NusanTaRa.Com
byBakuINunukaN, 11/01/2020
Gadis dayak berjalan ke mudik,
Perjalanan sepanjang jalan perbatasan sungguh asik.
byBakuINunukaN, 11/01/2020
Bila di lihat dari udara dan kita tepat berada di angkasa kawasan PerBatasan dengan pesawat maka dibumi akan terlihat semacam garis lurus memanjang dibawah dengan tak seberapa kelokan, yah garis lurus tersebut adalah jalan raya Perbatasan yang membentang mulai dari Desa Sungai Ular hingga Kecamatan Tulin Onsoi Kabupaten Nunukan. Jalan PerBatasan tersebut dibangun dengan dana Proyek Dinas PUPR Prov. Kalimantan Utara, sepanjang jalan diapit oleh perkebunan Kelapa sawit baik milik masyarakat maupun milik perusahaan, Perumahan, Daerah Transmigrasi, Kebun Rakyat, Hutan, semak, dua pomBensin Pertamina dsbgnya.
Sebagai jalan PerBatasan, jalan Provinsi ini terletak di wilayah Kabupaten Nunukan Indonesia yang tak jauh dari wilayah Negara tetangga Malaysia yaitu negeri Bagian Sabah ada yang hanya berjarak 2 km ke garis batas Malaysia. Untuk dapat melewati jalan yang berjarak sekitar 210 km, saya dari P Nunukan naik speedBoat selama 1 jam melintasi sungai Ular dan melewati dua Pos Pamtas (Pengamanan Perbatasan) yang dijaga TNI di sepanjang sungai yang dipenuhi hutan mangrove sebelah kiri dan sebelah kanan sungai Mangrove Malaysia dengan sebuah Pos Jaga Malaysia berbendera leres merah putih dan bintang bulan kuning.
Di Desa Ular kami merapat tepat di dermaga tepi sungai, terbuat dari kayu Ulin selebar 2 meter dan panjang 20 meter, dibagian depan bangunan petugas jaga Dermaga dan sebuah ruang tunggu terbuka tanpa dinding, disamping terlihat deretan speedboat yang menanti penumpang untuk berangkat baik kedaerah sekitar, ke Nunukan, kepedalaman bahkan ada yang ke daerah Malaysia di sekitar situ. 50 meter dari situ terdapat sandarann kapal besar pengangkut buah Kelapa Sawit yang akan di angkut keberbagai lokasi Pabrik CPO di sekitar Nunukan dan tempat bongkar muat kendaran serta alat-alat berat lainnya.
Tak jauh dari dermaga terdapat satu Pos Pamtas yang dijaga sekitar empat TNI Darat berseragam dengan bangunan ukuran 3 x 6 meter berwarna loreng-loreng kehijauan. Banyak mobil rental (30an) antri didepan dermaga berbagai merek menanti penumpang menyewa mengantar ke berbagai lokasi sepanjang perbatasan seperti SeiMenggaris, Sikulayan, Batu Mayo, Tulin Onsoi bahkan ada yang sampai ke Mensalong, Malinau, Tanjung selor dan Samarinda, " Bahkan kadang kala Pak ada yang mencarter hingga ke Tanjung Selor (ibukota Prov. Kalimantan Utar) ", Ujar SiDin Pak Badol pemilik rental warga Bone disana.
Kami serombongan dijemput dua Mobil Trooper milik PT. Karang Juang Hijau Lestari tempat kami bertugas, yang parkir disisi jalan yang juga dikitari bangunan rumah usaha warung dan toko yang banyak dimliki kaum pendatang Bugis dan beberapa Jawa. Lepas dari area parkir kendaraan kami meluncur keluar dan langsung menumpuh tanjakan untuk menuju kawasan Tulin Onsoi melintasi jalan beraspal selebar 12 meter, berparit semen kiri-kanan dan Bis cat putih mewarnai pembatas jalan dan melewati jembatan pendek dan panjang yang sempurna.
Sepanjang perjalanan 210 km tersebut malintasi daerah terbilang datar atau dataran rendah dengan ketinggian maks 40 mdpl ada 70 persen dengan sedikit berkelok. Sepanjang perjalanan juga diapit Kelapa Sawit (60 persen perjalanan) Milik perusahaan dan masyarakat, Hutan tipis, belukar, perumahan kampung (ada juga perusahaan). Perkampungan yang ada disepanjang perjalanan terdiri dari warga Asli seperti Dayak (Desa Sikulayan dan Desa Ular) dan Tidung serta warga pendatang seperti Timor, Jawa, Bugis dan Bone.
Memasuki kawasan Gunung Batu Mayo perjalanan akan melintasi perjalanan di ketinggian, sepanjang 40 km dengan ketinggian lokasi mencapai 700 mdpl dengan perjalanan naik turun dan berkelok-kelok. Dikawasan tersebut banyak dihuni petani yang bertani dengan kawasan yang sempit, berbatu dan curam terkadang disatu titik ditemui longsoran tanah kearah jalan. Dari ketinggian ini kita dapat menatap kawasan tepi laut sebelah kiri yang datar serta hutan dan kampung-kampung kecil sebela kanan kita dapat melihat deretan Kelapa Sawit, Hutan menutupi gunung dan kawasan Malaysia jauh diujung utara.
Perjalanan panjang ini melintasi beberapa Sungai besar di Kabupaten Nunukan seperti Sei Ular, Sei Sikulayan, Sei Semenggaris, Sei Sebuku, Sei Semunat, Sei Mayo, Sei Tinampak dll dengan jembatan yang baik. Sepanjang perjalanan selain dihiasi Tanaman sawit, Sarang Burung Walet, hutan, perkampungan akan kita temukan banyak Pos Pamtas terutama dijalur penting Seperti Sei Ular, Sei Sikulayan, Tinampak II, Pos Sei Salang yang berdekatan dengan jalan tradisi menuju Malaysia dan bahkan Jalan Resmi Aspal seperti Pos Pamtas Di Simpang Tiga Sei Menggaris dihiasi tugu dengan bendera Merah putih.
Mendekati Area PT. KarangJuang Hijau Lestari kami melintasi jalan-jalan negara dan jalan milik perusahaan kelapa Sawit yang penuh dengan Kelapa Sawit serta beberapa Desa seperti Apas, Tulin Onsoi, semekar. Menurut kisah bahwa warga Asli disini dahulu yaitu dayak, Tegalan dan Tidung, jika mengunjungi Sabah Malaysia mereka hanya berjalan kaki melintasi hutan dan sungai hinga 7 hari lamanya.
Gadis dayak berjalan ke mudik,
Perjalanan sepanjang jalan perbatasan sungguh asik.
Gila man Tarmidi bangetttttt ........
BalasHapus