk serangan Rusia ke Ukraina dan belum menjatuhkan sanksi
apa pun terhadap negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin. Ada pula beberapa negara sahabat Rusia yang berada
di kawasan Asia Tenggara yang ogah ikut memberikan sanksi kepada
Kremlin, berikut negara-negara tersebut,
sebagai laporan
NusaNTaRa.Com pada Rabu (19/10/2022)
:
Thailand
Pemerintah Thailand telah menyatakan sikap untuk
mempertahankan posisinya dengan bersikap netral atas konflik yang terus
berlanjut antara Rusia dan Ukraina sikap ini tak lepas dari upaya negara gajah
putih melayani hubungan mereka dan
kepentingan nasional. Juru Bicara
pemerintah Thailand, Thanakorn
Wangboonkongchana menegaskan posisi Thailand tetap netral bersama dengan
ASEAN dan di samping itu, prioritas
utama negaranya yakni melakukan evakuasi warga Thailand yang berada di Ukraina.
"
Prioritas pemerintah adalah evakuasi warga Thailand dari Ukraina,
sembari mengadvokasi perlunya solusi damai
", Ujar SiDin T
Wangboonkongchana katanya, setidaknya,
terdapat sekitar 250 orang Thailand yang tinggal di Ukraina ketika invasi
dimulai pada Februari 2022 lalu.
Bangkok juga bergabung dengan 57 negara lain dan abstain dari pemungutan
suara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ketika menskors Moskow dari
Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC).
Moskow sendiri sebelumnya mencoba mengambil untung dengan menawarkan
senjata, investasi, pariwisata dan
dukungan diplomatik kepada Thailand guna menahan kerugian akibat sanksi
internasional untuk Rusia.
Hubungan Thailand dan Rusia dimulai dengan
ikatan pribadi yang intim antara keluarga kerajaan Siam dan Rusia saat itu
selama pemerintahan Tsar Alexander III di Moskow. Pada tahun 1891, tiga tahun sebelum menjadi
tsar berikutnya, Nicholas II melakukan perjalanan melalui Bangkok dan bertemu
dengan Raja Siam Chulalongkorn. Raja Chulalongkorn kemudian mengunjungi Tsar Nicholas
II yang baru bertahta di St Petersburg dan mereka menjalin hubungan diplomatik
pada tahun 1897.
Myanmar
Hubungan Myanmar dan Rusia terbilang dekat.
Rusia merupakan pemasok utama senjata bagi militer Myanmar, bahkan Negara tetangga RI sesama Asean ini juga berencana
mengimpor minyak Moskow, guna meredakan kekhawatiran pasokan dan kenaikan
harga. Perlu diketahui sejak kudeta
junta di 2021 Myanmar terus dilanda gejolak politik, diikuti perekonomian juga terpukul keras oleh harga bahan bakar
yang tinggi dan berimbas ke pemadaman listrik.
President Putin with the King of Thailand, Bhumibol Adulyadej. |
Kerjasama tersebut dibahas kala Kepala
Junta Jenderal Min Aung Hlaing datang ke Rusia Juli 2022 lalu bahkan oihak Militer
telah membentuk Komite Pembelian Minyak Rusia yang dipimpin oleh sekutu
dekat Min Aung Hlaing. Interfax
menyebut kunjungan Min Aung Hlaing ke ibu kota Kremlin saat itu dengan misi
pribadi tapi pernyataan lain
menyebutkan akan datang untuk
membicarakan soal kerja sama ruang angkasa pengan Moskow serta akan membahas soal nuklir. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga
sempat berkunjung ke Myanmar untuk melangsungkan pertemuan dengan pejabat
tinggi pemerintahan militer salah satu negara Asean tersebut.
Vietnam
Serangan Rusia ke Ukraina menempatkan Vietnam
dalam posisi yang canggung secara politik dan diplomatic karena Hanoi
terjebak antara mencoba menghindari kecaman terhadap Rusia dan menenangkan
sentimen populer di negaranya untuk mendukung Ukraina. Vietnam dua kali abstain pada pemungutan
suara PBB terhadap tindakan Rusia sebelum akhirnya memberikan suara menentang
resolusi pada awal April 2022, yang menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi
Manusia PBB.
Laporan Asialink mengungkapkan Rusia merupakan pemasok senjata utama Vietnam dan mitra strategis utama dalam upaya Hanoi untuk melindungi diri dari ancaman China di kawasan itu. Ada beberapa faktor yang mengikat Vietnam ke Rusia dan membuat Hanoi terikat dalam penanganannya terhadap serangan Rusia, secara historis Moskow pendukung strategis Vietnam yang berharga dan Rusia penyumbang terbesar dari impor senjata Vietnam, sekaligus adalah mitra kunci dalam proyek minyak Vietnam di Laut China Selatan. Akibatnya Vietnam tidak dapat mempertaruhkan kesiapan militernya sendiri dengan secara terbuka mengutuk negara Putin tersebut.
Forum Ekonomi Timur 2022 di Vladivostok, 7 September 2022
Politik
dan Militer persatukan Negara di dunia.
Thailand,
Myanmar dam Vietnam enggan beri sangsi Rusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar