NusanTaRa.Com
byMuhammaDBakkaranG, 03/01/2020
Mungkin
kita pernah membayangkan betapa hebatnya
jika berada diatas bongkahan batu besar sembari
tidur-tiduran menatap langit, menikmati sentuan angina sejuk, menikmati
keindahan alam disekitarnya dan sebagainya yang membuat kita lebih happy dan
fresh. Kegiatan seperti ini sudah menjadi
suatu kegiatan olah raga tersendiri dengan sarana khusus, lokasi tersendiri
dengan bongkahan batu besar yang super ganal dan terjal dan perlu skill untuk dapat melakoninya dengan happy. Gunung Kelam di Kecamatan Permai, Kabupaten
Sintang Provinsi Kalimantan Barat, salah satu area yang cocok dengan imajinasi
tersebut.
Taman
wisata Alam (TWA) Gunung Kelam, Sintang menjadi area Pendakian via ferrata – jalur
pendakian yang dilengkapi dengan kabel baja dan tangga besi dengan pengaman harness
dan penambat, menjadi tonggak baru dalam sejarah pengembangan wisata alam di
Taman Wisata Alam (TWA). Demikian,
dikatakan Sadtata Noor Adirahmanta,
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar),
pekan lalu, Selasa (3/12/2019), saat peresmian jalur pendakian via ferrata
Gunung Kelam, di aula serbaguna TWA Gunung Kelam.
“ Pengembangan wisata TWA Gunung Kelam, arahnya
jelas. Hutan lestari, Destinasi Wisata dan masyarakat sejahtera. Bagi kami itu bukan hanya basa basi. Harus
dapat terwujud nyata. Ini bukan slogan. Karenanya, kami bangun via Ferrata di
Gunung Kelam ”, Ujar SiDin Sadtata saat
memberi sambutan pada acara peresmian Ferrata Gunung Kelam yang juga dihadiri
Bupati Sintang, Jarot Winarno. Gunung
Kelam merupakan satu undukan batu
monolit terbesar di dunia dan menjadi jalur pendakian via ferrata tertinggi di
Indonesia, pihaknya ingin membawa Gunung Kelam menjadi destinasi wisata alam
internasional.
“ Karena diamanahkan mengelola TWA Gunung
Kelam, saya berpikir bagaimana agar kawasan tetap lestari dan utuh, tetapi
masyarakat di sekitarnya tetap happy. Karenanya, saya akan memastikan Gunung
Kelam akan menjadi destinasi wisata alam
internasional ”, Ujar SiDin Sadtata
dengan plabomoranya. Bupati Sintang Jarot Winarno, mengatakan bahwa
dirinya akan mem-branding kalau bicara Sintang, itu Kelam. Sebaliknya, kalau
mengatakan Kelam, itu Sintang, “ Dari mana bapak. Dari Sintang. Kelamkah.
Kira-kira seperti itu misalnya? ”, Ujar
SiDin Laji sembari memukul Gong sebanyak tujuh kali sebagai pertanda jalur
pendakian via Ferrata Gunung Kelam resmi diLaunching.
“ Saat
ini kondisinya memang belum sempurna. Pembangunan Via Ferrata Gunung Kelam baru
tahap awal. Sambil jalan akan kita perbaiki dan sempurnakan. Ada beberapa hal
yang terus dan akan terus dibenahi, dalam upaya mengoptimalisasi konservasi dan
pengembangan serta pemanfaatan ekowisata di TWA Gunung Kelam ”, Ujar SiDin Sadtata
yang juga turut serta mengikuti pendakian perdana Via Ferrata Gunung Kelam.
Peserta
asal Jakarta, Cheddi Dahlan, yang mendapat kesempatan dari Balai KSDA Kalbar
untuk mengikut Launching pendakian perdana Via Ferrata Gunung Kelam
terlihat sangat antusias. Menurut pria lulusan MBA dari University of
Canberra yang juga pensiunan konsultan pendidikan International Development
Program (IDP) Australia yang pernah mengunjungi batu monolit Ayers Rock, Uluru,
di Northern Teritory, Australia, banyak
orang Indonesia yang mungkin belum mengetahui kalau ada aset kekayaan alam yang
sangat menarik, seperti Gunung Kelam yang merupakan salah satu dari 14 batu
monolit terbesar dunia.
“ Sudah setahun sebelumnya, saya berencana
mengunjungi Gunung Kelam. Bangga rasanya, Indonesia memiliki salah satu dari 14
batu monolit terbesar di dunia. Makanya, begitu kesempatan itu datang,
walaupaun hanya satu hari sebelumnya mendapat informasi, tanpa pikir panjang,
langsung memesan tiket penerbangan menuju Sintang ”, Ujar SiDin Cheddi, sebelum melakukan pendakian Via Ferrata Gunung
Kelam.
Gunung
Kelam yang berbentuk seperti kubah batu raksasa ini, diklaim sebagai batu
monolit– batu tunggal–terbesar di planet bumi.
Mempunyai tinggi lebih dari 950 mdpl atau hampir mencapai 1.000 meter
dan membentang besar dan masif dari timur ke barat. Ketika mendaki dan anda beruntung anda bias
menikmati keberadaan si cantik Nephentes clipeata, kantong semar berukuran
besar yang merupakan endemiknya Gunung
Kelam tentunya sangat dianjurkan untuk tidak dibawah moleh.
Menyusur
alam mencari Inspirasi hidup,
Gunung
Kelam pendakian batu Monolit via Ferrata
yang tegap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar