NusaNTaRa.Com
byBakrIRoYMarteN, S e n i n, 2 1 N o v e m b e r 2 0 2 2
Raja Malaysia memerintahkan agar koalisi partai politik pemenang pemilu
parlemen menyerahkan nama calon perdana menteri, Senin (21/11/2022).
Malaysia mengalami parlemen gambang untuk pertama kalinya
dalam sejarah usai pemilihan umum (Pemilu) bermakna bakal ada kemandekan untuk menentukan kursi
Perdana Menteri karena tak ada pemenang mayoritas dari koalisi partai peserta
pemilu. Ketika dua kubu calon Perdana
Menteri terkuat masih saling klaim menang pemilu Malaysia yaitu kubu Muhiddin
Yasin dan Anwar Ibrahim karena dua kubu lainnya perolehan suaranya sangat kecil, menanggapi kondisi ini Raja Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin
Al-Mustafa Billah Shah memerintahkan agar nama calon perdana menteri diserahkan
hari ini, Senin (21/11/2022).
Pengawas Keuangan Rumah Tangga Kerajaan, Datuk Seri Ahmad
Fadil Syamsuddin, mengatakan raja memberikan waktu hingga pukul 14.00 waktu
setempat bagi koalisi pemenang pemilu di parlemen untuk memberikan nama calon
PM. Istana Negara Malaysia sudah
menerima hasil resmi Pemilu ke-15 ini dari Ketua Komisi Pemilihan, Tan Si Abdul
Ghani Salleh, pada Minggu (20/11/2022) pukul 13.15 waktu setempat dan istana
pun menugaskan Ketua Dewan Rakyat, Azhar Azizah Haru, untuk meminta pemimpin
parpol dan koalisi dengan jumlah raihan kursi terbanyak di pemilu agar segera
membentuk pemerintahan baru.
Anwar Ibrahim Calon PM dari Pakatan Harapan |
Ahmad S mengatakan
para ketua parpol harus menginformasikan koalisi partai yang telah disepakati
dan mengajukan salah satu nama anggota dari kubu tersebut untuk menjadi calon
PM, namun hingga kini kedua kubu yang bersaing ketat di
pemilu Malaysia tersebut masih saling
klaim menang dalam pesta demokrasi kali ini.
Pemimpin Partai Perikatan Nasional (PN), Muhyiddin Yassin mengklaim bahwa partai – partai koalisinya siap membentuk pemerintah federal
setelah berkoalisi dengan partai-partai Sabah dan Sarawak.
Muhyiddin Y mengklaim bahwa PN sudah menerima surat dari
Raja Malaysia yang berisi syarat pembentukan pemerintahan berikutnya, meski
Muhyiddin Y menolak membocorkan
isi detailnya. Sementara itu, Anwar Ibrahim pemimpin koalisi Pakatan Harapan
(PH), menganggap pernyataan Muhyiddin Y itu sulit diterima dan mengklaim pihaknya juga memenangkan suara di parlemen serta sudah
berkomunikasi dengan istana terkait pembentukan cabinet, " Tidak mungkin. Tidak mungkin dia melakukannya karena kami
telah menulis dan kami akan memberi tahu istana sesuai dengan itu. Saya bicara
berdasarkan fakta, bukan rumor ", Ujar SiDin Anwar Ibrahim dengan Plabomoranya
(hebatnya)..
PH sebagai koalisi multi etnis terbesar menurutnya sudah mendapatkan jumlah yang dibutuhkan
untuk membentuk pemerintahan federal dengan mayoritas sederhana. Meski demikian, berdasarkan hasil
penghitungan suara hingga Minggu sore, tak ada satu pun koalisi partai politik
yang melewati ambang batas 112 kursi di parlemen sebagai batas mayoritas
karena PH hanya mendapatkan 82 kursi disusul PN dengan raihan 73 kursi. Pemilu
di Malaysia sendiri menggunakan sistem first past the post. Artinya, partai
koalisi pertama yang berhasil mengantongi 112 dari total 222 kursi di parlemen
dapat langsung membentuk pemerintahan.
Aliansi Muhyiddin Yasin
berharap untuk menyelesaikan pembicaraan pada Minggu sore, meskipun
negosiasi bisa memakan waktu berhari-hari
yang mencakup sebuah partai Islamis yang menggembar-gemborkan hukum
Islam syariah untuk negara Asia Tenggara
dan akan membuat terobosan di kubu Barisan, yang
Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) kekuatan politik dominan Malaysia
yang lama, menunjukkan penampilan terburuknya.
Muhyiddin Yasin mengatakan dia
terbuka untuk bekerja dengan pihak manapun kecuali Anwar Ibrahim, mengatakan
dia akan membahas kemitraan dengan pihak regional di negara bagian Sabah dan
Sarawak di pulau Kalimantan.
Anwar Ibrahim tidak mengatakan dengan siapa dia akan
bekerja tapi dalam wawancaranya
dengan Reuters bulan ini, dia mengesampingkan bermitra dengan koalisi
Muhyiddin Y dan Ismail SY, dengan alasan perbedaan mendasar. Koalisi PH
akan mengutamakan
kepentingan etnis Melayu dan
multicultural, Ras dan agama
adalah isu yang memecah belah di Malaysia, di mana mayoritas adalah Muslim
Melayu dengan minoritas etnis Cina dan
India. Ketidakstabilan politik
diperkirakan akan berlanjut di Malaysia yang telah memiliki tiga perdana
menteri dalam beberapa tahun karena perebutan kekuasaan.
Koalisi multi-etnis Pakatan Harapan Anwar Ibrahim memenangkan 82 kursi di majelis rendah. Meski
kurang 112 kursi untuk mayoritas, tetapi Anwar tetap berada di atas aliansi
Perikatan Nasional Muhyiddin Yasin dengan 73 kursi. Jika Anwar merebut jabatan tertinggi
pemerintahan ini, tentu akan menjadi perjalanan yang luar biasa
bagi seorang politisi yang dalam 25 tahun beralih dari pewaris menjadi perdana
menteri, menjadi seorang tahanan yang dihukum karena sodomi hingga menjadi
tokoh oposisi terkemuka negara itu.
Hal ini dikarenakan Raja memiliki sebagian besar peran
seremonial. Namun, konstitusi memberdayakannya untuk menunjuk sebagai perdana
menteri seorang anggota parlemen yang menurutnya dapat memimpin mayoritas di
parlemen. Pasalnya, para Raja Malaysia
jarang menjalankan kekuasaan tersebut. Namun mereka menjadi lebih berpengaruh
dalam beberapa tahun terakhir di tengah perselisihan politik.
Kegagalan partai-partai untuk memenangkan mayoritas berarti beberapa dari mereka harus membangun aliansi mayoritas untuk membentuk pemerintahan. Raja Malaysia pun tampaknya menjadi kemungkinan untuk turun tangan lantaran memiliki kekuasaan untuk menetatpkan Perdana Menteri dari seorang anggota parlemen yang ia yakini dapat memimpin mayoritas tentunya beliau akan turun akan bertemu dengan kalangan parlemen untuk memutuskan penetapannya penunujkan seabagai Perdana Meteri yang layak.
Muhyidin Yasin Calon PM dari Perikatan Nasional
Penetapan
PM oleh Raja Jika hasil pemilihan gagal menetapkan.
Calon
kuat PM Malaysia 2022 Anwar Ibrahim dan Muhyidin Yasin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar