NusanTaRa.Com
byMapiroHBorra, 07 Juli 2020
Masyarakat
Adat Baduy mengajukan permohonan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar
menghapuskan kawasan adat Baduy sebagai destinasi wisata, karena sudah merasa terusik oleh 'hilir
mudik' pariwisata dan berharap agar wilayah Baduy ditetapkan menjadi cagar alam
dan cagar budaya. Keputusan ini
dicetuskan oleh Lembaga Adat Baduy dalam pertemuan di Desa Kanekes, Kecamatan
Leuwidamar Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (04/07/2020) untuk membahas surat
terbuka yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.
Jaro
Saidi, salah satu Pemangku Adat di Baduy mengungkapkan keresahannya bahwa
pencemaran lingkungan di wilayah Baduy semakin mengkhawatirkan. Banyak pedagang
dari luar Baduy berdatangan ke dalam, sebagian besar menjual produk makanan
minuman berkemasan plastik sehingga mendatangkan persoalan baru, "
Ini terjadi karena terlalu banyaknya wisatawan yang datang, ditambah
banyak dari mereka yang tidak mengindahkan dan menjaga kelestarian alam,
sehingga banyak tatanan dan tuntunan adat yang mulai terkikis dan tergerus oleh
persinggungan tersebut ", Ujar SiDin Jaro Saidi.
Pertemuan
tersebut juga sekaligus memberikan mandat kepada tim dari luar wilayah Baduy
yang dikepalai oleh Heru Nugroho, dan 3 anggota lainnya yaitu Henri Nurcahyo,
Anton Nugroho, dan Fajar Yugaswara. Mereka dipercaya oleh Lembaga Adat Baduy
untuk bisa menyampaikan aspirasi dan mengirimkan surat terbuka kepada Presiden,
beberapa Kementerian dan perangkat daerah wilayah Banten.
Meski
demikian masyarakat suku Baduy tidak serta merta menolak wisatawan karena menganggap datangnya wisatawan sebagai salah
satu bentuk silaturahmi yang harus dihargai.
" Pada prinsipnya, mereka
tidak "menolak" silaturahmi. Mereka sangat menghargai silaturahmi dan
persaudaraan. Jadi, jika ada pihak yang mau datang ke sana. Ya tetap
dipersilahkan ", Ujar SiDin
Heru Nugroho, ketua Tim Perwakilan yang ditunjuk oleh Lembaga Adat Baduy
sebagai di cover langsung NusanTaRa.Com, Senin (6/7/2020).
Tapi
Heru Nugroho menekankan agar wisatawan tersebut harus memiliki tujuan khusus
dan krama yang teratur, terutama silaturahmi dengan masyarakat Baduy dan Jangan
cuma hanya 'menonton' masyarakat Baduy dalam keseharian yang dapat melahirkan
konotasi negatip saja. " Demi sebuah tujuan silaturahmi, bukan cuma
"nonton" orang Baduy dan tatanan adat yang ada di sana. Istilah
mereka gini, Tatanan adat kami itu adalah tuntunan, bukan tontonan ",
Ujar SiDin Heru Nugroho.
Banyak
sekali wisatawan yang datang ke Badui
tapi mereka tidak mengindahkan kelestarian alam, serta adat istiadat suku
Baduy, " Ini terjadi karena terlalu banyaknya
wisatawan yang datang, ditambah banyak dari mereka yang tidak mengindahkan dan
menjaga kelestarian alam, sehingga banyak tatanan dan tuntunan adat yang mulai
terkikis dan tergerus oleh persinggungan tersebut ",
Ujar SiDin Jaro Saidi, salah satu
pemangku adat di Baduy.
Belum
lagi soal masalah sampah. Pencemaran lingkungan di Baduy sudah semakin
mengkhawatirkan. Banyak pedagang dari luar Baduy yang berdatangan ke dalam dan sebagian besar menjual produk makanan minuman
berkemasan plastik sehingga mendatangkan masalah baru, sampah plastik di Baduy
dan alam yang terusakkan.
Secara
lisan, mandat disampaikan langsung oleh Jaro Tangtu Cikeusik, kerap disapa Jaro
Alim, yang turut disaksikan oleh Puun Cikeusik dan Jaro Saidi. Selanjutnya
diadakan pertemuan dengan lembaga adat Baduy, sekaligus memberikan mandat
secara administratif kepada Tim Heru Nugroho, dimana mandat administratif
tersebut diberikan langsung dan diwakili oleh Jaro Dangka (Jaro Aja), Jaro
Madali (Pusat Jaro Tujuh), dan Jaro Saidi (Tanggungan Jaro Dua Belas).
Heru
Nugroho selaku ketua Tim, mengaku sangat antusias dan siap menjadi narahubung
aspirasi masyarakat Baduy ke Presiden Joko Widodo. " Karena kedekatan saya kepada masyarakat Baduy
yang sudah terjalin sekian lama, mungkin saya diberikan kepercayaan oleh mereka
(Pemangku Adat Baduy) untuk bisa menyampaikan aspirasinya kepada Bapak Presiden
melalui surat terbuka ini ", Ujar SiDin Heru Nugroho dengan Plabomoranya
(hebatnya).
Desa
Budaya desa wisata,
Suku
Baduy ingin dicabut dari destinasi Wisata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar