Jumat, 13 Desember 2024

AKHIRNA PRESENTER SINGAPURA USIA 51 TAHUN HAMIL DENGAN 10 KALI PROSES BAYI TABUNG

NusaNTaRa.Com       

byAsnISamandaK,    J   u   m   a   t,   1  2    D   e   s   e   m   b   e   r    2  0  2  4

Glenda Chong dan Justin Chan gambar scan bayi mereka 

Hamil Bayi Tabung.    Ketika saya bertandang kerumah  berupa Bungalow indah berwarna  hitam dan putih didiami  presenter Singapura  Glenda  Chong dan Justin Chan   sang suamina,  terletak dipemukiman yang tenang rindang akan pepohonan bagian timur kota Singapure.   Di kawasan ini  kebanyakan pemukimnya memelihara ayam atau Kalkun tak terkecuali  Glenda dan  meski  Glenda bekerja satu kantor Deng Saya  tapi  tulisan ini merupakan kali pertama  kami dapat berbincang.

Dengan  keramahannya yang  hebat Glenda berbincang dengan kami,  caranya berbincang dengan orang asing dan santai,  hal ini menunjukkan kalau beliau terlatih dengan professional  yang telah ia lewati dalam tugasnya.   Pagi itu kami ngobrol akan  hal - hal ringan  soal "hutan belantara"  tempat dia dan dua dan dua anjingnya tinggal  meski demikian saya telah bersiap dengan pembicaraan  yang akan  menguras  air mata.

Seharusnya dang ini menjadi pembicaraan  yang menyenangkan  soal bagaimana rekan kerja saya yang telah berusia 51 tahun menjalani saru siri kehidupan yang eksaitik yaitu   "Kehamilan"  empat  bulannya   setelah  lebih dari  sepuluh (10)  tahun  berjuang  menjalani  Program  in - vitro fertilisation  (IVF)  atau  bayi tabung.   Tapi saya tahu betul,  itu adalah sebuah  perjalanan yang  tidak mudah bagi dia.   Pun bagi saya karena editor saya tahu betapa femiliarnya saya dengan program Bayi Tabung,  bahkan ia menawarkan saya  menyerahkan tugas wawancara  kerekan yang lain.

Takutnya akan keterlarutanku dalam emosi,  sudah selang tiga tahun sejak saya terakhir menjalani program bayi tabung.   Namun pergolakan emosi  dalam enam tahun terakhir masih membuat saya membuat saya malas  membicarannya  lagi, saya mengira  Glenda pun akan seperti itu.   Btapapun juga,  kami berdua  telah melalui  harapan dan  kekecewaan yang berkali - kali  datang usai  disuntikkan obat - obatan  demi meningkatkan  peluang  kehamilan.

Genda  duduk di kursi Kursi Rotan  hadiah pernikahan  dari mendiang orang tuanya  ketika saya bertanya apakah dia dan suaminya  yang pengacara memang ingin  punya  anak.    Glenda yang mengenakan  kardigan Putih dan gaum longgar orange  sehingga  membuat perut hamilnya sulit terlihat,  menjawab bahwa impian  mereka  sejak  menikah  pada 2014 adalah  membentuk  sebuah keluarga.   Kehidupan  "masa kecil yang luar biasa"  membuat mereka yngin  berbagi kehidupan  yang  sangat indah  ini dengan  "Justin  dan  Glenda Kecil".

" Tidal lama setelah kami menikah,  itulah saatnya kami memulai mencoba  (punya anak)  ",  Ujar SiGaluH Glenda  Dang.   Glenda  sadar  mereka agak sedikit telat  karena  ketika menikah  usianya  sudah  41  tahun dan  suaminya  sudah  38 tahun.   Jadi Glenda  melakukan yang terbaik  agar  dirinya  bisa hamil  -  mulai dari setop minum alkohol  dan Kopi,  lalu rajin olah raga  agar tetap fit.    Berbagai cara yang melelahkan telah mereka lalui,  mengecek suhu tubuh kan akan berovolusi,  menjalani terapi obat dan akupuntur di ahli obat  tradisional China dan mengecek melalui aplikasi ponsel untuk mengetahui siklus  masa suburnya.

"  Seks-nya sesuai permintaan saja  ",  Ujar Cakap SiGaluH  Glenda sambil tertawa.   Chan yang duduk di sampingnya selama wawancara menimpali  :   "  adinya tidak terlalu romantis ... dan seluruh rumah baunya seperti kamar pengobatan  ".   Setelah dua tahun yang tidak membuahkan hasil, akhirnya mereka beralih ke IVF, program kehamilan yang memungkinkan perempuan menghasilkan lebih banyak sel telur ketimbang biasanya. Sel telur itu kemudian diekstraksi dan dibuahi dengan sperma di sebuah tabung untuk menghasilkan embrio sebelum akhirnya ditanamkan kembali ke rahim pasien.

Secara teori, program ini sepertinya terdengar mudah. Namun tingkat kesuksesan program bayi tabung bagi perempuan di atas usia 40 tahun hanya sekitar 20 persen. Peluangnya kian menipis seiring pertambahan usia, nyaris nol di usia 45 tahun.   Dalam 10 tahun terakhir, Glenda Chong berkisah, mereka telah mendatangi enam dokter, termasuk dua di luar negeri  dan mereka berganti dokter  "seperti berganti kaos kaki",  langsung pindah ke yang lain setelah mendengar adanya teknologi atau prosedur baru.   "  Sebagai gambaran, ketika kami tengah berusaha, salah satu dokter kandungan kami pension  ",  Cakap SiGaluH Glenda  Laji.   Mereka telah menghabiskan ratusan ribu dolar Singapura dan melakukan hampir semua pengujian.

Glenda Chong menjalani hamil Bayi tabung dan suami Justin Chan

Bertahun-tahun menjalani prosedur bayi tabung, seseorang sudah tidak lagi mengingat berapa banyak pertemuan dengan dokter, tes darah, mencubit lemak di perut (yang jadi mudah karena obat-obatannya membuat berat badan naik) dan pembekuan lemak sebelum menyuntikkan obat-obatan dosis khusus setiap harinya.   Saya akhirnya menyadari bahwa perjalanan ini menjadi semakin sulit dan sulit lagi. Sering melakukannya bukannya jadi lebih mudah, malah lebih berat  dan  Glenda menyadari usianya semakin tua. Akhirnya, mereka memutuskan Juni lalu menjadi prosedur bayi tabung terakhir, apa pun hasilnya nanti.

Sepertinya momen untuk berhenti melakukannya juga pas - tahun ke-10 pernikahan mereka, dan kali ke-10 mereka menjalani program bayi tabung.   "  Saya ingat berkata kepada Justin ... Beneran, ini akan jadi yang terakhir buat saya ... kalau tidak berhasil juga, kami akan berhenti dan mulai merencanakan pensiun, apa yang mau dilakukan nanti, hal-hal seperti itu  ",  Ujar Cakap SiGaluH Glenda Chong Dang.

Keputusan menjadikannya yang terakhir malah justru membuat Glenda lebih tenang. Dia mengaku sangat relaks ketika menjalani prosedur itu lagi,  "  Kami tidak punya harapan apa-apa, cuma, yah, kalau berhasil, ya berhasil. Syukurlah. Kalau tidak berhasil, ya sudah  ",   Cakapnya Laji Dang.  Kegembiraan lantas menyergap ketika kali ini upaya mereka membuahkan hasil. Tapi mereka tidak lantas kegirangan dengan sontak menelepon sahabat atau saudara-saudara.

Mereka menahan diri untuk membagikan kabar gembira itu, karena khawatir akan "kesialan". Pasalnya, kehamilan yang masih terlalu dini rentan mengalami masalah, seperti kekurangan kromosom pada bayi.   Semua rekan kerjanya, kecuali empat orang, baru tahu soal kehamilannya setelah membaca artikel ini,  kendati sudah dipastikan melalui berbagai tes bahwa dia benar-benar hamil, namun pasangan itu tidak ingin terlalu larut dalam kebahagiaan.   Dia tidak berniat membeli peralatan bayi atau merancang kamar bayi sampai dekat hari kelahiran nanti.

Kami memasuki pertanyaan yang sepertinya akan membuat saya menangis dan akhirnya menggunakan tisu yang sudah saya bawa di dalam tas.   Saya bertanya, apakah dia pernah ingin menyerah, dan apakah ada orang-orang yang memintanya untuk menyerah saja.   Ketika sudah gagal tiga kali, kenang Glenda, seorang perawat tanpa ditanya tiba-tiba menasihatinya bahwa memang terkadang usaha itu  "tidak berhasil".   "  Saya tidak tahu bagaimana perasaan saya ketika itu. Di satu sisi, tidak ada yang berhak berkata seperti itu kepada saya. Tapi di sisi lain, dia mungkin sudah menangani ratusan bahkan ribuan perempuan, dan dia tahu soal itu ... saya kira itu nasihat yang baik  ",   Ujar SiGaluH Glenda Chong dengan Boneernya (Tegasnya).

" Jadi tidak peduli seberapa keras saya mencoba ... Saat itulah saya benar-benar terpukul, dan saya sadar bahwa waktu tidak memihak saya ... harapan mulai pudar ",  Ujar dia, mengaku perasaannya sangat kacau ketika itu.   " Ini sudah bukan lagi soal perasaan, tapi soal bukti empiris. Kamu melihat sendiri apa yang terjadi, dan tidak ada yang bisa kamu lakukan ".

Apakah dari serangkaian prosedur tersebut ada yang menghasilkan kehamilan yang tidak sempurna atau keguguran  ?    Glenda mengaku pernah mengalami satu keguguran, tapi kehamilan masih di tahap sangat awal setelah pembuahan sehingga dia " tidak merasakan apa-apa".   Menurut dia, lebih baik gagal di awal daripada sudah tumbuh menjadi embrio dengan kualitas yang buruk.   Perjuangan untuk hamil terkadang juga menimbulkan keretakan dalam rumah tangga, dan saya bertanya pada Glenda apakah dia pernah mengalaminya.   Justin pernah mengatakan ketika kami sedang cekcok ...  'Apakah saya saja tidak cukup ?'  Kamu lebih dari cukup, tapi saya mau yang lebih dari kamu. Saya mau ada 'kamu yang kecil' berlarian ke sana kemari"

Bekerja di bidang pemberitaan, kata Glenda, membuatnya terlatih mengendalikan emosi dan menjaga penampilan dirinya,  bahkan dia menganggap bahwa dia "sudah tak punya perasaan" terhadap dirinya sendiri karena menahan tangis atau bersedih.   "  Lakukan sesuatu untuk membuat dirimu lebih baik. Jangan bersedih, karena kamu sendiri yang memilih jalan ini, jadi lakukan saja. Dengan cara ini saya membuat diri saya tegar  ",   Cakap Glenda Chong Dang.

Dia pergi hiking dengan teman-temannya atau jalan-jalan untuk menjernihkan pikiran. Suaminya punya julukan untuk istrinya itu karena sifatnya yang pantang menyerah  :  Si rudal serbu.   Sementara Glenda menyebut dirinya sendiri seperti ini  :  " Saya seperti anjing bulldog. Kau tahu, ketika saya sudah bersungguh-sungguh, saya akan terus menggigit dan tidak meninggalkan sisa ".

Menurut Glenda, kehamilannya sejauh ini lancar-lancar saja. Dia tidak mengalami mual di pagi hari, tapi di malam hari dia merasa sangat tidak nyaman. Glenda yang telah berada di industri televisi sejak 1997 pernah mendapatkan penghargaan presenter terbaik pada Asian Television Award pada 2001 dan bertugas sebagai koresponden CNA di Shanghai, China, pada 2008 hingga 2011.   Meski sekarang beban kerjanya masih sama, tapi nantinya dia akan mengurangi jam tampilnya di TV. Jelang tanggal kelahiran, dia akan lebih banyak di balik meja, yang menurutnya pasti akan sulit bagi dirinya.

Karena usianya, kehamilan Glenda termasuk berisiko tinggi. Dia harus rutin seminggu sekali mengecek kandungannya ke dokternya, dr. Suresh Nair, direktur medis di klinik fertilitas Seed of Life.  Menjalani program bayi tabung bukan soal seberapa kuat tubuh kita melaluinya, tapi seberapa siap hati kita menerima hasilnya. Dan hati Glenda yang sekuat baja layak dapat pujian.   Saya kemudian mempertimbangkan untuk kembali menjalani program bayi tabung, dan berharap bisa setegar Glenda, sehingga saya tidak perlu menggunakan tisu yang saya bawa untuk menyeka air mata.

Glenda Chong presenter Singapura bersama keluarha, 
menjalani 10 kali  bayi tabung baru sukses

Glenda Chong presenter singapura hamil bayi tabung.

Glenda Chong  hamil di usianya ke 51 tahun Dang.

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ACEH SANG PENAKLUK TANAH BATAK

NusaNTaRa.Com                           byMuhammaDNunukaN,       R   a   b   u,    2   2     J   a   n   u   a   r   i     2   0   2   5   ...