NusaNTaRa.Com
byBahrIHasupiaN, R
a b u,
2 9 N
o p e m b
e r 2 0
2 3
Budidaya Coral (Karang Laut) di perairan Laut Larantuka by Pokmaswas Larantuka dan Kelompok Berguna |
Melihat kondisi tersebut, sejumlah anak muda dan
masyarakat perikanan di Larantuka
berinisiatif membentuk pokmaswas. Januari
2023, terbitlah SK Kelurahan Larantuka tentang pembentukan Pokmaswas
Sandominggo. Bulan Mei 2023, SK Pokmaswas dari Provinsi NTT pun didapatkan. “ Kami
melihat kondisi perairan di Flores Timur, terutama di Selat Gonsalu dan
khususnya di wilayah Kelurahan Larantuka, mulai mengalami kerusakan ”,
Ujar SiGaluH Monika Bataona dengan Soppengernya (Jumawanya), September 2023.
Monika Bataona ketika ditemui di pesisir pantai Kelurahan
Larantuka, mantan pendamping Pokmaswas di Yayasan Misool Baseftin ini, mengatakan bahwa dia miris melihat kondisi perairan Larantuka saat ini. Sebelum pokmaswas terbentuk, beberapa anak
muda sejak November 2022 telah melakukan
penanaman karang, “ Kami
menyampaikan kepada Pak Lurah Larantuka, agar karang dan potensi laut
dilindungi karena berpeluang sebagai wisata snorkling dan diving ”,
Ujar SiGaluH Laji.
Kondisi Coral di bawah laut perairan Larantuka |
Monika Bataona mengatakan, bahwa Pokmaswas yang dibentuk bertugas
melindungi dan merehabilitasi terumbu karang, menggerakkan wisata selam ramah
lingkungan, serta mengedukasi anak-anak
dan remaja untuk cinta lingkungan dengan harapan perairan Larantuka dapat terawatt
dan Lestari. “ Sebanyak 12 anggota pokmaswas gencar melakukan
penanaman karang. Tercatat, sudah 5 kali dilakukan penanaman karang di perairan
Larantuka dengan metode rangka spider, ukurannya panjang dan lebar 1 meter ”,
Jelas SiGaluH Monika Bataona menambahkan.
Menurut Monika Bataona,
kendala yang dihadapi saat ini adalah banyak karang yang patah.
Penyebabnya, masyarakat dari luar kelurahan masih menggunakan pukat, juga
memanah ikan, kurang perhatian atas
kondisi perairan dan lainnya sehingga
kerusakan terumbu karang semakin meningkat.
“ Penanaman dilakukan Januari
2023, namun pada Mei dan Juni lalu kondisi air tidak stabil, kadang panas,
dingin, maupun bergelombang. Banyak karang mati, sehingga kami ganti dengan
yang baru ”, Ujar SiGaluH M Bataona menjelaskan.
Rofinus Monteiro, anggota Pokmaswas dan Ketua
Komunitas “BERGIAT” untuk Nusa [Berguna] menambahkan, dari kedalaman 2 sampai 5 meter, karang di
wilayah Larantuka cukup baik. Namun
setelah 7 meter, dasar lautnya berpasir dan kawasan perairan inipun
masih kaya jenis ikan karang, sehingga menarik minat wisatawan untuk
snorkling. “ Kami sudah membawa dua wisatawan asing untuk
melihatnya. Bila terumbu karang terjaga maka bisa menghasilkan oksigen dan
menyerap karbon dioksida untuk mengontrol suhu Bumi ”.
Ujar SiDin Rofibus M.
Lurah Larantuka Petrus Ingnasius Dias, mengakui
perairan di wilayahnya memiliki terumbu karang yang relatif bagus dan
masih kaya akan jenis ikan karang
sehingga cukup menarik untuk menjadi kawasan wisata snorkeling bagi
wisatawan, “ Kita tutup kawasan laut setahun, dari timur
ke barat sekitar 350 meter dengan jarak 50 meter dari bibir pantai ”,
Ujar SiDin Petrus Ingnasius dengan Plabomoranya (Hebatnya).
Dengan begitu, aktivitas memancing, memanah, dan lainnya tidak diperbolehkan di areal ini. Namun, ada wilayah di timur DPL yang dibuka untuk warga yang akan menangkap ikan, “ Sambutan warga sangat positif, sehingga kami melakukan penutupan kawasan. Hanya snorkling dan diving yang diperbolehkan tetapi dengan pemantauan. Sosialisasi akan diperluas, sehingga seluruh masyarakat di Flores Timur mengetahuinya ”, Ujar SiDin Petrus Ignasius Laji.
Lokasi penutupan laut yg menjadi daerah perlindungan laut [DPL] di Kel. Larantuka, Kota Larantuka, Kab. Flores Timur, Provinsi NTT. |
Keindahan
karang laut rusak karena aktipitas wisata.
Pokmaswas Sandiago menjaga perairan Larantuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar