NusanTaRa.Com
byBakkaranGNunukaN, 18/01/2020
Kalangan
konservasi alam Indonesia saat ini tentunya dapat sedikit gembira karena Badak jawa [Rhinoceros sondaicus] telah bertambah
Populasinya yang sebelumnya hanya 68 ekor kini telah berkembang menjadi 72
individu. Empat induk badak telah melahirkan anak
masing-masing melahirkan satu individu
Badak Jawa di Ujung Kolon Jawa Barat dan ini merupakan jumlah Populasi Badak
Jawa tertinggi selama ini, sejak tahun 1967, 1980, 1983 dan 2007 yang hanya
berjumlah 64 individu.
Kabar
gembira tersebut datangnya dari Taman Nasional Ujung Kulon [TNUK], Banten,
untuk Indonesia dan dunia bahwa Empat induk Badak jawa [Rhinoceros sondaicus] telah
melahirkan anak masing-masing satu individu.
“ Dari induk bernama Mantili,
Srikandi, Suci, dan Tiara. Ada dua
individu betina, satu jantan dan satu lagi belum diketahui jenis kelaminnya.
Keseluruhan, per September 2019, jumlah satwa bercula satu ini sebanyak 72
individu ”, Ujar SiDin
Anggodo Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Anggodo, Sabtu [14/12/2019].
Badak
jawa di Ujung Kulon sepuluh tahun lalu diperkirakan kurang dari 50 individu,
kemudian Populasi ini meningkat secara bertahap yang ditandai dengan
adanya kelahiran sejak 2012. Berdasarkan catatan sejarah diketahui bahwa
dahulunya Badak jawa tersebar luas mulai
dari India, Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Semenanjung Malaysia,
Jawa, dan Sumatera Tapi kini Badak jawa
menjadi langka dan hanya ada di Ujung Kulon.
Inventarisir
data Badak Jawa juga menunjukkan bahwa dari
72 individu itu diketahui 38 individu jantan, 33 individu betina, dan 1
individu belum teridentifikasi dan dari jumlah tersebut terdapat 15 individu
anak dan 57 individu remaja-dewasa. Menurut
Anggodo, hal ini membuktikan bahwa kondisi habitatnya masih dalam keadaan
bagus, “ Sejak
2012, selalu terekam kelahiran anak badak jawa di Taman Nasional Ujung
Kulon ”, Ujar SiDin laji.
Hal itu
diketahui setelah Tim identifikasi Balai Taman Nasional Ujung Kulon yang
dipimpin Yayus dan Aphuy yaitu Tim Rhino Monitoring dan Rhino Health menemukan
anakan badak tersebut melalui kamera jebak,
masing-masing berusia antara 1 bulan, 1-2 bulan, 3-5 bulan, dan 10-12
bulan. Secara keseluruhan Kondisi Badak
jawa kata Anggodo, hingga saat ini baik-baik saja, meski dari pantauan
kemungkinan adanya potensi penularan penyakit, gangguan ternak,
perburuan, dan perkawinan dalam satu garis keturunan yang menyebabkan
kecacatan dan ini terus amati.
“ Kewaspadaan juga diberlakukan terhadap
potensi ancaman bencana alam di wilayah Ujung Kulon. Untuk pantauan badak, kami melibatkan
masyarakat, mitra kerja dan pihak perguruan tinggi ”, Ujar SiDin Anggodo dengan Plabomoranya
(Hebatnya). Indra Exploitasi Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati
KLHK mengatakan bahwa wilayah Taman Nasional Ujung Kolon aman dari ancaman perburuan, “ Anak
badak yang lahir ini dari induk berbeda. Program untuk mempertahankan habitat
seperti membersihkan tanaman invasif yang mengganggu tumbuhan pakan badak terus
dilakukan ”, Ujar SiDin Indra
Exploitasia.
Badak
jawa merupakan mamalia berpostur tegap,
tingginya hingga bahu, sekitar
128-175 sentimeter dengan bobot tubuh 1.600-2.280 kilogram dengan penglihatan yang kurang awas, akan tetapi
pendengaran dan penciumannya super tajam yang mampu menangkap sinyal bahaya
yang menghampiri kehidupannya. Satu cula berukuran 25 sentimeter berwarna
abu-abu gelap atau hitam merupakan ciri khas utama jenis ini.
Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 Tahun 2018 tentang Jenis
Tumbuhan dan Satwa Dilindungi maka Badak Jawa termasuk satwa yang dilindungi. Berdasarkan IUCN Red List statusnya Kritis
[Critically Endangered] atau satu langkah menuju kepunahan di alam liar.
Populasinya hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon, tepatnya di Semenanjung
Ujung Kulon.
reffMongabay, 17/12/2019
BinAtang
hidung bertanduk ya Badak,
Badak
Jawa sukses berkambang dengan tambahan 4 anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar