NusaNTaRa.Com
byBahrIHasupiaN, J u m ' a t, 0 5 N o v e m b e r 2 0 2 2
Banten menjadi salah satu daerah yang berhasil memisahkan diri dari wilayah Jawa Barat. Apabila dihitung mundur, Banten ini masih belum lama berdiri. Bahkan ada beberapa kebudayaan yang masih terbawa dengan provinsi Jabar. Hal ini bisa dilihat dari keberagaman pakaian adat Banten yang bervariasi, mulai dari Pangsi, Pengantin, sampai dengan Pakaian adat Suku Baduy Luar dan Dalam. Untuk lebih lanjut, yuk simak ulasan baju adat berikut !
1. Pakaian Adat Pangsi
Awalnya, pakaian ini memang cukup menjadi favorit bagi para masyarakat Sunda sebagai pakaian asli Jawa Barat. Namun dengan berkembangnya wilayah Banten, maka pakaian Pangsi menjadi salah satu bagian dari pakaian adat yang ada di di dalam kehidupan para masyarakat Banten untuk melakukan aktivitas sehari hari. Tak hanya berfungsi sebagai pakaian yang dapat digunakan dalam kegiatan harian, pakaian adat Pangsi juga dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Misalnya, saja dikenakan pada saat seseorang mengikuti latihan silat tradisional. Hal ini merupakan adat yang paling sering dilakukan oleh masyarakat Banten.
Bagi Anda yang penasaran dengan pakaian Pangsi, maka bisa mengetahuinya dari susunan pakaian. Ini terdiri dari tiga susunan, mulai dari Samping, Tangtung, sampai dengan Nangtung. Setiap lapisan pakaian ini memiliki cara penggunaan yang cukup berbeda secara signifikan. Sehingga, membutuhkan kebiasaan untuk mengenakan baju adat Pangsi Banten. Untuk pemakaian baju adat Pangsi ini, maka Anda harus melilitkan dan menumpang pakaian ini. Bisa dikatakan penggunaan pakaian ini seperti saat seseorang sedang mengenakan sarung. Mengingat pemakaiannya membutuhkan teknik khusus, tak jarang jika baju ini digunakan di acara acara tertentu, seperti acara adat, dan lain sebagainya.
2. Pakaian Adat Pengantin
Untuk perlengkapan serta aksesoris yang harus ada pada pakaian adat pengantin pria meliputi beberapa hal. Misalnya saja ikat pinggang atau sabuk yang terbuat dari bahan kain batik. Umumnya, perlengkapan ini diikuti dengan motif yang serupa. Selain itu, ada juga pakaian atasan seperti baju koko dengan desain kerah di bagian lehernya. Untuk bagian bawahnya, ada kain dengan model samping yang cukup unik. Sebagai tambahan aksesoris, pria yang mengenakan pakaian ini harus menggunakan penutup kepala, selop, dan juga senjata keris atau golok. Sederet perlengkapan tersebut harus dikenakan pria ketika melangsungkan acara khusus.
Sementara itu, perlengkapan dan aksesoris untuk baju adat Banten perempuan bisa dikatakan lebih rumit. Untuk pakaian atasan, maka harus menggunakan pakaian berupa baju kebaya. Kemudian di bagian bawah menggunakan kain samping dan batik. Tak berhenti sampai disitu saja, ada juga selendang yang harus digunakan dengan cara diselempangkan ke bahu. Sebagai pelengkap, ada juga penutup kepala yang dibuat khusus untuk perempuan. Namun, penutup kepala ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Pasalnya, penutup kepala ini terdiri atas Kembang Goyang berwarna keemasan. Anda juga akan menemukan susunan dari bunga melati yang kemudian diletakkan di bagian sanggul.
3. Pakaian Adat Suku Baduy
Selanjutnya terdapat pakaian tradisional Banten yang berasal dari Suku Baduy, atau lebih dikenal dengan penghuni asli wilayah Banten. Suku Baduy ini menjadi masyarakat yang terkenal dengan suku asli di wilayah yang satu ini. Menjadi penduduk lokal, Suku Baduy memiliki sisi keunikan yang terbilang cukup menarik dan unik untuk dibahas. Keunikannya tersebut bisa terlihat dari sifat Suku Baduy yang tak bisa disamakan dengan masyarakat lainnya. Sebab, masyarakat suku Baduy sangat menjunjung tinggi nilai nilai adat dan istiadatnya. Bisa dikatakan suku ini sangat menutup diri dari pengaruh pengaruh luar yang cukup signifikan. Misalnya saja seperti perkembangan zaman serta kemajuan teknologi.
Sebagai informasi, Suku Baduy ini terbagi menjadi dua kelompok yang berbeda yaitu Suku Baduy Luar dan Suku Baduy Dalam. Kedua sekte suku ini memiliki perbedaan yang cukup besar. Ini bisa dilihat dari sikap Suku Baduy Dalam yang tidak pernah menerima dan menolak mentah mentah untuk berinteraksi dengan masyarakat luar daerah.
Sedangkan untuk Suku Baduy Luar, bisa dikatakan masih cukup toleran kepada budaya dan perkembangan yang ada. Pasalnya, suku yang satu ini masih menerima dan mau berinteraksi dengan masyarakat dari luar suku mereka. Namun perlu diketahui, interaksi tersebut juga tetap memiliki batasan tertentu. Dengan adanya perbedaan tersebut, dua macam Suku Baduy juga memiliki ciri khas tersendiri dalam beberapa hal. Salah satu perbedaan yang paling mencolok yaitu dalam masalah pakaian adat. Sehingga, Anda bisa mengidentifikasi lebih jelas mengenai baju adat dari kedua suku tersebut.
4. Pakaian Adat Suku Baduy Luar
Pakaian tradisional dari Suku Baduy Luar memiliki nama yang cukup unik yaitu Baju Kampret. Penyebutan unik ini ternyata memiliki arti yang menarik yaitu Kelelawar. Pasalnya, desain dari baju adat Suku Baduy Luar memiliki karakteristik yang menonjol dari warna hitam dengan tampilannya yang bisa dikatakan cukup dinamis dan elegan. Pada pakaian adat ini, desainnya terbilang sudah lebih unggul jika dibandingkan dengan Suku Baduy Dalam. Hal ini karena proses dari produksi baju adat ini menggunakan alat jauh lebih canggih. Misalnya saja, pakaian sudah dibuat dengan kancing, kantong, sampai dengan penggunaan jahitan mesin.
Selain itu, dari segi bahan untuk membuat pakaian adat ini juga lebih bebas dan bervariasi. Para masyarakat suku ini tak harus menggunakan bahan dari kapas murni saja, sehingga desain dan model tampak lebih bervariasi. Sehingga, Anda bisa mengidentifikasi mana suku Baduy Luar maupun suku Baduy Dalam.
Selain itu, ada juga cara untuk membedakan orang Suku Baduy Luar dengan orang Suku Baduy Dalam lebih mudah. Caranya yaitu dengan melihat ikat kepala yang digunakan oleh kedua suku tersebut. Ikat kepala yang biasa dikenakan Suku Baduy Luar memiliki ciri ciri dengan warna biru tua serta motif batik. Sebaliknya, Suku Baduy mempunyai karakteristik warna putih.
5. Pakaian Adat Suku Baduy Dalam
Pakaian adat dari Banten lainnya yang menjadi ciri khas dari provinsi yang satu ini yaitu Suku Baduy Dalam. Perlu diketahui, pakaian ini memiliki dua jenis baju yang berbeda yaitu untuk perempuan dan laki laki. Untuk membedakan mana pakaian adat yang harus digunakan, maka ada istilah penyebutan antara keduanya. Untuk baju adat perempuan diberi nama Jamang Sangsang. Jika ditanya cara untuk mengenakan pakaian ini, maka harus digunakan dengan cara menggantungkan ke arah badan. Agar mendapatkan desain yang diinginkan, bahan dasar untuk membuat pakaian adat ini memanfaatkan pintalan kapas asli dari hasil tani dari hutan.
Selanjutnya, pintalan dari kapas ini diolah sedemikian rupa dan para pengrajin akan menjahitnya secara manual. Dengan ketelitian dan kejelian yang cukup mendetail, maka menghasilkan pakaian adat yang cukup unik dan tidak bisa ditemukan di daerah lainnya. Sebab, pakaian ini merupakan ciri khas dari suku Baduy Dalam.
Sedangkan untuk desain pakaian ini bagi kaum laki laki dibuat dengan warna putih. Warna tersebut melambangkan beberapa simbol, salah satunya yaitu kesucian dari suku ini yang tak akan terpengaruh dengan budaya luar. Hal ini berbeda dengan khusus buat kaum perempuan yang dibuat dengan warna biru ketuaan. Jika dilihat secara keseluruhan, maka Anda bisa membedakan mana pakaian adat yang khusus buat kaum perempuan dan laki lakI. Pasalnya, baju adat Suku Baduy Dalam ini memiliki panjang mulai dari dada hingga tumit. Biasanya, kaum perempuan menggunakan pakaian adat tersebut untuk beraktivitas sehari hari.
Itulah beberapa informasi yang bisa Anda tahu mengenai pakaian adat tradisional Banten. Selain baju ikonik dari Suku Baduy Luar dan Dalam, ternyata ada banyak baju adat yang menjadi populer di kalangan masyarakat Banten. Misalnya saja baju Pangsi dan juga Pengantin. Masing masing pakaian tersebut memiliki perbedaan dan ciri khas yang unik. (Reffcnbc-indonesia.com/28/10/2022)
Indonesia negeri kaya akan Budaya,
Tradisional Banten dengan Lima adat Budayanya.