NusaNTaRa.Com
byRyaNSyaHPutrA, S
e n i n,
1 9 J
u l i 2
0 2 1
Donald Pandiangan dan 3 Srikandi Pemanah Indonesia Peraih medali Perak di Olimpiade SOUL 1988 Korsel (Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani dam Kusuma Wardhani). |
Tiga
srikandi Indonesia yang berhasil
mengharumkan nama bangsa di Olimpiade
SOUL Korsel 1988 dengan menjadi peraih medali pertama Indonesia diajang dunia
itu yaitu Nurfitriyana
Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani.
Mereka berhasil meraih medali Perak saat itu dicabang olah raga panahan
untuk Tim beregu putri. Di edisi
Olimpiade berikutnya, Barcelona 1992, prestasi Indonesia di ajang empat tahunan
itu makin meningkat manakala Sang
LeGend Susy Susanti menjadi atlet
pertama Indonesia yang meraih medali emas Olimpiade dari cabor bulutangkis
tunggal putri.
Tapi, apa
kita semua telah mengetahui siapa sosok penting dibalik prestasi mereka ?, berikut
disajikan sosok pelatih yang berhasil mengantarkan ketiganya mengukir sejarah
bagi olahraga Tanah Air. Keberhasilan
Nurfitriyana, Lilies Handayani dan
Kusuma Wardhani tak lepas dari tangan
dingin pelatih mereka, Donald Pandiangan.
Sebelum menjadi pelatih, Donald
adalah atlet panahan top Indonesia, saking hebatnya
ia bahkan dijuluki sebagai Robin Hood Indonesia. Donald Pandiangan pun mencatatkan rekor dalam Guinness
Book Of World Record sebagai atlet yang dapat menancapkan
panah di ujung ekor panah sebelumnya.
Ia pun
banyak menyumbangkan banyak medali emas SEA Games untuk Indonesia yaitu pada edisi 1977, 1979, 1981 dan 1983. Sebelum membawa nama Indonesia,
ia lebih dulu
berjaya di level Pekan Olahraga Nasional (PON) 1973 meski dia yang banyak dipuja bangsa ini telat memulai karier atletnya.
Liang Chiu Sia (pelatih Bulutangkis) |
Sementara
itu, tekad kuatnya menjadikan tiga Srikandi Indonesia sebagai atlet tangguh di
Olimpiade 1988 tak lepas dari memori pahitnya delapan tahun silam. Saat itu
sebenarnya ia percaya diri dapat berprestasi dalam Olimpiade 1980 di Uni Soviet.
Tapi karena negara Indonesia memboikot Olimpiade (Uni Soviet menyerang
Afghanistan), asa Donald untuk meraih medali Olimpiade pun pupus. Alhasil, satu-satunya jalan untuk meraih
medali Olimpiade adalah lewat anak
didiknya yang tak lain adalah Nurfitriyana, Lilies dan Kusuma.
Liang Chiu
Sia merupakan pelatih dari Susy Susanti yang lahir dan besar di Cirebon pada 9 September
1950 dan berada di Cirebon hingga menginjak bangku SMP, setelah itu ia akhirnya pindah ke Hongkong
lalu menikah dengan pria Hongkong hingga akhirnya menjadi warga negara sana. Darah Bulutangkis Liang Chiu Sia mengalir
dari ayahnya yang merupakan ganda putra legendari Indonesia, Tjun Tjun dan pernah menjadi juara All England sebanyak enam
kali di era 70-an. Kala itu Tjun Tjun berpasangan dengan Johan Wahyudi.
Singkat
cerita Liang akhirnya menjadi pelatih tunggal putri di PBSI pada 1980-an. Hasilnya sangat fantastis, Selain Susy, ia
berhasil membina tunggal-tunggal putri Indonesia lainnya seperti Sarwendah Kusumawardhani dan
Elizabeth Latief menjadi pemain yang disegani di ajang internasional.
Susy Susanti |
Indonesia
mulai berpartisipasi di posta olahraga terbesar bangsa-bangsa dunia pada tahun
1952 atau ketika Olimpiade ke-15 digelar di Helsingki, Finlandia dengan
mengirimkan tiga atlet putranya di cabang angkat bosi Thio Ging Wie, renang
Habib Soeharko dan dicabang atletik Soedarmodjo. Sejak saat itu,Indonesia hamper tidak pernah
absen dalam mengirimkan atlet terbaiknya di ajang olahraga multicabang terbesar
di dunia ini.
Indonesia hanya dua kali absen yakni pada Olimpiade 1964 di Tokyo Jepang karena kontroversi menyangkut keikutan Indonesia dalam The Games of the New Emerging Forces (GANEFO) yang di gagas Soekarno dan Olimpiade 1980 di Moskowa, Rusia karena turut serta dalam boikot terkait perang Soviet-Afganistgan. Sepanjang keikutsertaan di Olimpiade hingga tahun 2016, Indonesia mendapatkan 32 medali yakni 7 emas, 13 perak dan 12 perungu. Bulutantis menjadi cabang olahraga andalan dan penyumbang terbesar medali bagi Indonesia. Bahkan semua medali Emas Indonesia berasal dari cabang tersebut.
3 Srikandi Pemanah Indonesia 1988 (Nurfitriyana Saiman, Lilies Hanadayani dan Kusuma Wardani) |
Adu
ketangkasan dalam olah raga Badmintone,
Susy
Susanti atlit pertama Indonesia peraih Emas di Olimpiade.
Semoga perjuangan dan oengabdian mereka yg gigih berkah bagi bangsa Indonesia agar merah Putih tetap jaya dipontas Dunia
BalasHapus