NusaNTaRa.Com
byIrkaBPiranhA, S e n i n, 0 7 N o v e m b e r 2 0 2 2
Rumput Laut disebut Emas Hijau |
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI mengembangkan
strategi untuk peningkatan produksi rumput laut di Indonesia. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Tb Haeru
Rahayu mengatakan, budidaya rumput laut merupakan salah satu implementasi 5
program prioritas KKP berbasis ekonomi biru dilakukan melalui pengembangan
perikanan budidaya berorientasi ekspor dengan komoditas unggulan, “ Konsepsi
ekonomi biru dalam budidaya rumput laut yaitu rendah emisi karbon, efisien
penggunaan sumber daya, dan inklusif secara sosial, dikarenakan teknologi
sederhana sehingga mudah diadopsi masyarakat, serta investasi dan modal kerja
relatif kecil ”, Ujar SiDin Tb Haeru Rahayu dalam siaran pers,
Senin (07/11/2022).
KKP dalam rangka meningkatkan produkasi nasional rumput
laut menerapkan beberapa strategi
khusus. Pertama, mulai dari
proses pembibitan yaitu peningkatan kualitas bibit melalui pengembangan
laboratorium kultur jaringan, pengembangan kebun bibit rumput laut, dan bimbingan
teknis serta manajemen bagi pembibitan swasta,
“ Kami telah melakukan
peningkatan kualitas bibit rumput laut melalui pengembangan laboratorium kultur
jaringan di 6 UPT milik Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, antara lain,
BBPBL Lampung, BBPBAP Jepara, BPBAP Takalar, BPBAP Situbondo, BPBL Ambon, dan
BPBL Lombok ", Ujar SiDin Tb Haeru Rahayu menambahkan.
Tb Haeru Rahayu
mengungkapkan bahwa Saat ini, tiap-tiap UPT sudah mampu memproduksi 1.000 plantlet setiap tahunnya dan pada tahun depan produksinya akan ditingkatkan
menjadi 5.000 plantlet di setiap UPT. Kedua,
pada tahap pembesaran yaitu pengembangan
sentra kawasan budidaya rumput laut dan pembangunan kampung rumput laut, sentra kawasan rumput laut tahun ini pada 10
besar provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara
Barat, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, Sulawesi Utara dan Jawa Barat.
Sementara kampung perikanan budidaya rumput laut tahun
2022 berlokasi di 20 kabupaten. Ketiga,
yang diperlukan dalam budidaya rumput laut adalah dukungan sarana prasarana
serta pengembangan klaster kelompok pembudidaya. terakhir,
yaitu pendampingan teknis oleh penyuluh, pelatihan bagi pembudidaya rumput laut
dan peningkatan kelembagaan kelompok, “ Tentunya peningkatan produksi rumput laut
nasional dapat tercapai dengan adanya dukungan dari berbagai pihak terkait baik
dari hulu maupun hilir ”, Ujar SiDin Tb Haeru Rahayu dengan
Plabomoranya (hebatnya).
Sebagai informasi, merujuk pada data FAO 2022, Indonesia
adalah negara produsen rumput laut nomor dua di dunia setelah China dengan
nilai ekspor rumput laut sampai September 2022, tercatat 455,7 juta
dollar AS, naik 93 persen dibanding periode yang sama pada 2021. Produksi
rumput laut Indonesia menguasai
pangsa pasar rumput laut dunia pada tahun 2021 sebesar 12,4 persen atau senilai
345 juta dollar AS berdasarkan data BPS pada 2021, tujuan utama ekspor rumput laut Indonesia
adalah China. Sementara volume ekspor pada periode yang sama, tercatat 180,6
ribu ton, di mana sebagian besar ekspor masih didominasi oleh rumput laut
kering sebesar 93,2 persen.
" Ini
menunjukkan bahwa nilai tambah rumput laut belum dimanfaatkan sepenuhnya di
dalam negeri ", Ujar SiDin Sakti Wahyu Tranggono Menteri
Kelautan dan Perikanan RI di Surabaya, Selasa (01/11/2022)
dengan berkembangnya inovasi dan teknologi, dia berharap produksi
rumput laut dapat diolah menjadi beragam produk bernilai tambah dan
manfaat serta memiliki nilai ekonomis tinggi. Produk turunan rumput laut menurut dia dapat
menjadi bahan Pangan dan non Pangan, seperti Pakan Ternak/Ikan, Pupuk, Kosmetik
dan juga Farmasi.
Selain itu, rumput laut juga mampu menyerap karbon, "
Apabila komoditas rumput laut ini kita tekuni secara serius, maka
Indonesia dapat menjadi “champion” rumput laut dunia ",
Ujar SiDin Sakti Wahyu dengan Plabomoranya (hebatnya). Pada 2021, nilai perdagangan rumput laut
dunia mencapai 2,8 miliar dollar AS, dengan pangsa pasar rumput laut Indonesia
di pasar dunia sebesar 12,4 persen. Oleh
sebab itu, KKP menetapkan kebijakan yang holistik dari
hulu-hilir dalam pengembangan rumput laut Indonesia, untuk kemudian menjadi
satu kawasan ekonomi khusus, sehingga mampu meningkatkan saing daya secara
nasional dan global.
Berdasarkan data FAO tahun 2020, Indonesia merupakan produsen rumput laut jenis Eucheuma terbesar di dunia, serta produsen nomor dua untuk jenis Glacilaria, setelah China. Tercatat produksi tahun 2020 mencapai 8,08 juta ton basah atau 99 persen dari total produksi Eucheuma dunia sementara untuk Gracilaria, produksi Indonesia tahun 2020 sebesar 1,46 juta ton basah, kedua jenis rumput laut tersebut merupakan bahan baku industri, khususnya Karaginan dan Agar.
Menteri KP RI Sakti Wahyu Trenggono saat memberikan keterangan kepada wartawan. |
Rumput laut pakan ternak penyerap Karbon di udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar