NusaNTaRa.Com
byRaisALembuduT, J u m a t, 2 7 S e p t e m b e r 2 0 2 4
Kapolres Nunukan, AKBP Bonifasius Rumbewas saat memberikan buku
kepada anak-anak WNI yang tinggal di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Alhasil,
jika ingin tetap dapat bersekolah, mereka harus sekolah di wilayah Indonesia
sendiri tepatnya di wilayah Sebatik Barat.
“ Orang tua mereka memang kerja
di sana, susah untuk mendapatkan pendidikan, mereka tidak bisa menerima
pendidikan bahkan pelayanan lainnya, termasuk administrasi banyak tidak
terpenuhi, jadi susah bisa sekolah, padahal anak anak ini punya hak dapat
pendidikan ”, Ujar SiDin
Kapolres Nunukan, AKBP Bonifasius
Rumbewas dalam satu keterangannya pada awak
media, Rabu (25/09/2024).
Lewat
patroli dialogis kewilayahan, Polres Nunukan mendatangi anak-anak di sejumlah
sekolah tempat mereka bersekolah, tepatnya
di Desa Sei Limau, Sebatik Barat. Terungkap bahwa anak-anak yang ditemui di sekolahnya
tersebut, antusiasnya sangat tinggi
untuk dapat bersekolah
meski kondisinya yang agak sulit baik Gedung sekolah
maupun sarana kehidupan
lainnya.
Untuk
menuju ke sekolah, mereka setiap hari berjalan kaki sejauh kurang lebih 15 km
dari barak mereka di perbatasan Malaysia, itu juga harus dilalui dengan kondisi
jalan yang ekstrim, jalannya mereka becek jika sudah hujan mengguyur, bahkan
mereka harus sampai tenteng sepatu, supaya sepatunya tidak rusak. “ Melihat
ini muncul ide kami (Polres Nunukan) untuk mempermudah dan memfasilitasi
pendidikan anak-anak tersebut dengan berkoordinasi bersama kapolda
melaporkannya kemungkinan nanti dalam upaya kita untuk memfasilitasi dan
mempermudah mereka mengakses pendidikan, rencananya kami akan membangun rumah baca
untuk membantu pendidikan dan bimbingan belajar ”,
Ujar SiDin AKBP Bonifasius Rumbewas dengan Ahmadernya (Manisnya).
Pihaknya
sudah ke lokasi melihat – lihat wilayah
tersebut dan dengan rencana tersebut, tentu akan
butuh lahan untuk membangun rumah belajar yang sifatnya tidak pinjam
pakai, namun sudah permanen untuk
digunakan untuk berkelanjutan pembinaan anak-anak tersebut. Saat mengunjungi langsung, Boni sendiri
mengaku disambut antusias perangkat desa di wilayah tersebut. Bahkan pihaknya
difasilitasi hingga ke lokasi melihat lokasi lahan yang memungkinkan bisa
digunakan.
“ Yang menguntungkan pihak kita, saat ada
pengukuran wilayah patok, Sebatik punya
wilayah lahan baru yang lahan tersebut sudah merupakan tanah negara, lahan
itulah yang rencananya dihibahkan ke kami dan akan kami manfaatkan ”, Cakap
SiDin AKBP Bonifasius
Rumbewas Laji.
Rumah
tersebut akan menjadi rumah belajar yang punya fasilitas untuk proses belajar
mengajar, lengkap dengan buku beserta tenaga pengajar yang akan mendampingi
mereka belajar. Boni juga mengaku
ada banyak anak sekolah yang sejatinya membutuhkan rumah belajar tersebut dan
banyak faktor yang membuat mereka tidak mudah untuk bisa pergi ke sekolahnya
masing-masing, “ Sekolah mereka itu bahkan sudah tahu sekali,
jika mereka terlambat datang ke sekolah itu karena apa, karena mereka harus
berjalan kaki jauh dan berangkat dari waktu subuh hari ”, Cakap SiDin
Boni menambahkan.
Ditanya terkait kapan akan dibangunnya rumah belajar tersebut, pihaknya komitmen akan membangun secepat mungkin. “ Karena program ini tidak didukung dengan anggaran maka tidak ada tenggang waktu untuk pengerjaannya, namun tentu dalam hal ini tentu kita usahakan secepat mungkin untuk diadakan, karena ini akan kami laporkan lagi ke bapak kapolda, karena juga akan ada campur tangan beliau dalam hal ini ”, Pungkas Cakap Boni dengan Boneernya (Tegasnya).
Daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di Sobatik
Butuh bangun kemudahan akses pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar