NusaNTaRa.Com
byMuhammaDBakkaranG, R a b u, 2 0 A p r i l 2 0 2 2
Pageran H Suhaimi Pahlawan dari Bumi Lampun |
Bagi sejarah Bumi Lampung nama Pangeran H. Suhaimi termasuk salah satu putra terbaiknya yang
berhasil mengukir tinta emas sebagai pejuang dan abdi negara. Pangeran H.
Suhaimi salah satu putera daerah yang meninggalkan jejak pengabdian untuk tanah
Lampung, baik selaku abdi masyarakat dalam pemerintahan begitu juga sebagai
pejuang dalam pertempuran melawan penjajah. Pangeran H. Suhaimi dimakamkan di
Taman Makam Pahlawan Kedaton Bandar Lampung Pangera H. Suhaimi Gelar Sultan
Lelamuda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi ialah Sultan di
Istana Gedung Dalom.
Tentang Pangera H. Suhaimi Gelar Sultan Lelamuda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi :
a.
Pada masa ini pemerintah belanda sudah
mulai melunak, salah satunya dengan mengijinkan putranya sekolah di Europa
School (ALS) Kemudian jepang berkuasa Pangeran H Suhaimi bersama tiga putranya
langsung masuk hutan bergrillia berjuang merebut dan mempertahankan
kemerdekaan.
b.
Bupati Perang Lampung Tengah – Wedana
Perang Pimpinan perlawanan Rakyat Bukit Kemuning, Lampung Utara, Front Utara ,
Wedana Krui.
c.
Pada masa revolusi membentuk API (
Angkatan Pemuda Indonesia ) dan masuk Tentara Nasional Indonesia sebagai wedana
perang di Lampung Utara, dan sebagai Bupati Perang di daerah Lampung Tengah
juga bergerilya di Lampung Selatan.
Tanda Pahlawan dalam perjuangan Gerilya, Satya
Lencana Perang Kemerdekaan I dan II, Satya Lencana dalam ikut menumpas G.30
S/PKI dan mendapat bintang perak dari Gubernur Hindia Belanda atas jasanya
menolong rakyat dari musibah gempa bumi tahun 1933, dan surat penghargaan dari
Panglima Balatentara Dainipon di Palembang karena membantu dalam perang Asia
Timur Raya tahun 1944-1945. Dari Residen
Bengkulen, Pangeran Suhaimi mendapat titel Pangeran, hadiah tongkat serta
kancing emas, karena jasanya membuat banyak jalan baru serta menambah luas
persawahan rakyat. Penghargaan lain berupa tanda jasa diberikan oleh Panglima
TT.II Sumatera Selatan.
Atas jasanya untuk negara, Pangeran Suhaimi
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Bandar Lampung bersama tiga puteranya
yang mengikuti jejak kepahlawanan. Ketiga putera Pangeran Suhaimi itu adalah
Pangeran Maulana Balyan, Abdoel Moeis, Mayor AU. Moh. Bunyamin. Selain itu
keluarga besar Pangeran Suhaimi, yaitu Pahlawan Akmal juga dimakamkan di TMP
Baturaja Sumatera Selatan, dan anak dari Pahlawan Akmal yaitu Letkol A. Zawawi
dimakamkan di TMP Karet Jakarta.
Pangeran Suhaimi pensiun sebagai Bupati/Pegawai
Tinggi Kotaprajaan pada Kantor Gubernur Lampung pada November 1967. Kariernya
di bidang pemerintahan dimulai sejak berhenti dari TNI AD dengan pangkat Letnan
II dan diangkat sebagai Camat Bukit Kemuning Lampung Utara.
Jabatan camat yang bersentuhan langsung dengan
masyarakat ternyata menjadi spesialisnya. Terbukti dengan diangkatnya Pangeran
Suhaimi untuk menjadi Camat di Pekalongan, Jabung, Wonosobo, Gedong Tataan,
Panaragan, Pakuwon Ratu (Lampung Utara).
Di daerah pesisir bagian barat beliau menjabat Camat Klas 1 dan Camat
Pesisir Selatan, kemudian menjadi Wedana Krui. Pernah pula menjadi Wedana Ogan
Ulu Baturaja, kemudian selaku Wedana di Kantor Residen Lampung.
Dengan Surat Keputusan Residen Lampung tanggal 13
Desember 1949, Pangeran Suhaimi diangkat sebagai Akting Wedana dan Akting
Bupati Lampung Tengah. Beliaulah yang menerima penyerahan daerah atau wilayah
Lampung Tengah dari tangan Belanda tanggal 15 Desember 1949. Kariernya di pemerintahan terus meningkat dengan
pengkatan Mentri Dalam Negeri melalui SK No. UP.7/138-265 menjadi Patih/Ahli
Tatapraja TK.1, dan dilanjutkan dengan SK No. UP.7/414-49 menjadi Bupati /Pegawai
Tinggi Ketataprajaan Kantor Gubernur Lampung sampai pensiun pada Desember 1967.
Karir militer almarhum dimulai ketika menjadi
Pasirah di Batu Brak/ Liwa, karena pada saat itu juga ia mengepalai Laskar API
di Batu Brak. Karena jiwa perjuangannya, Komandan Resimen IV Divisi I
mengangkatnya menjadi Letnan II dan diberi tugas sebagai Kastal Batlyon I
Resimen IV di Baturaja. Sebulan kemudian Pangeran Suhaimi dipindahkan ke Krui
dan untuk pertama kalinya membentuk Batalyon III.
Pertengahan tahun 1946 Pangeran Suhaimi pindah ke
Batalyon IV Liwa sebagai Kastaf, kemudian Kastaf Batalyon III di Martapura dan
Staf Resimen XII Baturaja, sampai kemudian mengundurkan diri Maret 1947 untuk
meneruskan karirnya di Kepamongprajaan.
Selama Perang Kemerdekaan II, Pangeran Suhaimi bersama sembilan pasukan
yang berkantor di Kewedanaan Sukadana Lampung Tengah. Beliau juga satu satunya Camat/Wedanan yang
tidak pernah meninggalkan tugasnya dan tidak pernah menyerah, serta selalu
bergerilya bersama TNI dan pasukannya.
Seiring berjalannya waktu, Pangeran Suhaimi pergi
ke Tanah Suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji pada 5 Oktober 1976. Lantaran
usianya yang kian menua, sekembalinya ke Tanah Air seusai menunaikan ibadah
haji, kondisi fisik Pangeran Haji Suhaimi mulai melemah. Beliau sering sakit hingga
akhirnya meninggal dunia. (Pangera H.
Suhaimi Gelar Sultan Lelamuda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi
Akan/Ayah dari Pangeran Maulana Balyan Gelar Sultan Sempurna Jaya.
Penerus Pangeran Suhaimi Buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya. Ibarat itulah yang ditanam, tumbuhkembangkan, dan dihasilkan, Pangeran H. Suhaimi darinya menitis pula kepada keturunannya. Di antara keturunannya ada sosok Brigjen Pol. (P) Pangeran Edward Syah Pernong ,S.H.yang pernah menjabat Kapolda Lampung tahun 2015, Irjen Pol. (P) Ike Edwin SH, MH, pernah menjabat Staff Ahli Kapolri bidang Sospol. Keduanya putera Lampung pertama kali yang pernah menjabat Kapolda Lampung. Lalu, Irjen Pol. Tomsi Tohir Balau pernah menjabat Kepala Biro Pengawasan dan Penyidikan Bareskrim Polri, lalu sebagai Kapolda Banten dan NTB. (dr.SekalaBrak.Com.18/04/2022).
Pangeran H Suhaimi dari Lampun |
Pahlawan hidup dengan berjuang,
H Suhaimi Abdi Negara dan Pejuang Tanah Lampung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar