NusaNTaRa.Com
byBakuIAgabaG, S e l a s a, 1 8 D e s e m b e r 2 0 2 4
Dayak Ba'nyadu di Kab. Landak Prov. Klimantan Barat |
Menurut tradisi lisan orang Ba'nyadu / Dayak Banyuke adalah subsuku Dayak yang terbentuk dari asimilasi antara Dayak Bidayuh (Sungkung) dengan Dayak Salako, lebih tepatnya adalah terbentuk dari percampuran antara keturunan Salutok Salunukng dengan kuturunan dari Lubish dan pengikutnya. Dayak Banyadu ini, suku yang ada di Kalimantan Barat, wilyah penyebaran mereka hingga ke Kabupaten Landak, Kab. Bengkayang dan Kab. Sanggau. Sub Suku ini mayoritas beragama Katolik 60 %, Protestan 30 % dan sisanya Agama Adat (Karimawatn / Kaharingan).
Eksistensi sejarah Dayak Ba'nyadu ; Berdasarkan cerita dan analisis terhadap bahasa mereka. Diketahui bahwa Dayak Banyuke atau orang Ba'nyadu adalah Subsuku Dayak yang terbentuk dari asimilasi antara Dayak Bidayuhik Bakati dengan Dayak Salako. Mereka adalah Subsuku Dayak yang terbentuk dari percampuran anak cucu kakek Salutok, Salunuking bersama pengikutnya dengan anak - cucu kakek Lubish dan pengikutnya.
Salutok Salunukng adalah salah satu putra Raja terakhir Dayak Bidayuh dari Kerajaan Sikukng (Sungkung) , Raja Sikukng yang terakhir ini bernama Siang Nuk Nyinukng. Kejadian ini beribu - ribu tahun, sebelum tahun Masehi, awalnya Salutok Salunukng bersama adiknya yang bernama Buta Sabangam (nenek moyang Dayak Bakati) beserta bersama para pengikut mereka, diutus oleh Ayahanda mereka untuk menempati tanah di bagian Solatan Sungkung. Di dalam perjalanan adiknya Butag Sabangam tidak dapat melanjutkan perjalanan ke Solatan, kemudian mereka berpisah. Pada saat berpisah sebagian besar pengikut mereka memilih menemani Buta Sabangam. Akhirnya Salutok Salunukng bersama sebagian kecil pengikutnya, yang masing - masing membawa serta keluarganya memilih melanjutkan melanjutkan perjalanannya ke Solatan.
Disana mereka tinggal bersama dengan orang Bakati, kedatangan mereka terjadi dimasa pemerintahan Raja Saapangkok (Sepinggangku/setinggi pinggangku) yaitu masa dimana kerajaan Bawakng mulai jaya yang pada orang Kanayadikenal dengan sebutan masa "Bawakng Negeri Subayatn (Bawaking negerisurgawi). Kejayaan kerajaan Bawaking inilah yang membuat warga Dayak Kanayatn mendatanginya. Setelah warga Kanayatntinggal mereka berbaur dengan warga Bakatibahkan banyak orang Kanayatn yang menikah dengan para pembesar kerajaan. Bawking Basawag (buah bertahunan0 yaitu ibu kota kerajaan Bawakng yang terletak diSingakng (lereng) gunung bawah.
Istilah Bawakngadalah kosakata dalam bahasa Bidayuhikkuno sebelum digantikan dengan istilah "buah" yaitu kosa kata serapan dari bahasa Dayak Kenayatn. Dan kata "Basawakng" sendiri terbentuk dari kata "ba" yaitu istilah imbuhan yang berarti "ber" Dan kata "sawag" yaitu kosa kata dari bahasa Bidayuhik untuk menyebut "tahun" . Dengan demikian kota Bawakng - Basawag berarti "Buah bertahunan", hal ini disebabkan oleh kawasan kota Bawakng Basawag dahulu adalah kawasan yang menghasilkanberagam jenis buah tropis sepanjang tahun.
Selanjutnya, setelah beberapa abadkemudian, keturunan Salutok Salunukng yang berbahasa Bakati menetap di Selatan Gunung Panuk (Bukit Jamur Bengkayang) mulai berhubungan secara intensif dengan warga keturunan Kakek Lubish yang bermukim di Barat Data Gunung Panokng. Kakek Lubish dan keturunannya berbicara menggunakan bahasa Dayak Kanayatn (orang Bananag). Kakek Lubish salah satu pemimpin dari warga yang berbahasa Kanayatn yang meninggalkan kota Bawakng Basawag, beliau dan rombongannya hendak menuju ke Kerajaan Keokng-Kannakng milik Dayak Tobag - Mali, menyebarkan Agama Jubata. Keperhian beliau tidak dapat dilanjukan karena beliau Jatuh Sakit dan memaksa beliau dan pengikutnya berhenti dan tinggal di Selatan Gunung Panokng.
Lama kelamaan terjadi proses asimilasin(percampuran) antara anak-cucu keturunan Salutok Salunukng yang telah berbahasa Bakayi dengan abak - cucunketurunan kakek Lubishyang berbahasa Dayak Kanayatn (Orang Bananag). Percampuran bahasa mereka berkembang menjadi varian bahasa baru yang dikenal dengan sebutan nahasa Banyadu. Orang Banyadu menyebar mendiami pedalaman daerah Landak, Bengkayang dan Sanggau Kapuas, orang Banyadu mendiami daerah asalnya di Banyuke hulu kecamatan Banyuke Hulu Kab. Lanadak Kalimantan Barat.
Dahulu sebelum nenyebar , seluruh orang Banyadu mendiami kampung besar yang dibangun orang Banyadu pertamakali itu bernama "Banyuke". Kota Banyuke dijadikan Bannokng, istilah Bannoking/Bandung sendiri adalah istilah yang bermakna " Pusat pemerintahan atau ibu kota " suatu bentuk pemerintahan. Wilayah pemerintahan orang Banyadu ini dinamai Banua Satona yang berbandung pada kota Banyuke. Seringkali kota Banyuke yang merupakan Bandong dari Banua Satona hanya disebut dengan nama Bandong - Satona, yang dimaksud adalah Bandong (ibukota / pusat pemerintahan) dari Banua Satona.
Sejak di mualinya Masa Pengayauan di kalangan bangsa Dayak, nenek Moyang Dayak Banyadu mulai menyebar keluar dari BandongBanua-nya. Orang Banyadu yang menyebar masa itu di rintis para Prajurit Kayau yang melakukan pengayauan serta penaklukkan terhadap Subsuku Dayak lain. Akibatna orang Banyadu (Orang yang berasal dari Bandong-Banyuke) dimasa lalu menjadi sangat terkenal dan disegani serta ditakuti subsuku Dayak lain. Meskipun terkenal dengan kegagahan dan keberaniannya , adakalanya para prajurit Kayau Dayak Ba'nyadu titak berhasil menaklukkan subsuku Dayak lain. Para prajurit Kayau Dayak Ba'Nyadu yang tidak berhasil membawa kepala manusia ini, memilih tidak pulang dan menetap di daerah taklukkannya serta membangun pemukiman baru di situ dan mengawini gadis-gadis didaerah taklukkannya.
Umunya kepergian prajurit Kayau Dayak Ba'nyadu zaman dulu dilakukan melalui jalur sungai, dengan petahu mereka menyusuri hilir sungai yang diberinama seperti nama Bandong-nya yaitu Sungai Banyuke. Selain karena aktipitas Pengayauan penyebaran orang B'nyadu juga terjadi karena alasan perladangan, masyarakat pada masa itu mulai mencari daerah baruyang jauh dari Bandong-nya untk berladang, sebagai akibatnya Banyuke yang sebelumnya berupa sebuah kampung besar / kota lama- kelamaan mengecil hingga hanya menjadi sebuah kampung kecil, karena ditinggal menyebar oleh penduduknya. Ketika berada di luar Bandongnya itulah yang menebabkan orang Dayak Ba'nyadu zaman dulu dikenal dengansebutan orang Banyuke oleh masyarakat Dayak yang menjadi tetangga negerinya, hal ini terjadi karena mengingat mereka berasal dari Kota Banyuke.
Sering terjadi kekeliruan masyarakat Dayak disebut Banyuke, terutama generasi muda sekarang dimana anggapan mereka yang disebut orang Banyuke adalah Dayak Kanayatn yang berdialek Banane/Bangape alias orang Darit dan cenderung teguh meyakini padahal yang benar adalah untuk sebutan masyarakat Dayak yang berdialek Banyadu. Hal ini tentunya didasari oleh alasan bahwa semua desa atau semua penduduk yang tinggal di hilir dekat muara dan dan dihulu dari sungai yang mengalir di daerah tersebut adalah orang Ba'nyadu, dan terlebih dikarenakan asal kata Banyuke itu adalah dari nama kota yang menjadi Bandong atau Bandung (Pusat Pemerintahan / ibu kota) dari Banua Satona milik orang Ba'nyadu yang terletak di hulu sungai Banyuke tersebut.
Gadis Dayak Ba'Nyadu |
Dayak Ba'nyadu Dayak Banyuke di Landak Kalbar.
Mengayau satu sikap pahlawan Dayak Ba'Nyadu di Kalbar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar