Selasa, 14 November 2023

PENGATURAN FISKAL UNTUK MERINGANKAN BEBAN “PEPESON & PETURUNAN” BALI DALAM BUDAYA NGAYAH.

NusaNTaRa.Com

byBasruLDatUMabusunG,      S   a   b   t   u,    2   8     O  k  t  o  b  e  r     2   0   2   3

Kegiatan Ibadah masyarakat dilaksanakan secara Gotong Royong atau NGAYAH

Pepeson dan Peturunan  (Pepeson sebuah urunan alat/bahan upacara dan Peturunan urunan tambahan untuk melengkapi selain pepeson dan berupa uang) bentuk iuran wajib gotong royong masyarakat Bali, telah lama menjadi sumber pendanaan yang penting dalam kehidupan masyarakat mereka  untuk pelestarian budaya di pulau ini.   Apa yang dimaksud gotong royong di Bali ?,   istilah gotong royong di Bali dikenal dengan sebutan Ngayah. Budaya ini merupakan kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Bali di mana suatu kelompok akan bekerja sama dengan tulus untuk mencapai tujuan tertentu.

Gotong Royong,  Tradisi ngayah dalam masyarakat Bali merujuk pada sebuah praktik  atau kerja sama sukarela di antara anggota komunitas Bali dalam membantu melaksanakan suatu acara atau kegiatan sosial, budaya  atau keagamaan.   Mengutip dari Buku Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) SMP/MTs Kelas 7, 2021, tradisi ngayah diletakkan dalam format hubungan Vertikal ke Tuhan atau Vertikal-Organisatoris adat, serta Vertikal-Struktur sosial/kasta.   Secara khusus, ngayah biasanya dilakukan dalam rangkaian perayaan upacara keagamaan di Bali, seperti upacara ngaben (pemakaman), odalan (hari raya keagamaan)  atau perayaan tradisional lainnya.

Sebelum adanya industri pariwisata dan Negara Republik Indonesia dalam tatanan masyarakat Bali,  masyarakat Bali hidup dalam sistem sosial dan budaya mereka  yang berfungsi dengan baik sesuai dengan pertumbuhan dan kehidupan  yang berkembang disana.    Para(rakyat), puri (raja), purohita (penasehat), pura (tempat ibadah), dan Purana (sejarah dan catatan aturan) saling berkontribusi untuk membangun dan memelihara kehidupan budaya Bali agar dapat merahmati kehidupan seluruh masyarakat Budoyo Bali.

Gotong Royong saling membantu

Dulu Keberhasilan pepeson & paturunan  ini didukung oleh hasil pertanian sawah dan kebun yang melimpah, yang memungkinkan masyarakat Bali untuk memenuhi kewajibannya.masyarakat Bali dapat dengan mudah membayar pepeson & paturunan karena hasil dari pertanian atau kebun mereka dapat menopang biaya tersebut. Namun, dengan berkembangnya sektor pariwisata yang saat ini menyumbang 70% pertumbuhan ekonomi Bali (BI), membayar pepeson telah menjadi beban yang berat bagi mereka.

Harga-harga di Bali telah melambung tinggi seiring dengan pertumbuhan pariwisata yang pesat, dan ini telah berdampak pada kesulitan masyarakat Bali untuk memenuhi kewajiban membayar pepeson & peturunan. Beberapa bahkan menghadapi sanksi atau dikeluarkan dari komunitas mereka karena tidak mampu membayar iuran wajib untuk pelestarian budaya itu.   Sebagai sebuah Negara republik yang terbentuk, seharusnya ada pengaturan fiskal yang baik atau pemerintah memberikan Bali otonomi fiskal (desentralisasi fiskal ) yang memadai untuk menopang mensubsidi pelestarian budaya(pepeson & paturunan) dan untuk meningkatkan pelayanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan dan infrastruktur.

Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan adalah pengambilalihan pepeson & peturunan oleh pemerintah melalui pengaturan fiskal atau pajak. Saat ini, rasio pajak di Bali masih rendah, dan dengan meningkatkannya, dapat mensubsidi meringankan beban pepeson & peturunan bagi masyarakat Bali. Pemerintah dapat mengalokasikan dana yang diperoleh melalui pajak untuk pendanaan program pelestarian budaya dan pelayanan dasar di Bali.

Selain itu, meningkatkan daya saing Bali juga merupakan kebutuhan yang mendesak. Dalam menghadapi persaingan global dalam industri pariwisata, Bali perlu memperkuat daya tariknya dengan meringankan beban budayanya, meningkatkan infrastruktur, layanan publik, dan fasilitas pendukung lainnya. Pemerintah dapat menggunakan pendapatan pajak yang diperoleh untuk menginvestasikan dana dalam pengembangan sektor-sektor ini, sehingga Bali tetap menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan sambil mempertahankan warisan budayanya.

Dengan mengambil alih pepeson & peturunan melalui pengaturan fiskal yg baik (desentralisasi fiskal ), pemerintah dapat meringankan beban masyarakat Bali, memastikan pelestarian budaya yang berkelanjutan, serta meningkatkan daya saing pulau ini sebagai destinasi pariwisata. Ini  memungkinkan Bali untuk terus berkembang dan memberikan manfaat kepada masyarakatnya, sambil tetap menjaga identitas budaya yang unik dan khas. (dr.FB GedeNgurahAmbaraPutra,28/10/2023)

Ngayah kegiatan gotong Royong Unik Bali tanpa Imbalan

 

NGAYAH budaya Gotong Royong tradisi masyarakat Bali. 

Kegiatan Ngayah,  saling membantu dalam masyarakat Bali.

 

 

1 komentar:

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...