NusanTaRa.Com
byIrkaBPiranhA, 16 Juli 2020
Ekonomi
Singapura negara tetangga Indonesia
mengalami krisis jatuh ke jurang resesi, ini terlihat setelah dalam kuartal II-2020 ini,
pertumbuhan ekonominya minus lebih dari 40 % semua ini karena ekonomi Singapura terhantam parah pandemi
virus corona (Covid-19). Para analis mengatakan kinerja ekonomi
Singapura di kuartal II-2020 merupakan angka kuartalan terparah yang pernah ada
sejak Singapura merdeka 55 tahun lalu,
sebagaimana dilansir AFP, Selasa (14/07/2020)
Singapura
yang selama ini sangat bergantung pada
sektor perdagangan dan jasa, pertumbuhan
ekonomi kuartal I-2020 bila dibandingkan
kuartal II-2019, ekonomi Singapura pada kuartal II-2020 minus 41,2 %. Negara
tersebut masuk ke dalam jurang resesi, karena
pertumbuhan ekonominya minus dalam dua kuartal berturut-turut dan terakhir kali Singapura mengalami resesi pada
2009, saat terjadi krisis keuangan global.
Kementerian
Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) pada Selasa (14/7) mengumumkan data
awal (preliminary) pertumbuhan ekonomi mereka minus 41,2 persen pada kuartal II
2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Secara tahunan, ekonomi Singapura sudah terkontraksi 12 persen. Penurunan
itu lebih dalam dibandingkan dengan kuartal I 2020 yang hanya minus 0,7 persen.
Apa yang dialami Singapura seharusnya merupakan sinyal keras bagi Indonesia.
Kerisis
resesi yang menimpa Singapura menjadi
alarm bagi negara-negara di wilayah Asia Tenggara, karena banyak negara yang perdagangannya
juga bergantung pada Singapura. " Ini merupakan angka kuartalan terparah dalam
sejarah 55 tahun Singapura. Namun ini bukan kejutan, karena Singapura memang
sangat tergantung pada perdagangan barang dan jasa ",
Ujar SiDin Song Sen Wun Ekonom dari CIMB Private Banking.
Kementerian
Perdagangan Singapura mengatakan, kontraksi ekonomi yang dalam ini disebabkan
oleh pembatasan aktivitas pada April hingga awal Juni 2020 untuk menahan
penyebaran virus corona, termasuk penutupan banyak bisnis dan aktivitas
ekonomi. Secara figur, sektor
konstruksi di Singapura pada kuartal II-2020 terkontraksi atau minus 54,7%
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Atau minus 95,6% dibandingkan
kuartal sebelumnya.
Sektor
jasa minus 13,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, karena sektor
pariwisata terhantam akibat pembatasan aktivitas. Sektor manufaktur tercatat masih tumbuh
positif 2,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, ini karena pertumbuhan sektor manufaktur
biomedikal. Singapura memang melakukan
pengetatan kegiatan untuk mencegah penyebaran virus corona, dengan melakukan
tes dan melacak jejak orang yang terinfeksi virus corona.
Setidaknya
ada tiga faktor yang membuat Indonesia harus khawatir dengan resesi ekonomi
yang terjadi di Singapura. Pertama,
Singapura adalah negara tujuan ekspor non migas ke lima terbesar Indonesia dan yang terbesar di ASEAN. Faktor kedua
tak kalah mengkhawatirkan adalah, Singapura merupakan negara penanam
modal asing terbesar di Indonesia. Masih menurut data BPS, hingga kuartal I
2020, investor Singapura sudah menempatkan dananya sebesar AS$2,7 miliar ke
3.006 proyek di Indonesia. Alasan
ketiga kenapa resesi Singapura akan berdampak ke Indonesia adalah karena mereka
merupakan penyumbang wisatawan mancanegara (wisman) terbesar kedua bagi Tanah
Air.
Kebijakan
Pemerintah Singapura mengatasi resesi tersebut
dengan mengguyur paket stimulus senilai US$ 72 miliar atau lebih dari Rp
1.000 triliun. Beberapa kebijakan
Pandemi mereka yang memperhatikan ekonomi mereka, saat ini
ekonomi Singapura mulai kembali berjalan, setelah pembatasan aktivitas mulai
dilonggarkan Juni lalu meski sektor
industri pariwisata masih akan menderita karena pandemi.
Singapura
Pusat perekonomian asia tenggara,
Singapura mengalami resesi
karena Pandemi Corona.
Semoga ceoat pulih dan kita di ASEAN terbebas dari resesi ....... itu
BalasHapus