Minggu, 01 September 2019

PERJALANAN KISAH ES KERIM DAN KEBERADAANNYA DI JUKARTA.

NusanTaRa.Com
byPaKeLEE, 02/08/2019



Es Kerim sebuah makanan beku dari produk susu seperti krim (atau sejenisnya), digabungkan dengan perasa dan pemanis kemudian campuran ini didinginkan dengan mengaduk sambil mengurangi suhunya untuk mencegah pembentukan kristal es besar.  Makanan ini ditaruh disebuah wadah mangkuk-mangkuk kecil kemudian diseduh dengan sendok kecil atau langsung dijilat, menjadi penganan yang menyenangkan terlebih di siang yang panas atau sebagai sajian penutup sebuah makanan, penganan ini juga telah masuk Indonesia sejak jaman Bolanda.

Para sejarawan mengatakan kalau Es lembut ini atau Es Krim Konon  berasal dari Cina yang tercipta  pada 3000 SM, bahkan sang petualang dari Italia (pendeta) yang kesana mencari resep Es Kerim ini dan memperkenalkannya ke Italia.  Es Keri mini mulai dikenal dimasyarakat dunia pada abad ke – 17, ketika penganan ini menyebar dari Italia ke utara Eropah,  Perancis dan Amerika hingga keseluruh dunia kemudian mencapai Indonesia yang dibawakan kolonial Bolanda. Kala itu Es Kerim sangat sederhana berbanding sekarang, hanya terbuat daarri Es dan Kerim dengan perisa sederhana seperti Vanila dan chocolate, Es Kerim dari Prancis adalah “ Perancis-style ” ice cream (dibuat dengan kuning telur) dan mitranya dari Amerika membuat, “ Philadelphia style ”(tidak menggunakan kuning telur melainkan putih telur). 

Di Jakarta hingga tahun 1950-an masih ditemukan penjaja es krim  yang menggunakan gerobak ditarik  kuda hias, model sirkus Gipsy yang penjualnya mengenakan jas panjang (tuxedo) dan topi tinggi,  juga masih terdapat penjaja es krim menggunakan pikulan dan  Es Krim merk Baltik pernah menjadi nama yang dikenal oleh anak-anak.  Namun sekarang di Jukarta es krim dengan berbagai merknya telah masuk ke berbagai gang dan kampung dengan menggunakan sepeda dan bebunyian elektronik dan telah menghiasi berbagai pusat perbelanjaan.

Di Jakarta dulu ada tiga toko es krim yang dapat bertahan cukup  lama yaitu pertama toko es krim Sweet Corner yang terletak di Jalan Pintu Air, berhadapan dengan Bioskop Satria dan Sekolah Kristen (sekarang sekolah Penabur),   Kedua, es krim Italy yang terletak di bilangan Pintu Air (jalan Veteran I) dan ketiga, es krim Ragusa yang berada di Pasar Baru, sekarang yang tinggal hanya dua yang pertama udah tidak ada.   Es lain yang juga hampir punah adalah es lilin celup atau es lilin goyang, sebab membuatnya harus dicelup dulu dan di goyang-goyang dalam gerobak. Selain itu, pada 1970-an pernah menjamur orang membuat dan menjual es mambo. Es yang dibungkus plastik dengan berbagai rasa. Pada waktu itu, setiap orang yang mempunyai kulkas berkesempatan untuk membuatnya. 

Walaupun beberapa perusahaan es krim Amerika dan Australia telah hadir di Jakarta dengan teknologi modern dang menghiasi lantai-lantai Mall dan pusat perbelanja dengan sitem pelayanan yang sangat menyenangkan dan menghibur, tetapi tetap saja ada penjual es krim model dikerok atau krim mong-mong sehingga pembeli masih mendengar suara, srek…kreok…., sewaktu es krim diambil dari tempatnya untuk diletakan di gelas plastik model lama, es kerimini masih eksis mengitari kampung-kampung hingga kini.

Dulu di belakang Pasar Baru, beberapa rumah makan Cina menyediakan es campur yang mereka namakan Es Shanghai (mungkin mengambil nama dari asal wilayah penjualnya di Cina). Merk ini kemudian menyebar ke berbagai rumah makan lain. Sebagian diubah namanya menjadi Es Apollo karena dipengaruhi peluncuran pesawat angkasa Apollo Amerika, Es Fujiyma berbentuk seperti gunung Fujiyama di Jopang dan  terakhir dikenal dengan nama Es Teler, suatu istilah yang diambil dari bahasa jalanan yang berarti mabuk.   Padahal Es Teler maksudnya es campur yang berisi kolang-kaling, kelapa muda, cendol, potongan buah alpukat, gula, dan santan berwarna ternyata Es menghebohkan ini  ternyata tidak ada bedanya dengan Es Shanghai yang dulu itu.

Penjual Es Teler yang pertama dan terkenal di Jakarta pada 1970-an ada di perdagangan di trotoar pertigan jalan Cilacap, Menteng.  Pada waktu itu  banyak orang sampai ngantri untuk membelinya, khususnya anak muda. Keberhasilannya itu kemudian banyak ditiru oleh pedagang lain, termasuk pedagang makanan dan minuman yang besar juga menggunakan istilah kepunyaan pedagang kaki lima itu untuk merek dagangnya.

Langgo Pintar jual Es Kerim,

Menikmati Es Kerim menggembiran dan jadi tentram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PELAJAR PAPUA DI KOMPETISI INTERNASIONAL SAINS BALI MERAIH MEDALI EMAS

NusaNTaRa.Com          byDannYAsmorO,      M   i   n   g   g   u,    2   4     N  o  v  e  m  b  e  r     2   0   2   4       Tim Papua yang...