Kamis, 14 Mei 2020

MINYAK DI BLOK NUNUKAN PEKAN DEPAN DI BOR PERTAMINA


NusanTaRa.Com
byJoneDPringgoNDandI,             15/05/2020


Perkembang pertumbuhan pandemi Covid-19  tidak saja menurunkan kadar kesehatan hingga kematian  tapi bahkan dapat mengancam stabilitas ekonomi daerah akibat dari kebijakan yang dikeluarkan dalam mengatasi Corona.   Di tengah situasi ini, mulai 20 Mei (pekan depan) hingga November 2020, PT Pertamina Hulu Energy (PHE), anak usaha PT Pertamina (Persero) akan mulai melakukan pengeboran offshore pada sumur Parang 2 dan Parang 3 di Wilayah Kerja Blok Nunukan di sekitar perairan Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan.

Jadwal tersebut terungkap dalam pertemuan virtual Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie dengan Direktur Eksplorasi PHE, Mutalib Masdar dan General Manager PHE Nunukan Company (PHENC) dan jajarannya melalui Video Conference, Kamis (14/5), yang tentunya satu rahmat  dalam mengatasi krisis Covid-19 nasional ini.   Sesuai pemaparan pihak PHE, pengeboran sumur Parang 2 dan Parang 3 masing-masing akan berlangsung 90-100 hari.  Parang 2 akan drilling dari Mei-Juni dan testing Juni-Agustus.   Kemudian Parang 3 drilling pada Agustus-September dan testing pada September-November.


Sebagaimana diketahui bahwa PT Pertamina Hulu Energi (PHE)  anak usaha PT Pertamina (Persero), berhasil menemukan cadangan migas baru ini sekitar Maret 2017 melalui pengeboran eksplorasi di struktur Parang, Blok Nunukan, Kalimantan Utara yang berada di perbatasan Indonesia dan Malaysia.    Presiden Direktur Pertamina Hulu Energi Gunung Sardjono Hadi mengatakan saat itu,  ini merupakan uji sumur yang ketiga dari tujuh pengetesan.  memiliki potensi produksi minyak sebesar 2.500 barel per hari (bph).

"  Kita berdoa, semoga cadangannya berhasil ditemukan. Dan itu akan menjadi sumber energi nasional khususnya gas. Kaltara bisa jadi penyumbang dan ikut menjaga ketahanan energi nasional  ",  Ujar SiDin Irianto Lambrie Gubernur  Kaltara.   Cadangan gas Blok Nunukan cukup besar. Bahkan berdasarkan temuan tahun 2017, di sumur Parang 1, terdapat cadangan yang signifikan, dan masuk dalam 10 besar temuan dunia yaitu 850 Triliun Cubic Feet (TCF) gas.  Cadangan itulah yang nanti menjadi vital untuk komersialisasi Blok Nunukan.

Pengeboran sumur Parang 2 dan 3 juga untuk membuktikan apakah temuan di sumur Parang 1, Badik dan West Badik ekonomis untuk dikembangkan.   Kata Gubernur, proyek ini sangat krusial bagi PHE, Pertamina, dan bangsa Indonesia.  "  Mudah-mudhan nanti hasil temuan dari sumur Parang 2 dan Parang 3 akan memberi hasil yang signifikan dan resources migas di Kaltara bisa dikomersialisasi  ",  Ujar SiDin dengan Plabomoranya (Hebatnya).

Pengeboran yang sejatinya telah berjalan pada Maret tahun 2019 namun tertunda karenarig yang telah diperoleh menemui sejumlah kendala kata  Direktur Utama PHE Meidawati,   "  Rig-nya sudah 75% persiapan, namun ada kendala dengan rig-nya  ",   Ujar Meidawati kepada NusanTaRa.Com,  Rabu (11/3/2019)kala itu.   Mengatasi akan hal ini,   salah satu langkah yang ditempuh PHE yakni dengan meminta dukungan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Pemprov Kaltara akan terus berkontribusi ini mulai dibuktikan dengan penerbitan perizinan kegiatan PHE dan PHENC di Bunyu yakni Izin Lingkungan serta UKL-UPL,  "  Rencana apapun PHE akan kami beri dukungan sesuai dengan kewenangan provinsi  ",  Ujar SiDin Irianto Lambrie.   Gubernur mengatakan, semua ini sebagai bukti Pemprov Kaltara berkomitmen untuk mendukung segala bentuk investasi yang menguntungkan negara dan daerah, termasuk investasi pemerintah melalui unit usaha BUMN.

Selain mendukung rencana pengeboran tersebut, Pemprov Kaltara sejauh ini juga konsen memfasilitasi Pertamina dan PT Karya Mineral Jaya agar investasi kilang metanol di Pulau Bunyu senilai 800 juta USD bisa direalisasikan oleh PT KMJ. Rencana investasi itu kata Gubernur membuka lapangan kerja sampai 3000 orang.   "  Semestinya sudah mulai 2020. Dan tahun 2024 industri metanolnya beroperasi dan menyerap tenaga kerja 3000 orang. Ini yang kami dorong dan komunikasikan dengan jajaran Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN agar ada kejelasan realisasi  ",   Ujarnya Laji.

Dalam  pertemuan Virtual tersebut  Gubernur melalui video meeting  mengusulkan perubahan nama WK Blok Nunukan menjadi Blok Bunyu atau Blok Bulungan karena wilayahnya berada di Bulungan.   Begitu pun dengan Blok Maratua, disarankan diubah karena sebagian besar lokasinya di Kaltara, bukan di Kaltim.  Termasuk juga perubahan nama Blok Tarakan, yang berlokasi di Nunukan.   "  Jangan sampai timbul kesalahan persepsi antar daerah. Ini juga sudah saya sampai kepada Pertamina, kepada Pak Tanri Abeng,  termasuk Komisi VII DPR RI  ",   Ujar SiDin Irianto Lambrie. 




Presiden Direktur PHE (Pertamina Hulu Enegy) Gunung Sardjono Hadi
NgeBor minyak di dasar  Blok Nunukan,
PT Petamina Ngebor blok Nunukan pekan depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...