NusanTaRa.Com
byFarhaMTukirmaN, 22/05/2020
Penandatangan
perjanjian jual beli Gaas (PJBG) antara PT
Pertamina Hulu Energi (PHE) Simenggaris dan PT Medco E&P Simenggaris dengan
PT Kayan LNG Nusantara secara virtual telah di lakoni, Rabu (20/5). Isi kesepakatan PJBG ini, menjadikan dua
perusahaan tersebut akan menyuplai kebutuhan gas bagi kilang mini LNG pertama
di Indonesia yang dibangun dan dioperasikan PT Kayan LNG Nusantara di Kecamatan
Tana Lia, Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kaltara.
Gubernur
Kaltara Dr H Irianto Lambrie ikut menyaksikan penandatanganan PJBG tersebut
bersama Bupati Tana Tidung Undunsyah dan Bupati Nunukan Hj Asmin Laura.
Penandatanganan PJBG dilakukan Afif Saifudin selaku Direktur Utama PT PHE
Simenggaris, Ronald Gunawan selaku Direktur Utama PT Medco E&P Simenggaris,
Antony Lesmana selaku Direktur PT Kayan LNG Nusantara, dan disaksikan oleh Deputi
Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, Arief S Handoko serta Owner Kayan Group
Juanda Lesmana.
Penandatanganan
PJBG ini sebuah momen penting karena menjadi yang pertama menggunakan skema
bisnis LNG downstream di Indonesia, dimana PT Kayan LNG Nusantara akan membeli
gas dari produsen gas JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris, kemudian
melakukan proses liquefaction terhadap gas menjadi LNG dan disimpan dalam LNG
isotank untuk dikapalkan langsung menuju offtakers.
“ Dalam
konteks pembangunan lokal, kita berharap kerjasama ini memberi multiplier
effect bagi perekonomian di Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Nunukan, serta
Provinsi Kaltara pada umumnya ”, Ujar SiDin Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie. Dengan
total volume penjualan gas sebesar 22 juta kaki kubik per hari (MMSCFD),
diestimasikan pengaliran dan penyerapan gas akan dimulai pada akhir Desember
2021. PJBG ini merupakan tindak lanjut dari penetapan alokasi gas dari Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral tertanggal 23 April 2019 dan penetapan harga gas
dari Menteri ESDM tertanggal 16 Oktober 2019.
Kilang
mini LNG di Simenggaris juga diharapkan menjadi pool bagi pengembangan
lapangan-lapangan gas lainnya di Kaltara yang belum termonetisasi agar dapat
dikomersialisasikan. Teknologi penyimpanan LNG di Simenggaris dalam LNG Isotank
dan kemudian dikapalkan menggunakan barge, diharapkan menjadi pionir bagi skema
virtual pipeline distribusi gas di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan
gas/LNG dalam skala kecil di pulau-pulau terpencil di Indonesia.
PJBG
ini diharapkan menjadi pionir monetisasi gas di lapangan-lapangan gas di
Indonesia yang berukuran marjinal dan terletak di remote area seperti
Simenggaris. Kata General Manager JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris, Budi
Prabowo, PJBG sebesar 22 MMSCFD ini merupakan PJBG ketiga di Wilayah Kerja
Simenggaris, Kaltara. PJBG pertama adalah dengan PLN Kaltim, dengan volume 500
ribu kaki kubik gas per hari untuk memasok kebutuhan kelistrikan PLN di
Kabupaten Tana Tidung.
PJBG
kedua adalah PJBG dengan PT PLN (Persero) dengan volume 8 MMSCFD, bagi
kebutuhan kelistrikan di Kaltara dan sekitarnya, sehingga WK Simenggaris akan
menjual gas dengan total volume 30 juta kaki kubik kepada pembelinya untuk
kebutuhan domestik maupun ekspor. Kendati bukan PJBG pertamanya, PJBG kali ini dianggap
memiliki sejumlah nilai strategis pertama dalam bisnis energi dan sumber daya
mineral di Indonesia.
Gubernur
mengapresiasi komitmen Pertamina sebagai BUMN dan Medco Energi sebagai
perusahaan migas dalam negeri untuk meningkatkan produksi migas yang tak pernah
surut. Keduanya berusaha keras mengembangkan dan memproduksi gas dari bumi
Indonesia bagi kepentingan bangsa dan negara, meskipun pengembangan lapangannya
sulit dan terletak di remote area.
Gubernur
mengatakan Pemprov Kaltara sebelumnya telah berusaha mendorong dan
memfasilitasi PT Kayan LNG Nusantara bertemu dengan sejumlah pihak yang terkait
dengan rencana investasinya. Termasuk dalam hal penerbitan izin yang
diperlukan, Pemprov Kaltara memberikan pelayanan yang maksimal. “ Kita akan
terus mendukung upaya-upaya investasi. Harapan kita juga di 2021 akhir sudah
dapat disaksikan peresmian LNG mini di Tana Tidung. Itu tidak saja menyerap
tenaga kerja tetapi mendorong peningkatan PAD, ekonomi nasional dan daerah,
termasuk juga sisi lifting migas ", Ujar SiDin Irianto dengan Plabomoranya (hebatnya).
Yang
terpenting lagi kata Gubernur, semua pihak baik Pertamina, Medco, SKK Migas
PHE, PT Kayan LNG, Kementerian ESDM termasuk pemerintah daerah di Kaltara harus
terus mengawal terwujudnya pemanfaatan gas alam ini. “ Prosesnya sampai ke sini
cukup banyak. Dalam dua tahun ini banyak sekali suka dukanya. Saya tahu Pak
Juanda Lesmana gigih melakukan investasi ini ”, Ujar SiDin Irianto Lambrie.
Minyak
di eksplorasi dari dalam Bumi,
Di
Kaltara dibangun kilang terkecil minyak bumi.
Semoga dapat menguatkan perekonomian Kaltara yang saat ini krisis, terkait Pandemi Corona.
BalasHapusTidak saja mendukung ketersediaan energi tapi di harap kilang kecil ini bisa menggulirkan ekonomi kerakyatan yg lebih sehat.
BalasHapusBenar, karena tanpa manfaat yang dapat dirasakan rakyat kecil dan semua lapisan, apalah artinya pembangunan !!.
HapusSemoga sukses .....
BalasHapus