NusanTaRa.Com
byPakeLEE, 08/07/2020
Tan Pek Hau dengan senjata kesukaannya yaitu golok Kwan Kong |
Bersama
istrinya ia selalu menyediakan menu-menu khas tanpa bahan penyedap rasa seperti
nasi campur, gudeg, nasi lengko, nasi langgi, aneka gorengan di rumah makannya, jika anda ada di Slawi mampirlah sembari mencicipi hidangan
sederhana rasa bintang lima ini ! Hati-hati, jangan sampai kesiangan !. Lebih dikenal dengan nama Barong Seto Wijoyo,
Pek Hau kelahiran 1946 memiliki warung
makan bernama “ Fajar Pagi “ di Jalan Jenderal Ahmad Yani No.14A Slawi.
Meski
tubuhnya gemuk Tambun karena usia yang tak muda lagi tapi dia masih telihat
gesit dan lincah dalam memainkan beragam senjata bela diri mulai dari tombak,
pedang, golok, hingga rantai. Karena kepiawaiannya Pek Hau juga penyuka dan
pengoleksi benda antik, terutama keris, yang tak lepas dari kebutuhan dalam
ilmu bela diri yang kebetulan beliau adalah
pesilat bela diri Kungfu yang cukup yang telah ia tekuni sejak muda dulu.
“ Kakek gurune aku dari Shaolin di Shandong
utara ", Ujarnya dengan logat khas Tegal sambil
mengenang kakek gurunya yang jago memainkan senjata berupa rantai. " Ia ngajar ke sana sini, Semarang,
Cirebon, Tegal. Di sini ngajari, gurune aku. Terakhir wafat di Semarang ”, Dia
lalu menambahkan, “ Kakek guru itu sakti. Pakai tenaga dalam.
Bisa matiin api korek dari jauh itu, sakti
".
Sembari
mengenang hari-hari ketika mulai mendalami Kungfu seni bela diri dari
China, “
Ya di sini banyak yang belajar bela diri. Selain melindungi diri, waktu dulu ya rawan
ya, jaman susah. Jadi banyak ahli-ahli bela diri jaga wilayah ”,
Ujar SiDin Pek Hau. Dia merupakan
generasi ketiga yang tinggal di Slawi,
kakeknya Tan Boen Gwan tiba di kota ini pada awal abad ke-20 saat masih
berusia 6 tahun. Ayahnya bernama Tan Djit Cun generasi pertama kelahiran Slawi yang kelak menikah dengan perempuan asal
Purwokerto.
Pek
Hau mulai belajar kungfu pada usia 12 tahun dengan memulai pelajaran dasar
seperti jurus-jurus, sampai menjalani
latihan-latihan pertarungan dengan menggunakan senjata. “
Alat kungfu itu macem-macem. Ada rantai, tombak, golok biasa, golok Kwan
Kong. Pedang Cina itu tajam punya dua mata pedang. Beda sama samurai, kalau
buat kami, samurai itu golok, bukan pedang. Kalau tajem punya mata baru itu
pedang ”, Ujar SiDin Pek Hau sambil memperlihatkan
koleksi senjata tajam yang ia kumpulkan selama ini.
SOUTO TEGAL |
“ Papaku kelahiran sini, mamahe orang
Purwokerto. Tapi aku ndak tau silsilahe. Mamaku namanya Rame, soale lahire pas
Jumat Kliwon, pas rame-ramene Cap Gomeh. Nama Cinane Tjoa Ang Kwie ”, Ujar
SiDin Pek Hau. Pek Hau memiliki lima
anak. Salah satu anaknya bernama Naga Gautama Adiwijaya adalah ahli wushu yang
pernah memenangkan kompetisi di tingkat Provinsi Jawa Tengah.
“ Yang pasti, bela diri itu buat membela orang
lain bukan buat nyakitin ”, Ujarnya,
dia pernah dianiaya seorang preman karena membela nenek budhenya. Bahkan, ia rela dipukuli dan masuk penjara LP
Tegal Margorejo karena melindungi sang nenek.
Keadaan itu menguatkan niatnya untuk belajar bela diri dan semakin getol
menimba ilmu dari kakek gurunya yang bernama Chie Siauw Fu.
Jika
Anda sempat berkunjung ke warung makan Fajar Pagi di Slawi, cobalah untuk
bercakap dengan Pek Hau atau istrinya. Mereka selalu ramah melayani pelanggan.
Jika beruntung, Pek Hau bisa mengajak Anda melihat koleksi keris dan
menceritakan pengalaman-pengalaman hidupnya ketika masih aktif menjadi pesilat.
Atau, Anda akan mendengar kisah berkembangnya teh wangi melati di Slawi.
Sauto
Tegal adalah penganan berupa Soto salah satu hidangan khas Slawi ini ditambah bumbu saus tauco berempah pedas
yang disaji di warung makan didepan rumahnya.
Disatu ruangan tampak tumpukan buku-buku pengetahuan dan budaya Cina
yang ia kumpulkan dan foto-foto dirinya bersama empat anak perempuan dan satu
anak laki-lakinya yang ia banggakan.
SLAWI
kota kecil di wilayah pantai utara Jawa
ibukota Kabupaten Tegal memiliki sederet keistimewaan. Kota ini dijuluki kota industri teh wangi Indonesia, kota tahu
aci, sampai kota asal sate kambing balibul (bawah lima bulan) atau batibul
(bawah tiga bulan). Siapa yang tak
kenal Teh wangi harum bunga melati ? di kota ini terdapat nama beken teh seperti
Teh Tongtji, Teh Sosro, Teh Botol, Teh Poci, Teh 2 Tang, dan Teh Gopek.
Tan Pek Hau |
Saking
menjamurnya perusahaan teh di Slawi, kawasan Pecinan Slawi tumbuh sebagai kota
dagang ramai. Begitu ramainya Slawi, rumah gedong bermunculan. Tak hanya
rumah-rumah orang Cina Slawi, tetapi juga rumah-rumah pejabat dan pengusaha
gula milik orang Belanda. Bersamaan dengan tumbuh ramainya Slawi muncullah para
jago kungfu di kota itu. Lantas apa peran jago-jago kungfu itu?
Untuk
mengamalkan ilmunya bagi orang banyak atas dorongan hatinya ia mengajar dengan
sukarela tanpa bayaran, melatih ini mulai ia lakoni sejak berusia 40
tahun. “ Pernah ngajar di halaman rumahe temen, atau
ngajar di lapangan, atau ya di halaman rumah-rumah. Ada kumpulane anak-anak
yang belajar ”, kenangnya, “ Masyarakat
nganggep saya itu guru, ya saya harus jadi guru yang baik ", meski saat ini tak melatih tapi masih
kerap berlatih bela diri di rumahnya yang sekaligus menjadi warung makan itu.
Mampir
di Slawi menikmati Soto Tegal Tan Pek Hau,
Di sudut
warung Fajar Pagi terasa beraura Kungfu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar