NusanTaRa.Com
byIrkaBPiranhA, 11/01/2020
Menteri
Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri Global Forum Food and Agriculture
(GFFA) 2020 di Berlin, Jerman, sebuah forum pertemuan dua tahunan menteri
pertanian sedunia. Dalam forum tersebut
Syahrul YL dan delegasi Pemerintah
Republik Indonesia, membawa tiga misi penting dalam kegiatan yang berlangsung
16-18 Januari 2020 ini dalam rangkah menguatkan peran pertanian di kancah
pembangunan dunia.
GFFA,
yang diselenggarakan oleh Kementerian Federal Pangan dan Pertanian (BMEL)
Jerman, bekerja sama dengan Senat Berlin, Messe Berlin GmbH, dan GFFA Berlin
eV, memberikan peluang bagi perwakilan dari politik, bisnis, dan masyarakat
sipil untuk berbagi ide, dan meningkatkan pemahaman politik tentang topik
kebijakan pertanian saat ini dalam konteks ketahanan pangan. “
Pemerintah Indonesia setidaknya membawa 3 misi tentang pangan untuk
kemanusiaan. Selain itu mendorong transfer teknologi dan pengetahuan dari
negara maju ”, Ujar SiDin Mentan SYL, di
Berlin (18/01/2020).
Tiga
misi penting yang dilontarkan kontijen Kementan RI diforum tersebut :
Pertama,
menghilangkan batasan yang menghambat intervensi bantuan pangan bagi
kemanusiaan.
Kedua,
negara-negara maju harus memiliki komitmen yang kuat untuk membantu
negara-negara berkembang dan terbelakang untuk dapat maju bersama melalui
transfer ilmu pengetahuan, inovasi teknologi, keahlian, dan pengalaman.
Ketiga,
menjadikan pangan sebagai instrumen penting dan strategis sebagai bahasa
perdamaian dunia.
Forum
global ke-11 untuk pangan dan pertanian tersebut mengangkat topik " Pertanian Menjadi Digital; Solusi Cerdas
untuk Pertanian Masa Depan ". GFFA adalah konferensi internasional yang
berfokus pada pertanyaan-pertanyaan sentral mengenai masa depan industri
pertanian-pangan global. " Misi tersebut kita diusulkan untuk dideklarasikan
dalam forum sebagai bagian dari kesepahaman bersama antara menteri pertanian
sedunia. Itu misi yang diperjuangkan delegasi Indonesia dalam forum global
tersebut ", Ujar Sidin mantan gubernur Sulsel dua periode
itu disana.
Selama tiga
hari peserta di GFFA, yang diperkirakan 2.000 pengunjung internasional dari
bidang politik, industri, ilmu pengetahuan dan masyarakat sipil mendiskusikan
topik utama. Puncak GFFA adalah
Konferensi Menteri Pertanian informal terbesar di dunia. Konferensi ini memberikan kesempatan bagi
perwakilan dari dunia politik, bisnis, ilmu pengetahuan, dan masyarakat sipil
untuk berbagi ide. Meningkatkan pemahaman tentang topik pilihan kebijakan
pertanian saat ini.
Tak
kurang dari 70 menteri pertanian dari seluruh dunia dan perwakilan tingkat
tinggi dari organisasi internasional mengadopsi komunike politik bersama
tentang topik utama masing-masing peserta yang memasukkan usulannya. GFFA
diadakan di Berlin bersamaan dengan International Green Week. Kebijakan tersebut bila bias diterapkan setiap
Negara di dunia di harapkan pencapaian ketahanan pangan dunia dan bisnis
pertanian akan mampu meujutkan kemajuan
pembangunan dunia.
Misi
Kementan RI tersebut untuk diusulkan
dan dideklarasikan dalam forum GFFA
sebagai bagian dari kesepahaman bersama antara menteri pertanian sedunia, "
Itu misi yang diperjuangkan delegasi Indonesia dalam forum global
tersebut ", Ujar SiDin Mentan
Syahrul di Berlin Jerman. Forum global
ke-11 untuk pangan dan pertanian tersebut mengangkat topic " Pertanian Menjadi Digital; Solusi
Cerdas untuk Pertanian Masa Depan ".
Pertanian
sektor utama pembangunan manusia,
Syahrul
YL Mentan RI di GFFA bawa tiga misi utama.
Selamat bertugas Karaeng Syahrul YL Gantengku, sukses tugas Pertanian maju .......................
BalasHapusPertanian usaha pokok rakyat Indonesia dan sebagian besar petani jadi pertanian maju Indonesia jaya
BalasHapus