NusaNTaRa.Com
byBahrIHasupiaN, J u m ‘ a t, 1 5 A p r i l 2 0 2 2
Candi Bahal merupakan candi Hindu peninggalan
Kerajaan Sriwijaya di Padang Lawas. Sriwijaya
salah satu kerajaan terkuas di Nusantara,
ini dibuktikan dengan
ditemukannya banyak peninggalan, salah satunya Candi Bahal di Padang Lawas,
Sumatera Utara. Candi Bahal berdiri di atas lahan seluas 2 hektar sejak abad ke-11 dan merupakan candi yang berkaitan erat dengan
perkembangan Agama Hindu di Indonesia, berlokasi
di Desa Bahal, Kec. Padang Bolak, Kab. Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, 3 jam perjalanan dari Padangsidempuan. Berada dalam kompleks candi (disebut biaro) terluas di prov. Sumatra Utara, melingkupi kompleks Candi
Bahal I, Bahal II dan Bahal III.
"
Dulunya nama Candi ini bernama Portibi karena berada di daerah Portibi,
Padang Lawas, namun sejak 1991, pemerintah Indonesia mengubahnya menjadi Bahal.
Alasannya karena candi masih berada di
wilayah desa terdekat, yaitu desa Bahal ". Candi Bahal merupakan bangunan keagamaan
dengan konstruksi perpaduan antara agama
Hindu dan Buddha pada candi tersebut, sehingga ketika hari raya Waisak, candi Bahal
masih sering digunakan untuk beribadah. Berada
di ketinggian 68 meter di atas permukaan laut, kemegahan dan kejayaan Kerajaan
Sriwijaya terlihat pada candi tersebut.
Candi Bahal hanya merupakan bagian dari
candi-candi Padanglawas yang berarti candi-candi yang terletak di padang luas
yang mencakup, di antaranya : Candi
Pulo, Candi Barumun, Candi Singkilon, Candi Sipamutung, Candi Aloban, Candi
Rondaman Dolok, Candi Bara, Candi Magaledang, Candi Sitopayan dan Candi
Nagasaribu. Kemungkinan, persawahan dan perkampungan di
sekitar candi-candi tersebut tadinya merupakan padang yang sangat luas. Dari sekian banyak candi Padanglawas hanya
Candi Bahal yang sudah selesai direnovasi, Candi Sipamutung dan candi Pulo
sedang dalam proses renovasi, sedangkan candi lainnya masih berupa
reruntuhannya.
Tidak diketahui apakah Candi Bahal
merupakan candi Hindu atau Candi Buddha,
melirik atap Candi Bahal I yang
mirip dengan bentuk atap Candi Mahligai di Muara Takus (Riau) diduga Candi
Bahal merupakan Candi Buddha. Akan
tetapi, melihat arca-arca batu yang ditemukan di tempat tersebut, seperti arca
kepala makara, arca Ganesha, raksasa, dsb., diperkirakan Candi ini merupakan
candi Hindu atau Buddha Tantrayana. Fungsi candi Bahal pada masa lalu juga
belum diketahui dengan pasti, walaupun penduduk di sekitar menyebutnya
"biaro" yang berarti biara.
Candi Bahal disebut juga Candi Portibi, sesuai dengan sebutan untuk
daerah tempat candi itu berada. Dalam beberapa hal, terdapat kesamaan di antara
Candi Bahal I, II maupun III, seluruh
bangunan di ketiga kompleks candi dibuat dari bata merah, kecuali arca-arcanya
yang terbuat dari batu keras. Masing-masing
kompleks candi dikelilingi oleh pagar setinggi dan setebal sekitar 1 m yang
juga terbuat dari susunan bata merah, di
sisi timur terdapat gerbang yang menjorok keluar dan di kanan-kirinya diapit
oleh dinding setinggi sekitar 60 cm dan setiap
kompleks candi terdapat bangunan utama yang terletak di tengah halaman dengan
pintu masuk tepat menghadap ke barat
Lokasi Candi Bahal I mudah ditemukan
karena bangunan candi langsung terlihat dari jalan yang dapat dilalui kendaraan
beroda empat. Selain itu, di jalan masuk ke areal candi
Bahal I telah dibangun gapura dan sebuah pos penjagaan yang terletak tidak jauh
dari gapura. Berhadapan dengan pos
penjaga terdapat sebuah bangunan yang difungsikan sebagai museum yang
didalam museum tersimpan
bagian-bagian Candi Bahal yang belum dapat dikembalikan ke tempatnya semula,
termasuk arca utuh dan potongan arca.
Candi Bahal 1 dibangun di pelataran seluas
sekitar 3000 m2 yang dikelilingi pagar dari susunan batu merah setinggi 60 cm.
Dinding pagar tersebut cukup tebal, yaitu sekitar 1 m, sehingga orang dapat
berjalan dengan leluasa mengitari candi, pertengahan sisi timur, dinding halaman
melebar, membentuk lantai yang menjorok sekitar 7 m ke arah luar halaman candi.
Dinding setinggi sekitar 70 cm mengapit sisi kanan dan kiri lantai tersebut
sampai ke batas tangga yang terdapat di ujung sisi kiri dan kanan gerbang.
Bangunan utama Candi Bahal I di tengah halaman menghadap ke gerbang, antara bangunan utama dan pintu gerbang
terdapat fondasi berukuran sekitar 7 x 7
m2. Tangga naik ke panggung yang dibuat
dari batu merah tersebut terdapat di sisi timur, berhadapan dengan tangga naik
ke bangunan utama dan di sisi barat
panggung, berhadapan dengan tangga untuk turun dari gerbang. Di pertengahan sisi timur, tepat di depan
tangga naik ke kaki permukaan candi, tatakan candi menjorok ke luar sepanjang
sekitar 4 m dengan lebar sekitar 2 m. Di ujung 'jalan' tersebut terdapat tangga
yang diapit oleh sepasang kepala makara di pangkalnya.
Makara adalah hewan yang hanya ada dalam
mitos, berwujud setengah ikan setengah buaya. Mulut arca kepala makara dari batu tersebut
menganga lebar, mulut yang terbuka tersebut terdapat makhluk
yang mirip dengan kinara-kinari, yaitu burung berkepala manusia, seperti yang
terdapat pada candi-candi Syiwa di Jawa.
Walaupun sama-sama terbuat dari batu, arca makara pengapit tangga ini
mempunyai pola hiasan yang berbeda dengan yang terdapat di candi-candi di Jawa
pada umumnya. Bagian belakang kepala hewan tersebut dihiasi dengan pahatan
lingkaran berjajar, yang tidak ditemukan pada makara candi-candi di Jawa.
Pada dinding utara dan selatan kaki candi
tidak terdapat pahatan, sedangkan sepanjang dinding barat (belakang) terdapat pahatan
yang lebih halus namun sudah tidak jelas lagi bentuknya. Tubuh candi berupa bangunan bersegi empat
dengan alas berbentuk bujur sangkar seluas 5 m2. Selisih luas tubuh candi
dengan permukaan kaki candi membentuk selasar selebar sekitar 1 m. Untuk mencapai
pintu masuk ke ruang di dalam tubuh candi terdapat tangga setinggi sekitar 60
cm dari permukaan kaki candi.
Bentuk atap Candi Bahal I sangatlah unik,
tidak menyerupai limas bersusun seperti candi-candi di Jawa Timur, namun juga
tidak mirip stupa seperti atap Candi Muara Takus. Bentuk atap Candi Bahal I
silinder dengan tinggi sekitar 2,5 m, seperti kue yang diletakkan di atas
tatakan persegi empat. Pahatan untaian bunga melingkari tepian atap. Masih di dalam halaman Candi Bahal I, di
sudut utara halamn belakang bangunan utama terdapat fondasi berukuran sekitar
2,5 m2 dengan reruntuhan di atasnya. Tidak didapat informasi mengenai bentuk
asli maupun fungsi semula reruntuhan tersebut.
Candi Bahal II terletak sekitar 100 m dari
jalan dan sekitar 300 m dari Candi Bahal I. Pelataran Candi Bahal II sama
luasnya dengan pelataran Candi Bahal I dan juga dikelilingi pagar bata, akan
tetapi ukuran bangunan utamanya lebih kecil dari bangunan utama Candi Bahal
I. Pada pertengahan sisi timur, dinding
halaman melebar, membentuk lantai yang menjorok sekitar 4 m ke arah luar
halaman candi. Dinding setinggi sekitar 70 cm mengapit sisi kanan dan kiri
lantai tersebut sampai ke batas tangga yang terdapat sisi timur (luar).
Bangunan utama Candi Bahal II terdiri atas
susunan tatakan, kaki, tubuh dan atap candi. Tatakan candi berdenah dasar bujur
sangkar seluas sekitar 6 m2 dan setinggi sekitar 1 m. Di atas tatakan berdiri
kaki candi setinggi 75 cm, dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar seluas 5
m2. Selisih luas tatakan dan kaki candi membentuk selasar mengelilingi kaki
candi, tubuh candi yang berdiri di atas
kaki candi berdenah dasar bujur sangkar seluas 4 m2, sehingga di permukaan kaki
candi juga terdapat selasar selebar sekitar 1 m.
Dalam tubuh Candi Bahal II juga terdapat
ruangan kosong berukuran sekitar 3 m2, dikelilingi dinding setebal sekitar 1 m.
Pintu masuk selebar sekitar 120 x 250 cm menghadap ke timur tanpa pahatan
hiasan apapun pada bingkainya. Dinding
tatakan, kaki dan tubuh candi juga polos tanpa hiasan pahatan. Atap Candi Bahal
II berbentuk limas dengan puncak persegi empat. Di sekeliling susunan teratas
terdapat deretan lubang yang tidak diketahui fungsinya.
Di utara bangunan utama terdapat batu potongan arca. Yang sebuah berbentuk seperti tatakan patung dengan hiasan kelopak teratai di sekelilingnya, mirip dengan yang terdapat di Candi Jago maupun Candi Singasari di Jawa Timur. Sedangkan potongan lainnya tampak seperti bagian kaki dari sebuah arca yang dibuat dalam posisi berdiri, karena di bagian bawah terdapat bentuk kaki, lengkap dengan jari-jarinya. (drFBKedatuanSriwijaya, 13/04/2022).
Candi Bahal peninggalan Sriwijaya di Sumut
Bangunan Candi tempat pemujaan masyarakat,
Candi Bahal monument kejayaan Sriwijaya di
Bahal Sumut.
NusaNTaRa.Com Adverstesment Melayani pemasangan Iklan Sila Dail Talian 0812 5856 599