Rabu, 10 Maret 2021

.MENGENAL KULINER EKSTRIM ULAT SAGU MAKANAN TRADISIONIL PAPUA.

 NusanTaRa.Com
byRaisALembuduT.                                             30 / Juli / 2020


Ulat Sagu salah satu jenis ulat yang banyak disantap manusia meski realitanya kita akan merasa geli dan jijib melihatnya, bahkan didaaerah tertentu menjadi hidangan istimewa dan makanan ini juga tak kala kandungan Gizinya yang dibutuhkan tuubuh.   Ulat sagu sebenarnya larva kumbang penggerek (Rhynchophorus ferrugineus) yang bersarang di pohon sagu (Metroxylon sagu). Selain di pohon sagu, kumbang penggerek juga menjadi hama bagi pohon kelapa sehingga dalam bahasa Inggris ulat sagu dikenal dengan sebutan coconut worm. 

Salah satu kuliner olahan ulat sagu ialah sagu apatar yang bisa ditemui di Inanwatan, Sorong Selatan,  yaitu aci sagu dan ulat sagu yang dibungkus dengan daun sagu, kemudian dibakar dengan arang selama 15 – 25 menit hingga matang.    Meski menu Ulat sagu ini terkesan penganan kampung tapi Olahan kuliner ulat sagu tidak itu saja, masih banyak kreasi lainnya,  contohnya seperti; roti dengan isi ulat sagu, sop ulat sagu, spageti dengan irisan ulat sagu, bakwan, nasi goreng ulat sagu, bakso ulat sagu, keripik ulat sagu, serundeng, KandeaMaiwaFood berulat sagu dan abon.

Ulat sagu telah menjadi makanan sejak Pra Sejarah, sebagaimana temuan arkeologi berupa pecahan gerabah di sejumlah situs di Kawasan Danau Sentani, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, membuktikan bahwa manusia pada masa prasejarah sudah mengolah kuliner berbahan sagu, yaitu ulat sagu.     Situs-situs hunian prasejarah di Kawasan Danau Sentani berada di sekitar hutan sagu. Manusia prasejarah pada waktu itu menjadikan sagu sebagai makanan pokok. Pohon sagu menghasilkan tepung sagu, jamur sagu, dan ulat sagu  “,  Ujar  SiDin Hari Suroto peneliti dari Balai Arkeologi Papua, pada 2019.

Ulat sagu ini terdapat dalam gumpalan sagu yang berada didalam batang sagu yang telah matang tentuunya lewat telur kumbang yang dimasukkan induknya untuk dapat bekembang menjadi kumbang dewasa nantinya.   Maiwa Enembe seorang petani sagu dari papua jika ingin mengetahui ada ulat dalam batang sagu maka ia menempelkan telinganya kebatang sagu tua dan mati dan ia mendengar geliat ulat sagu didaalam batang pohon.

Kemudian Maiwa Enembe akan mengetuk-ngetuk  batang sagu agar tercipta ruang gerak bagi ulat-ulat sagu dalam sarang sagunya ketika dikeruk sagunya.   Setelah itu barulah batang pohon sagu dibongkar dengan benda tajam,  bagian dalam batang pohon sagu penuh dengan zat tepung (sagu) yang menjadi makanan ulat-ulat  sagu  berwarna putih hingga kekuningan berukuran tiga hingga empat sentimeter

Dimanakah kita bisa menemui ulat sagu di Indonesia ? Ya, tentu saja di pohon sagu jawabannya.  Pohon sagu banyak ditemukan di kawasan Asia tenggara dan di Indonesia pohon sagu bisa ditemui di wilayah Sumatra Utara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, sampai yang terbanyak di Papua. Hutan sagu di Provinsi Papua memiliki luas sekitar 4.769.548 hektar dengan potensi Sagu antara 0,33 – 5,67 batang/ha.

Menurut Hari Suroto, ulat sagu memiliki kandungan protein, bebas kolesterol, tetapi sebagian besarnya mengandung lemak.     Ulat sagu menjadi menu tambahan bagi masyarakat pesisir Papua, karena tidak setiap saat akan dijumpai ulat ini. Untuk seratus gram ulat sagu, mengandung 181 kalori dengan 6,1 gram protein dan 13,1 gram lemak  “,    Hari Suroto dengan Plabomoranya (hebatnya).   Kandungan  zat gizi tepung ulat sagu sebanyak 100 gram ialah 33,68 persen.   Selain menjadi asupan gizi, ulat sagu juga dipercaya dapat mengobati malaria dan menurunkan berat badan orang yang mengonsumsinya, selain itu  Ulat  tepung sagu  bermanfaat bagi tubuh karena mengandung zat antioksidan yang mampu menghambat stres oksidatif akibat infeksi.

Di Thailand misalnya, jajanan ekstrim  berbahan Ulat Sagu bisa ditemui di Khao Shan Road yang setiap harinya buka pukul enam sore,  selain ulat sagu, tersedia juga kalajengking, jangkrik, dan belalang.   Namun jika malas pergi atau tidak punya modal pergi ke sana ulat sagu Jika lagi malas bisa dipesan dari rumah,   sebuah situs bernama Thailandunique.com menyediakan ulat sagu dalam bentuk kemasan 15 gram yang dibanderol 5,5 dolar atau setara Rp 77 ribu.

Bergeser keselatan kita ke negara tetangga serumpun, Malaysia. Sebuah restoran bernama D'Place Kinabalu menjadikan ulat sagu sebagai topping dari makanan Jepang, sushi dan sushi ulat sagu ini disantap dengan gumpalan nasi.   Di Malaysia ulat sagu disebut “ butod “,  Butod sendiri adalah makanan tradisional di komunitas setempat,  biasanya, makanan ini disajikan di acara seperti pernikahan dan dinikmati karena punya cita rasa mirip susu yang pekat saat digigit.


Geli terasa ulat sagu menggeliat-geliat,
Penganan Ulat Sagu bergisi dan Nikmat.

1 komentar:

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...