Senin, 23 Desember 2024

FAKTA - FAKTA YANG MENARIK DARI MAESTRO "GESANG" PENCIPTA BENGAWAN SOLO

NusaNTaRa.Com     

byTarmidIKapundjeN,        S   e   n   i   n,    2   3    D  e  s  e  m  b  e  r    2   0   2   4

Maestro keroncong Gesang menunjukkan album DVD dan VCD karya terbarunya
di Hailai International Executive Club, Solo, Jawa Tengah, Minggu, 19 Oktober 2008.

GESANG.     Salah satu maestro musik Indonesia  yang cukup melegenda adalah  GESANG MARTOHARTONO  beliau  adalah  pencipta lagu Keroncong  "BENGAWAN SOLO"  yang cukup melegenda dalam dunia  hiburan sejak dahulu.   Beliau lahir pada  01  oktober 1917  di Surakarta  (Solo) Jawa tengah,  dan tempat tinggalnya di jalan Bedoyo  Nomor 05,  Kelurahan Kemlayan,  Serengan,  Solo  bersama  keponakan dan keluarganya,   Sebelumnya  ia juga menetap di Perumnas  Palur  yang diberikan oleh  Gubernur  Jawa Tengah pada  tahun  1980.

Latar bolakang Gesang yang  dilahirkan  dari keluarga  sederhana dari seorang yang juga pengsaha Batik,  namun bangkrut saat Gesang masih Remaja sehingga ia harus  bekerja  koras  untuk membantu  memenuhi  kebutuhan keluarganya  dengan  menyanyi.    Gesang Martohartono  hidup hingga di usia 92  tahun yaitu meninggal pada 2010.   Selama  hidupnya yang  cukup panjang  ia  terus  mendedikasinya seluruh hidupnya   untuk  melestarikan  dan  mempopulerkan  musik  khas Indonesia  yaitu  Musik Keroncong.

Gersang Martohartono  yang juga dianggap  sebagai ikon Budaya,  dianggap  juga sebagai maestro Keroncong Indonesia yang  tak tergantikan,  dengan  kontribusinya  dalam mengangkat martabat  dan  keunikan  musik  berirama  Keroncong,  serta  memperkenalkannya  hingga  ketingkat  Internasional   melalui  karya - karyanya  yang sangat  monumental  seperti "Bengawan Solo".   Maestro Gesang  memiliki kehidupan pribadi  yang sederhana,  setelah berpisah  dengan  istrinya pada tahun  1962,  Gesang kemudian memilih hidup hidup untuk sendiri dan tak memiliki  anak.

Lagu  Bengawan Solo karya sang Maestro Gesang hingga  saat ini  telah  diterjemahkan  kedalam setidak - tidaknya  15  bahasa.   Termasuk  Bahasa  Inggris,  Bahasa Rusia,  Bahasa Tionkok,  Bahasa Jepang,  ini menandakan  adanya daya tarik secara  universal dan  pengaruhnya  yang cukup  luas di  berbagai  belahan bumi  atas karyanya  berupa  Keroncong  Bengawan Solo.   Awal  karier  Gesang  sebagai  penyanyi Keroncong untuk  acara - acara kecil di kota Solo  dan  ia mulai  menciptakan  lagu pada masa  Perang Dunia II,  meskipun karya - karya  awalnya kurang  di kenal.         

Lagu Bengawan Solo oleh Gesang memberikannya alternatif bentuk lagu baru dalam musik Keroncong yang  sebelumnya irama  ini tidak pernah ada.  Bentu  tersebut dapat  berupa pengembangan struktur keroncong,  langgam keroncong,  langgam Jawa  maupun stambul.  Semua  bentuk  lagu dalam  musik keroncong tersebut dikategorikan  sebagai  " Langgam Istimewa .   Tahun  2008 televisi Cuang Xi China mengabadikan bagian  dari film dokumenter tentang ragam budaya  negara - negara ASEAN  dan  saat pengambilan  gambar untuk televisi itu,  Gesang diminta bercerita tentang awal mula penciptaan lagu  Bengawan Solo.

Di  Jepang sang  Gesang dihormati  sebagai tokoh  yang penting dalam  dunia musik Indonesia  sposialnya  musik  beraliran Keroncong yang  mendadi khas  musik Indonesia,  khususnya karean Lagu Bengawan Solo.   Lagu ini sangat Populer di Jepang  dan  telah dinyanyikan oleh  banyak  penyanyi  Jepang  serta  digunakan  dalam  berbagai  acara dan Film  salah sijinya  dalam film   IKIRU  karya  Akira Kurosawa.   "  Bengawan Solo  "  sebuah lagu karya Gesang ini menceritakan tentang aliran 'Sungai Bengawan Solo'  yang ia ciptakan pada tahun 1940  ketika  itu Gesang  berumur  23  tahun.   selain terkenal di Indonesia dan lagu ini terkenal di seluruh Asia  yang dipopulerkan tentara Jepang.    

Karya  - karya  musik Gesang Martohartono mulai  menjadi  karya  yang sukses  terlebih setelah ia  menciptakan  lagu  Legendaris Bengawan Solo yang ia ciptakan  saat inspirasi datang  ketika  ia  sedang  duduk - duduk  di  Tepi Sungai  Bengawan Solo yang  selalu menjadi tempat inspiratip yang  memikatnya,  proses  penciptakan  lagu ini memakan  waktu  sekitar  enam (6) bulan.  Sebagai  bentuk penghargaan atas  karya - karyanya dan perkembangan  dunia musik Keroncong pada tahun  1983,  Jepang  mendirikan  Taman Gesang di  dekat  Bengawan Solo.   Pengelola  taman ini didanai Dana Gesang sebuah  lembaga yang didirikan  untuk Gesang di Jepang.

Gesang Martohartono  meski hidup dengan  sederhana,  karya - karya  Gesang   terutama Bengawan Solo,  tetap menjadi  bagian intergral dari  Budaya Indonesia dan warisan  musik Keroncong  yang  tak  terlupakan diantaranya  seperti  termuat  berikut ini.   Diskografi terpilih  dalam  bahasa  Melayu/Indonesia   :   "Bengawan Solo",  "Jembatan Merah",  "Saputangan", "Dunia Berdamai",  "Si Piatu",  "Roda Dunia",  "Tembok Besar",  "Seto Ohasi",  "Pandanwangi",  "Kalung Mutiara",  "Pemuda Dewasa",  "Borobudur",  "Sebelum Aku Mati",   "Bumi Emas Tanh Airku",  "Urung",  dan  "Kemayoran".

Maestri Gesang juga banyak menghasilkan karya Lagam Jawa  yang dipopulerkan  oleh penyanyi Keroncong Jawa lainnya  seperti penyanyi Keroncong Legendaris  Waljinah,  seperti  : "Impenku",  "Kacu - kacu",  "Tirtonadi",  "Sandhang Pangan",  "Nusul",  "Nawala",  "Pamitan",  "Caping Gunung",  "Ali -  ali",  "Andheng - Andheng",  "Luntur",  "dongengan",  dan  "Jago  Kluruk". 

Gesang Martohartono, Maestro Keroncong

Gesang Martohartono maestro musik keroncong.

Maestro Bengawan Solo ikon Indonesia Budaya  Keroncong. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ACEH SANG PENAKLUK TANAH BATAK

NusaNTaRa.Com                           byMuhammaDNunukaN,       R   a   b   u,    2   2     J   a   n   u   a   r   i     2   0   2   5   ...