Senin, 04 April 2022

BOUGENVILLE AKAN MENIKMATI KEMERDEKAANYA LEPAS DARI PAPUA NUGINI, HASIL REFERENDUM 2019 DAN BARU MERDEKA SEPENUHNYA 2023

NusaNTaRa.Com

byLaDollaHBantA,       R   a   b  u,     2   2      D  e  s  e  m  b  e  r      2  0  2  1

Penampakan negara Bougenville yang merdeka 2019

Bougainville negeri bagian Papua Nugini  sebuah pulau yang terletak  di ujung paling timur  Papua Nugini,  namun sejak pelaksanaan referendum 2019 negeri ini telah memilih untuk merdeka.   Proses Kemerdekaan Bougainville menuju  Negara mandiri  baru  dimulai pada 2023 dan diperkirakan bisa menjadi negara yang independen penuh  pada 2027.

Keinginan  Bougenville untuk bisa menjadi negara yang merdeka sepenuhnya tak lepas dari konflik yang ada di sana selama berpuluh-puluh tahun.   Melansir Britannica, Bougainville ditempatkan di bawah pemerintahan Jerman pada 1898 dan  pada 1914, Bougainville diduduki oleh pasukan Australia dan menjadi mandat Australia pada 1920.   Ketika Perang Dunia II pecah, wilayah tersebut kemudian dikuasai Jepang pada awal 1942.

Namun tak berselang lama,  pada perang Dunia II  pasukan AS berhasil merebut Bougainville dari tangan Jepang pada 1944,  namun usai perang Bougainville dikembalikan ke administrasi Australia sebagai bagian dari Wilayah Perwalian PBB New Guinea.  Ketika Australia memberikan kemerdekaan kepada Papua Nugini pada 1975,  Bougainville pun turut menjadi bagian dari negara baru tersebut.

Sentimen kemerdekaan muncul di Bougainville Pada akhir 1980-an,  kemunculan   itu dipicu oleh ketidakpuasan penduduk Bougainville atas jatah yang diberikan kepada mereka dari operasi tambang tembaga di daerah Panguna.  Selain itu,  pecahnya konflik di Bougainville juga dipicu oleh keinginan untuk menentukan nasib sendiri, sengketa tanah  dan kerusakan lingkungan terkait operasional pertambangan .

Keinginan rakyat yang kuat akhirnya  melajirkan pemberontakan  yang  meletus pada 1988 yang  berakibat  ditutupnya operasi pertambangan  pada 1989.  Selama  bertahun-tahun konflik, faksi-faksi bersenjata yang berbeda bermunculan termasuk Tentara Revolusioner Bougainville dan Pasukan Perlawanan Bougainville,  konflik tersebut memaksa sebagian besar penduduk mengungsi  ketempat yang aman.

Kelompok pemberontak akhirnya menguasai pulau itu sampai 1991 ketika Papua Nugini mengerahkan pasukannya di sana dan merebut kembali kontrol atas Bougainville meski konflik terus berlanjut sejak konflik tahun 1990-an, sebanyak 15.000 orang menjadi korban tewas akibat konflik.  Tahun 2001, kelompok separatis di Bougainville dan Pemerintah Papua Nugini akhirnya mencapai kesepakatan damai.

Kesepakatan tersebut berisi pembentukan daerah otonom di Bougainville serta pulau-pulau terdekatnya serta janji referendum kemerdekaan dari Papua Nugini.  Referendum lantas diadakan antara 23 November hingga 7 Desember 2019, dengan hasil diumumkan pada 11 Desember.  Hasil dari referendum tersebut adalah 98,31 persen suara mendukung kemerdekaan penuh Bougainville dari Papua Nugini.

Milisi Pemberontak Bougenville

Pada akhir 2019, tepatnya di Bougainville, orang-orang membunyikan klakson mobil dan berteriak “Kotak dua, Kotak dua!” mengacu pada kotak di kertas suara untuk menandai kemerdekaan  sembari turun ke jalan – jalan  bersiap untuk memilih dalam referendum yang telah mereka tunggu selama beberapa dekade.    Dari 206.000 pemilih terdaftar, hampir 98,31 persen memilih untuk merdeka dan menetukan nasib sondiri.

Presiden Bougainville, Ismael Toroama terpilih pada tahun 2020 karena ia dipandang sebagai pemimpin yang kuat yang berkomitmen untuk kemerdekaan pada tahap akhir.  Latar belakangnya sebagai mantan Komandan Tentara Revolusioner Bougainville (BRA) yang dijuluki “Rambo”  dan  memberikan tantangan atas proses hasil referendum dengan  menetapkan tenggat waktu 2027 untuk mencapai penyelesaian akhir.

Perdana Menteri PNG, James Marape terus menggembalakan proses perdamaian dan referendum atas nama negara dalam konsultasinya dengan para pemimpin Bougainville melalui Badan Pengawas Gabungan (JSB).  Perdana Menteri Marape mengatakan Bougainville adalah masalah terbesar yang dihadapi PNG, sementara PBB terus berperan dalam memfasilitasi dialog dan pembuangan senjata.

Rakyat beramai-ramai menuju tempat Referendum

Kemerdekaan hasil perjuangan rakyat,

Bouganville merdeka dari Papua Nugini 2019.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...