Selasa, 05 Mei 2020

FDA USA - REMDESIVIR DAN 3 BUMN SIAP PRODUKSI OBAT COVID-19


NusanTaRa.Com
byRaisALembuduT,       002/05/2020

Remdesivir produk FDA USA Harapan obat Corona.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak Januari hingga 1 Mei 2020 mengungkapkan kasus Covid-19  mencapai 3 juta lebih dan  217.769 orang meninggal dunia,  penyakit ini telah menyebar luas dibumi tanpa ada obat yang khusus dan ini membuat kekhawatiran manusia.   Para pakar medis di Amerika Serikat saat ini sedang menguji coba obat  yang diperkirakan dapat merawat pasien Covid-19,   digadang akan segera mendapat izin edar dari Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat.  Restu FDA  dan lembaga serupa di dunia lainnya, sangat penting sebelum ia diproduksi dan digunakan secara masal.

Ketiadaan obat atau vaksin yang dapat menyembuhkan penyakit Corona secara pastinya saat ini, merupakan penyakit baru yang mewabah dan kecepatan  mewabah penyakit ini membuat keresahan masyarakat dunia.   Bayangkan hanya dalam empat bulan ia sudah dapat merambah hampir ½ permukaan bumi dan mewabah di 146 negara.   Meski demikian ada beberapa negara yang telah berada dalam tahap penyempurnaan obat atau vaksin yang digunakan dalam mengatasi epidemi Corona tersebut seperti Indonesia, Amerika Serikat, China negara awal merebaknya virus ini dan dalam beberapa bulan akan digunakan jika sukses.

Penemuan akan obat tersebut  oleh beberapa negara setidaknya sebuah cahaya dikegelapan untuk mengakhiri  keganasan Corona.   Lembaga pemerintah AS pada Rabu (29/4/2020) lalu merilis hasil studi terhadap obat bernama remdesivir,   obat buatan tersebut Gilead Sciences Inc dapat mempecepat pemulihan kondisi pasien Covied-19  (11 hari) sedang tanpa remdesivir (15hari) atau 31 persen lobih copat dan ddianggap cukup efektip buat penyembuahn Covid-19.    National Institute of Allergy and Infectious Diseases yang diketuai Dr. Anthony Fauci, mengumumkan temuan hasil studi tersebut terhadap ribuan pasien.

Gilead Sciences, Inc. adalah lembaga riset bio-farmasi dengan misi menemukan perawatan yang jitu dan sederhana untuk penyakit-pengancam-jiwa di dunia. Pusat operasinya di Foster City, California, AS, tetapi punya perwakilan di 35 negara.     Banyak studi yang berjalan bersamaan membantu kami menemukan jawaban, apakah remdesivir aman dan efektif untuk melawan Covid-19  ”,  Ujar Merdad Parsey, Chief Medical Officer dari Gilead Sciences.

  Meski angkanya 'hanya' 31 persen, tidak sampai 100 persen, capaian ini sangat penting sebagai proof of concept  ”, Ujar SiDin Fauci  dan    Temuan ini membuktikan bahwa ada obat yang bisa mengadang si virus (SARS-Cov-2)  ”, Ujarnya dalam Scientific American.   Gilead Sciences Inc.  mengumumkan hasil uji klinis tahap ketiga berkaitan dengan penggunaan remdesivir terhadap pasien Covid-19,   menunjukkan bahwa pasien yang diberi remdesivir selama 10 hari, kondisinya membaik dalam 11 hari dan  saat dicoba dengan masa pengobatan 5 hari, kondisinya membaik dalam 10 hari. Rupanya, remdesivir mampu mempercepat penyembuhan pasien yang kondisinya cukup parah.

Indonesia sebagai negara dengan Epidemi Corona cukup besar tak mau ketinggalan menemukan Vaksin Covid-19 demi menyelamatkan warganya,  Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin mengatakan dua perusahaan BUMN sudah bisa memproduksi obat-obatan yang digunakan untuk perawatan pasien terjangkit Covid-19.  Perusahaan Indofarma dan Kimia Farma membuat tiga jenis obat yakni antiviral, antibiotik dan antiinflamasi.   "  Ketiga obat itu sudah bisa diproduksi Indofarma dan Kimia Farma  ", Ujar SiDin Budi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Gabungan Komisi VI, VII dan Komisi IX secara virtual, Jakarta, Selasa (5/5).

Oseltamivir jenis Obat antiviral yang sudah diproduksi perusahaan,  Budi mengaku dalam produksi obat, perusahaan BUMN mengalami kesulitan bahan baku yang masih impor dari India dan China.   Mengatasi kendala tersebut pihak BUMN telah menyewa pesawat Garuda Indonesia untuk membawa bahan oseltamivir,  sehingga obat itu sudah cukup diproduksi Kimia Farma dan Indofarma.   Perusahaan BUMN Farmasi juga sudah memproduksi chloroquine dan azithromycin yang merupakan obat antibiotik dan antiinflamasi dalam jumlah yang cukup dan sudah siap distribusikan ke seluruh RS Indonesia.

BUMN juga bekerjasama dengan LBM Eijkman dan lembaga riset perguruan tinggi untuk bisa berpartisipasi baik ditataran lokal maupun internasional. Pada tataran internasional Bio Farma sudah masuk dalam grup solitaire WHO.    Dalam kerjasama ini Bio Farma sudah bisa melakukan clinical trial untuk vaksin Covid-19. Kerja sama juga dilakukan dengan Sinovac, sebuah perusahaan Bioteknologi dari China yang pertama kali bergerak menghadapi virus Covid-19,   "  Kami juga sudah aktif di organisasi dunia mengenai epidemic innovation yang bergerak di bidang vaksin  ",  Ujar SiDin Budi Gunadi dengan Plabomoranya (hebatnya). 

BUMN tersebut berkoorrdinasi dengan lembaga penelitian mikrobiologi  perguruan tinggi, balitbangkes dan LBM Eijman,  prosesnya sudah sampai pada tahap tahap uji klinis terakhir.   Tahap ini dilakukan bersama RS Angkatan Darat, Eijkman dan Bio Farma. Jika hal ini sudah lulus uji bisa, maka bisa segera digunakan untuk pasien terjangkit,   "  Apabila uji clinical sudah lulus dan izin dari Kemenkes untuk bisa segera mengimplementasikan terapi plasma konvalesen  ",  Ujar SiDin menambahkan.

Remdesivir buatan Gilead USA sebenarnya telah dikembangkan sejak  2009  ketika dirancang  mengatasi  hepatitis C (HCV) dan virus yang menyerang organ pernafasan (RSV). Pengembanganpun dilanjutkan tahun 2014 saat Ebola mewabah di Afrika Barat.  Gilead yakin akan obat ini mengatasi  Covid-19 lalu bekerjasama dengan Pemerinth AS untuk menguji  coba Remdesivir sebagai obat Covid-19.  Namun hingga saat  pengusulan untuk Covid-19 belum pernah mendapat izin FDA--Badan Pengawas Obat dan Makanan versi AS--untuk pengobatan penyakit apapun.

Harapan publik mendesak FDA  dalam proses pengkajian dua hasil uji klinis tersebut. Komisioner FDA, Stephen Hahn, berjanji bekerja secepat kilat sembari menelaah data-datanya secara detail terkait Remdesivir.     Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan yang tepat. Kami ingin menelisik datanya secara menyeluruh, untuk memastikan bahwa obat ini diberikan pada pasien yang tepat  ”,  Ujar SiDin Stephen Hahn dari FDA dalam kutipan Bloomberg.

Keberhasilan remdesivir, setidaknya akan mengobati kekecewaan terhadap kandidat lainnya: hydroxychloroquine dan chloroquine. Sepasang obat ini sempat digadang sebagai penyembuh pasien Covid-19. Setidaknya dua presiden melirik obat-obatan itu untuk menaklukkan pandemi.   Harapan itu menguap saat FDA menerbitkan maklumatnya pada 24 April 2020. Restu pada hydroxychloroquine atau chloroquine hanya untuk penggunaan dalam uji klinis. Bila digunakan untuk perawatan, dibatasi hanya terhadap pasien yang dirawat di rumah sakit, dan dengan kondisi tertentu.

Vaksin Influensa temuan BUMN di Bandung

Meresahkan tanpa obat paten tersedia,
FDA AS dan 3 BUMN menemukan obat Corona.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...