NusaNTaRa.Com
byBakrIRoYMarteN, S e l a s a, 1 5 N o v e m b e r 2 0 2 2
Presiden RI Joko Widodo duduk di sebelah PM India Narendra Modi saat membuka KTT G20 Bali di The Apurva Kempinski, Bali, Selasa (15/11/2022).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka pagelaran
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia pada Selasa
(15/11/2022), KTT G20 di Bali kali ini
dihadiri sejumlah Kepala Negara dan pemimpin lembaga internasional. Dalam pidatonya, Presiden Jokowi mendorong
KTT G20 untuk menghasilkan langkah konkret dalam upaya pemulihan dunia. Presiden menyatakan, sebagai pemegang
presidensi G20 Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani
perbedaan yang sangat dalam dan lebar.
G20 adalah forum kerja sama multilateral yang
terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang akan merepresentasikan
lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan,
Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia,
Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis,
Cina, Turki, dan Uni Eropa. G20 dibentuk tahun 1999 atas inisiasi anggota G7, merangkul negara maju dan berkembang untuk
bersama-sama mengatasi krisis, utamanya yang melanda Asia, Rusia dan Amerika Latin dengan tujuan mewujudkan pertumbuhan global yang kuat,
berkelanjutan, seimbang dan inklusif.
Indonesia yang menjadi Presidensi G20 menggelar
hajatan itu sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya di KTT G20 yang berlangsung
10-17 November 2022. Sejumlah kepala Negara,
kepala pemerintahan, pimpinan kelembagaan dunia berkumpul di Bali, Indonesia, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) G20 diantaranya yang hadir adalah Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden China Xi Jinping, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Kemudian, PM Inggris Rishi Sunak, PM Italia
Giorgia Meloni, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Turki Recep Tayyip
Erdogan, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, Presiden Argentina
Alberto Fernandez, PM Singapura Lee Hsien Loong. Selain itu, turut hadir Menteri Luar Negeri
Rusia Sergei Lavrov yang hadir ke KTT G20 untuk mewakili Presiden Rusia
Vladimir Putin.
Berikut
ini pidato lengkap Jokowi di acara pembukaan KTT G20 di Bali :
Yang Mulia, Para Pemimpin, selamat pagi, hari
ini saya nyatakan KTT G20 dibuka.
Selamat datang di Bali, selamat datang di
Indonesia.
Merupakan sebuah kehormatan bagi Indonesia untuk
menjadi tuan rumah KTT G20. Saya sangat paham, perlu upaya yang luar biasa agar
kita dapat duduk bersama di ruangan ini.
Para pemimpin yang saya hormati,
Dunia sedang mengalami tantangan yang luar
biasa. Krisis demi krisis terjadi. Pandemi COVID-19 belum usai, rivalitas terus
menajam, perang terjadi. Dampak berbagai krisis tersebut terhadap ketahanan
pangan, energi, dan keuangan sangat dirasakan dunia, terutama negara
berkembang.
Masalah pupuk, jangan disepelekan. Jika kita
tidak segera mengambil langkah agar ketersediaan pupuk mencukupi dengan harga
yang terjangkau, maka 2023 akan menjadi tahun yang lebih suram.
Tingginya harga pangan saat ini dapat semakin
buruk menjadi krisis tidak adanya pasokan pangan. Kelangkaan pupuk dapat
mengakibatkan gagal panen di berbagai belahan dunia, 48 negara berkembang
dengan tingkat kerawanan pangan tertinggi akan menghadapi kondisi yang sangat
serius. Selain itu, kita juga melihat tatanan dunia dan hukum internasional
juga sedang diuji.
Yang Mulia,
Hari ini mata dunia tertuju pada pertemuan kita.
Apakah kita akan mencetak keberhasilan? Atau akan menambah satu lagi angka
kegagalan? Buat saya, G20 harus berhasil dan tidak boleh gagal.
Sebagai presiden G20, Indonesia telah berupaya
semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam, yang sangat
lebar. Namun, keberhasilan hanya akan dapat tercapai jika kita semua, tanpa
terkecuali, berkomitmen, bekerja keras, menyisihkan perbedaan-perbedaan untuk
menghasilkan sesuatu yang konkret, sesuatu yang bermanfaat bagi dunia.
Yang Mulia,
Indonesia memiliki 17.000 pulau, 1.300 suku
bangsa, serta lebih dari 700 bahasa daerah. Demokrasi di Indonesia berjalan dari
tataran tingkat desa, pemilihan kepala desa, sampai tataran negara, pemilihan
presiden, gubernur, bupati, dan wali kota. Sebagai negara demokrasi, Indonesia
sangat menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan, dan semangat
yang sama harus ditunjukkan G20.
We have no other option. Paradigm of
collaboration is badly needed to save the world. We all have responsibility,
not only for our people, but also for the people of the world.
Being responsible means respecting international
laws and principles of the UN Charter consistently. Being responsible means
creating win-win, not zero-sum situations.
Being responsible here also means that we must
end the war. If the war does not end, it will be difficult for the world to
move forward. If the war does not end, it will be difficult for us to take
responsibility for the future of current generation and future generations.
We should not divide the world into parts. We
must not allow the world fall into another cold war.
Yang Mulia,
Indonesia berharap G20 dapat terus menjadi
katalis pemulihan ekonomi yang inklusif. Di tengah situasi yang sangat sulit,
G20 terus bekerja agar menghasilkan capaian konkret, mempersiapkan dana untuk
menghadapi pandemi mendatang melalui pandemic fund, membantu ruang fiskal negara
berpendapatan rendah melalui resilience and sustainability trust, mendorong
percepatan pencapaian SDGs, menghasilkan ratusan kerja sama konkret, serta
mendukung pemulihan ekonomi dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan melalui
Bali Compact mengenai transisi energi. Kita tidak hanya bicara, tapi melakukan
langkah-langkah nyata.
Akhir kata, mari kita perlihatkan kepada dunia
bahwa kita dapat bersikap bijak, memikul tanggung jawab, dan menunjukkan jiwa
kepemimpinan. Mari kita bekerja, dan mari kita bekerja sama untuk dunia.
Recover together,a recover stronger.
Yang Mulia,
Itulah yang ingin saya sampaikan sebagai
pembukaan. Selanjutnya, kita akan mulai dengan diskusi tertutup. Oleh karena
itu, dengan hormat saya mohon awak media untuk meninggalkan ruang pertemuan.
Terima kasih.
Sebagai negara tuan rumah, Indonesia berkomitmen
untuk mengatur pertemuan seperti :
-Konferensi Tingkat Tinggi G20 Bali, Indonesia
2022, -Pertemuan Tingkat Menteri dan
Gubernur Bank Sentral (Finance Track) G20 Indonesia 2022, -Pertemuan Sherpa (Sherpa Track) G20 2022, -Pertemuan Deputi G20 Indonesia 2022, -Agenda Kelompok Kerja G20 Indonesia
2022, -Agenda Kelompok Perjanjian G20
Indonesia 2022, -Acara sampingan G20
Indonesia 2022 dam -Pertemuan Tingkat Menteri dan Gubernur Bank
Sentral (Finance Track) G20 Indonesia 2022
Prioritas yang dibuat adalah sebagai berikut :
-
Mensinkronisasikan strategi jalan
keluar untuk mendukung pemulihan global
-
Mengandung efek jaringan parut dari
pandemi pada ekonomi untuk mendukung pertumbuhan masa depan yang lebih kuat.
-
Mendorong keuangan yang
berkelanjutan
-
Memperluas sisten pajak inklusif
-
Agenda Pajak Internasional
-
Agenda Kelompok Perjanjian G20
Indonesia 2022
G20 Indonesia telah membentuk 10 Kelompok
Perjanjian (Engagement Groups) untuk memfasilitasi berbagai pemangku
kepentingan independen dalam mengembangkan proposal dan menyampaikan
rekomendasi kebijakan yang tidak mengikat kepada para Pemimpin G20. Acara
ini akan mengadakan beberapa agenda, seperti
: -Business of Twenty (B20) -Science of Twenty (S20) -Labor of Twenty (L20) -Parliament of Twenty (P20) -Civil of Twenty (C20) -Think of Twenty (T20) -Youth of Twenty (Y20) -Woman of Twenty (W20) -Urban of Twenty (U20) -Religion of Twenty (R20) dam -Supreme
Audit Institution of Twenty (SAI20).
Berkumpul
bersama mewujutkan tatanan dunia yang aman.
Pidato
Presiden Jokowi di KTT G20 Bali sangat brelian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar