NusaNTaRa.Com
bySolanaNEnembE, M i n g g u, 0 8 S e p t e m b e r 2 0 2 4
Geng pemuda mengamuk di beberapa desa di Papua Nugini. Sekitar 26 orang ditemukan tewas dibantai, termasuk gadis-gadis yang telah diperkosa lebih dulu. |
Pombantaian massal telah mengguncang publik Papua Nugini (PNG) yang dilakukan Kelompok Geng Pomuda atas trajodi tersebut sekitar 26 orang ditemukan Tewas terbunuh, dalam hal ini termasuk gadis - gadis muda yang sebelumnya diperkosa terlebih dahulu. Tragedi ini terjadi di distrik Angoram, Sepik Timur baru - baru ini, Jumat (26/7/2024), orang-orang di tiga desa yang tersebar di sepanjang Sungai Sepik tiba-tiba diserang kelompok geng pemuda bersenjatakan pistol, pisau, ketapel, parang, dan kapak.
Sebuah Geng bergelar " I don't Care " beranggotakan sekitar 33 orang dari geng pemuda, berawal aksi mereka membakar rumah-rumah dan membunuh seorang pria tua, dan seorang anak laki-laki berusia lima tahun di desa Angrumara sekitar pukul 04.00 pagi pada 17 Juli. Pukul 05.00 pagi keesokan harinya, desa Tambari diserang turut diserang saat sebagian besar penduduk desa sedang tidur diketemukan dalam trajedi itu sejumlah pria dibunuh dan wanita serta gadis-gadis muda diperkosa dan dibunuh.
Dari Pantauan NusaNTaRa.Com dilapangan diketahui Jumlah korban tewas resmi adalah 26 orang, termasuk 16 anak-anak, namun ada kekhawatiran jumlahnya bisa meningkat menjadi 50 orang. Atas trajodi yang mengerikan itu diporkirakan lebih dari 200 orang melarikan diri dari desa-desa karena rumah mereka dibakar dan mencari keselamaan, untuk mencari perlindungan di sekitar stasiun Angorom.
Desa ketiga, Tamara, juga diserang.
Pelaksana Tugas (Plt) Komandan Polisi Provinsi Sepik Timur, Inspektur Senior James Baugen mengatakan kepada The Post Courier bahwa para ibu yang sedang menyusui bayi - bayi mereka diketemukan dipenggal dan tubuh para korban dimutilasi, “ Sebagian besar mayat ditemukan, kepala mereka dipenggal. Beberapa adalah ibu yang berusaha menyelamatkan anak-anak mereka dari pembantaian ”, Ujar SiDin James Baugen dengan Boneernya (Semangatnya).
“ Tempat kejadian perkara membusuk dengan mayat-mayat. Beberapa mayat terlihat mengambang di Sungai Sepik dan dimakan buaya ”, Cakap Besarnya menambahkan Laji. Seorang wanita menggambarkan bagaimana dia diam-diam berpegangan pada sebatang kayu, berusaha mati-matian untuk menghindari para penyerang. “ Saya bisa mendengar wanita-wanita merintih kesakitan, anak-anak menangis. Saya beruntung para pria itu tidak melihat saya ”, Ujar SiGaluH wanita dengan Rasa takut kepada wartawan diantaranya NusaNTaRa.Com.
“ Tiga saudara perempuan saya diperkosa tetapi melarikan diri sementara tujuh lainnya hilang. Tiga ibu dengan bayi dibunuh dan bayi-bayinya dibawa pergi ", ” Pihak berwenang telah mengerahkan tim untuk menyediakan makanan dan tempat berteduh bagi para pengungsi dan satu regu bergerak akan dikerahkan dalam upaya untuk menghentikan kekerasan yang telah melanda daerah tersebut selama tujuh tahun terakhir ", Ujar SiGaluH dalam kejadian itu. Pembantaian yang mengerikan itu juga turut dilaporkan oleh surat kabar besar di PNG.
Kepala hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Volker Turk mengatakan dalam sebuah pernyataan, " Saya merasa ngeri dengan pecahnya kekerasan mematikan yang mengejutkan di Papua Nugini, yang tampaknya sebagai akibat dari perselisihan atas kepemilikan tanah dan danau serta hak pengguna ", Ujar SiDin Volker Turk dengan Soppenger (Jumawanya), Volker Turk yang juga pengacara Austria, meminta otoritas PNG untuk melakukan investigasi yang cepat, tidak memihak dan transparan serta memastikan mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban dan " Sangat penting bagi para korban dan keluarga mereka untuk menerima ganti rugi, termasuk perumahan yang layak, perlindungan yang efektif terhadap serangan lebih lanjut, dan dukungan psikososial yang diperlukan ", Ujar SiDin Volker Turk dengan Cakap Besarnya.
Perang antar-suku guncang Papua Nugini, negara tetangga. Sebanyak 53 orang tewas dibantai |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar