NusaNTaRa.Com
byPunGKadA, S e n i n, 2 8 A g
u s t u s 2 0 2 3
Salim Mohamed Nasir (tengah), relawan dari Grup Rehabilitasi Relijius Singapura,
saat menerima kunjungan delegasi jurnalis Indonesia, Selasa 3 Oktober 2017
Kisah
Dua pemuda yang ditahan di bawah Undang-undang Keamanan Dalam Negeri Singapura
(ISA) karena mendukung ISIS, mengisahkan proses rehabilitasi mereka. Pendidikan,
menetapkan tujuan pribadi dan memperkuat hubungan keluarga merupakan dasar bagian
dari proses deradikalisasi, mentor dan
penasihat agama dari Kelompok Rehabilitasi Agama (Religious Rehabilitation
Group - RRG) menjelaskan bagaimana mereka berhasil mendapatkan kepercayaan para
pemuda ini dalam melakukan deradikalisasi.
Hamzah
masih SMP ketika ISIS (Islamic State of Iraq and Syria - Negara Islam Irak dan
Suriah) mulai muncul di pemberitaan, didorong
rasa penasaran terhadap gerombolan yang mengklaim berjuang atas nama agama itu,
Hamzah mulai mencari tahu di internet, mempelajari lebih jauh tentang ISIS. Penasaran hatinya, dalam waktu kurang setahun, Hamzah telah
menonton lebih 500 video ceramah dai ekstremis dan pembunuhan sadis para militant
serta sehari dia bisa menonton hingga lima jam.
Setelah
agak mengerti ia berniat pergi ke Suriah dan bergabung dengan kelompok
tersebut. Setelah meriset di mana keberadaan kamp militer ISIS dan rute menuju
ke sana, Hamzah berencana membeli tiket pesawat ke Turki dengan uang dari
beasiswa sekolahnya. Dia kemudian ditangkap pada 2015 atas pelanggaran
Undang-undang Keamanan Dalam Negeri Singapura (ISA),
" Saya bukan orang yang suka kekerasan. Tapi
saya mencoba menonton sebanyak mungkin video pemancungan agar saya mati rasa "
dan " Saya merasa, adalah tugas
(seorang Muslim) untuk bergabung dan berjuang bersama mereka, dan akan berdosa
jika tidak menganggap mereka sebagai khilafah
", Ujar SiDin Hamzah mengenai
keyakinannya soal ISIS ketika itu.
Umum
ini bentuk radikalisasi, tapi bagi para
pemuda seperti Hamzah, ini sebuah "perjalanan spiritual" dan
pencarian atas sumbangsih apa yang bisa mereka berikan untuk agama, jelas ustaz
Ahmad Saiful Rijal Hassan, relawan penasihat agama di Grup Rehabilitasi Agama
(RRG) sejak 2011. " Kita harus memahami bahwa pada awalnya niat
mereka mulia, untuk tujuan yang mulia. Mereka punya niat yang murni, bukan
ingin menyebarkan kekacauan atau menciptakan masalah ",
Ujar Ustat Ahmad Saiful RH dan " Pada akhirnya ini soal keyakinan, ya kan?
Jadi, mereka meyakini bahwa melakukan hal seperti ini akan menjadikan mereka
Muslim yang sejati ".
Hamzah
mengaku apa yang telah dia lakukan bertentangan dengan sifat asliny, berulang kali dia menonton video pembunuhan
sadis untuk membuat dirinya mati rasa ketika nanti harus melakukannya sendiri. "
Saya ingat menonton video itu lagi dan lagi, dan melihat orang-orang
dibakar hidup-hidup ... dan di medan perang, menembaki orang-orang, saya
memaksa diri sendiri untuk menyaksikannya agar mental saya siap "
dan " Saya sedikit merasa jijik karena tidak
terbiasa dengan hal-hal seperti itu. Tapi saya tetap memaksakan diri ".
Bagi
Daniel, kesempatannya untuk berubah telah hilang ketika dia bersikeras
mendukung ISIS kendati diperiksa oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri
Singapura (ISD) dan mendapatkan bimbingan rohani. Daniel yang ketika 2017
berusia 15 tahun diselidiki setelah merusak gambar Presiden Halimah Yacob dan
menyerukan ISIS untuk memenggal kepalanya,
ia tetap menjadi pendukung ISIS dan 2020 ia akhirnya ditangkap.
" Bahkan ketika diperiksa untuk pertama kalinya,
saya meyakini itu adalah ujian bagi keimanan dan kesetiaan saya kepada
ISIS ", Ujar SiDin Daniel dengan Plabomoranya
(hebatnya). Ustaz Rijal mengatakan
deradikalisasi adalah sebuah seni, bukan ilmu eksak yang bisa diukur
kesuksesannya, kasusnya unik dan tidak ada profil yang sama. "
Satu-satunya kesamaan yang bisa saya temukan adalah, mereka ingin
melakukan sesuatu untuk agama. Mereka meyakini bahwa agama ingin agar mereka
melakukan ini dan ini adalah kewajiban mereka sebagai seorang Muslim ",
Ujar U Rijal.
Pekerjaannya
- sebagai psikolog, mentor sekaligus pendamping dalam perjalanan rehabilitasi -
adalah untuk mengeluarkan para individu radikal ini dari jurang kekerasan dan
memandu langkah mereka menjauhi ekstremisme.
Ketika Salim Mohamed Nasir pertama kali bertemu Hamzah di rumah tahanan
ISD, dia mengalami perasaan yang tidak asing.
Pendidik
berusia 62 tahun ini mengatakan, " Saya
merasa terhubung dengannya, dia seperti anak saya ... hanya saja bedanya, anak
saya mengambil jalan ini dan dia mengambil jalan yang lainnya ... Jadi bagi
saya, memilih jalan yang benar sangat, sangat penting ".
Salim MN telah menjadi sukarelawan di RRG sejak didirikan pada 2003.
Ketika itu, sel teroris Jemaah Islamiyah (JI) ditemukan dan ditangkapi di
Singapura.
RRG
dan Kelompok Pascaperawatan Antar-Lembaga (Inter-Agency Aftercare Group),
adalah kelompok relawan yang bermitra dengan ISD untuk membantu rehabilitasi
dan reintegrasi mereka yang pernah ditahan atau mendapatkan perintah pembatasan.
Salim MN mengatakan, saat Hamzah teradikalisasi, tidak ada seorang pun yang
menuntunnya ke jalan yang benar. Dengan karakternya yang ramah dan hangat,
Salim mulai menjadi mentor Hamzah pada 2015,
" Mereka adalah orang-orang
yang menyimpang karena merasa benar, tapi sebenarnya mereka salah ",
Ujar SiDin Salim MN.
Hamzah
mengatakan keluarganya "sangat disiplin" soal agama ketika dia tumbuh
besar. Setiap hari sepulang sekolah dasar, dia menghadiri kelas agama selama
tiga jam di madrasah, tapi berhenti saat dia masuk SMP. Ibunya mengatakan Hamzah dulu adalah anak
yang penyayang dan ceria, selalu menjaga tiga adiknya dan disukai teman-teman
di sekolah, tapi setelah terpapar paham
ekstrem dan konten-konten kekerasan, Hamzah menjadi radikal.
Ibunya
baru menyadarinya ketika Hamzah mengatakan ingin bergabung dengan ISIS di
Suriah. Terkejut dan kecewa, dia mencoba mencegah dan meminta putranya untuk
fokus belajar dan mencari pekerjaan, tapi nasihat itu dianggap angin lalu. Hamzah mengaku awalnya ragu pada dalih
pembunuhan dan kekerasan yang dilontarkan ISIS. Karena sejak kecil, dia tumbuh
dengan pemahaman bahwa Islam menyuarakan kebenaran dan anti kekerasan.
Tapi
ceramah dari dai-dai ekstremis telah mengubah pemahamannya tersebut dan menumbuhkan perasaan simpatik terhadap
militan ISIS. Mendengar mengenai Muslim yang dibunuh dan disiksa "juga
telah memainkan emosi saya", kata Hamzah.
PROSES
DERADIKALISASI DALAM TAHANAN
Hamzah
ditahan pada 2015 saat sedang merencanakan pergi ke Suriah. Dia mengaku
mengikuti program deradikalisasi dengan "pikiran terbuka", tapi Salim
MN mengingat adanya kemarahan dalam diri remaja ini, "
Dia mengatakan 'kenapa saya ada di sini ?' ... Dia bersikeras untuk
tidak mau membuka diri. Jadi saya berusaha agar dia mau terbuka ",
Ujar SiDin Salim MN.
Di
rumah tahanan, mereka bertemu seminggu sekali selama dua jam. Salim
memperkirakan, butuh empat kali pertemuan sampai dia bisa menyelami pemikiran
pemuda itu. Salim MN dengan jelas
menegaskan kepada Hamzah, bahwa dia bukan kawan, juga bukan aparat. "Saya
ingin dilihat sebagai seseorang yang bisa didatangi jika mereka dalam masalah -
untuk dimintai penjelasan, untuk dimintai saran," kata dia.
Demi
mencairkan suasana, Salim biasanya muncul di awal sebagai guru, menawarkan
bantuan dalam mengerjakan tugas sekolah. Seiring berjalannya waktu, hubungan itu
berkembang hingga mencakup pembahasan mengenai emosi dan kehidupan sosial,
pemikiran kritis, tujuan hidup dan hubungan dengan keluarga. Tapi tidak semuanya berjalan dengan
lancar, " Ada kalanya kami berdua menyerah dan dia
menunjukkan sikap tidak hormat. Dan saya katakan, jika kamu tidak sopan, kita
hentikan di sini ... lalu terkadang saya langsung keluar ruangan. Tapi saya
melakukan itu hanya sebagai taktik ", Ujar Salim MN dengan Soppengernya (Jumawanya).
Program
mentoring ini diawali dengan masukan dari pihak-pihak yang juga terlibat dalam
rehabilitasi, seperti psikolog dan penasihat agama. Setelah berdiskusi dengan
mereka, Salim merancang strateginya sendiri untuk sesi mentoring. Sesi ini biasanya untuk membantu mereka
memproses perasaan amarah dan penyesalan, dan agar mereka menggunakan masa
penahanan sebagai momen introspeksi diri.
Dalam
kasus Hamzah, strateginya adalah untuk "menyadarkan" pemuda ini,
membuat dia mau sekolah lagi dan merancang target-target hidup pribadi. Salim MN
awalnya terkejut dengan penolakan yang dia terima, "
Kamu sudah di sini, kamu tidak bisa mengendalikan keadaan - saya katakan
itu kepada dia. Jadi apa yang bisa kamu kendalikan ? Kamu hanya bisa mengendalikan
dirimu ", ujar Salim MN.
Hamzah
mengatakan: "Dia (Salim MN) telah membantu saya di masa-masa sulit,
terutama di dalam (tahanan). Dia membantu saya dalam mengembangkan keterampilan
diri pribadi ", " Dan juga di masa itu, saya mengambil
(pendidikan) O-Level ... mungkin itu adalah pertama kalinya saya serius
belajar, karena sebelumnya saya mengabaikannya " dan " Dia seperti figur ayah, karena dia
memiliki anak seusia saya ".
MENUJU
PEMBEBASAN
Perintah
penahanan di bawah ISA akan ditinjau oleh dewan penasihat dalam waktu tidak
lebih dari 12 bulan. ISD mengatakan, mereka baru akan dibebaskan setelah
dianggap bukan lagi ancaman bagi keamanan Singapura. Perkembangan dalam proses deradikalisasi menjadi
faktor dalam menilai apakah seorang tahanan layak dibebaskan atau tidak.
Penilaian diberikan atas pertimbangan dari psikolog, petugas pendamping ISD,
sipir rumah tahanan, dan penasihat agama RRG.
Kepada
CNA, Ustaz Ahmad Saiful RH mengatakan dia memiliki tiga faktor dalam memberikan
penilaian : Sikap tahanan saat sesi konseling, pemahaman konsep beragama dan
apa rencana mereka untuk masa depan. Sesi
konseling agama dilakukan sebulan sekali di rumah tahanan. Berdasarkan
pengalaman Rijal, perlu komunikasi yang jujur dan terbuka untuk membangun
hubungan baik. Ustaz berusia 37 tahun ini berkata, berkomunikasi sesuai usia
mereka juga penting agar bisa cocok.
Dia
memulai konseling dengan bertanya tentang video atau kutipan apa yang membuat
mereka ingin menjadi pengikut pemimpin radikal. Rijal akan menyaksikan video
itu sendiri, lalu menyampaikan apa yang menurutnya salah dan bertanya kepada
tahanan mengapa dia menganggap tayangan itu dapat dibenarkan. Perbincangan ini
juga meliputi pertanyaan-pertanyaan tentang jihad dan hukum Syariah.
Dari
sini mereka akan memiliki landasan yang sama untuk berdiskusi dan menjadi dasar
bagi Ahmad Saiful RH untuk meminta tahanan berkomentar dan melihat materi-materi
yang dia berikan, dia juga memberikan mereka bahan bacaan untuk dipelajari di
dalam sel. Pencerahan dalam bentuk teks
keagamaan sangat penting dalam proses ini. Ahmad Saiful RH akan meminta tahanan
menunjukkan dalil-dalil yang membenarkan pemahaman radikal mereka.
Jika
tidak bisa menunjukkan dalilnya dalam Al Quran, kata Rijal, ini menandakan bahwa
mereka hanya "taklid buta", tidak memahaminya ideologinya. Beberapa tahanan mendebatnya lebih sengit
dibanding yang lain. Awalnya, mereka sangat sulit diyakinkan ujar Ustat Ahmad
Saiful RH " Tapi setelah saya
memberikan mereka dalil yang banyak, mereka tidak bisa lagi mengelak ."
Hamzah
juga mengutarakan hal yang sama, " Jika
mereka bisa memberikan saya dalil-dalilnya, maka saya bodoh jika
mengabaikannya " dan "
Kami harus memperluas pemikiran mereka ", Ujar Ahmad Saifu RH dan " Kami harus membuat mereka menyadarinya
sendiri. Maksud saya, kami tidak bisa mengatakan 'kamu salah' “ dan " Ketika kami memberikan mereka teks bacaan
alternatif, ketika kami memberikan mereka interpretasi yang berbeda, maka
mereka akan paham ... Pandangan mereka sempit, mereka berada di dalam ruang
gema, dan mereka terperosok lebih jauh ke dalam lubang karena hanya membaca
dari satu sumber tertentu ".
Setelah
dibebaskan dari rumah tahanan, mereka akan mendapatkan perintah pembatasan.
Menurut ISD, perintah pembatasan berisikan larangan bagi mereka untuk pindah
alamat atau pekerjaan, atau bepergian ke luar negeri tanpa izin. Mereka juga tidak diizinkan mengakses
internet atau media sosial, mengeluarkan pernyataan publik, berbicara pada
pertemuan publik, mencetak, menerbitkan atau berkontribusi pada publikasi
apapun, atau menjadi anggota sebuah organisasi tanpa izin.
Jika
aparat memutuskan perintah pembahasan bisa dicabut, maka individu itu harus
terlebih dulu menjalani penilaian ketat seperti sebelumnya, "
Mereka yang dinilai telah mengalami perubahan drastis selama
rehabilitasi dan mampu reintegrasi ke masyarakat sehingga bukan lagi ancaman
bagi keamanan, maka perintah pembatasan akan dicabut “, Cakap ISD.
KONSEP
BERAGAMA
Ustaz
Ahmad Saiful RH mengatakan, jihad dan hukum Syariah adalah dua konsep beragama
yang dibahas selama konseling terhadap para pemuda yang teradikalisasi. "
Mereka meyakini bahwa jihad berarti mengangkat senjata, karena itulah
yang terjadi di masa perkembangan Islam," kata dia. "Kita harus
memahami bahwa hal-hal khusus yang terjadi di waktu-waktu khusus memiliki
alasan atau tujuan. Jadi tidak bisa dipahami di luar konteks itu ".
"
Kita harus kembali ke prinsip dasar dalam memahami jihad, yaitu perjuangan.
Perjuangan melawan apa? Perjuangan melawan penindasan. Penindasan ini dapat
muncul dalam bentuk sifat-sifat buruk ", Cakap Ust Ahmad Saiful RH dan "
Jika mereka susah bangun pagi untuk sekolah, itu adalah perjuangan pribadi
mereka. Jadi itu juga bentuk dari jihad ... Jihad sebenarnya adalah mengubah
sesuatu dari buruk menjadi baik, dan jadi baik menjadi lebih baik lagi. Jadi
mereka bisa terus meningkatkan kualitas hidup ".
Daniel
menceritakan bagaimana pandangannya soal jihad berubah dalam proses
deradikalisasi : " Saya jadi mengerti bahwa jihad bukanlah soal kekerasan
atau peperangan " dan " Jihad adalah soal berjuang untuk melakukan
hal-hal yang baik, bisa dalam bentuk memperbaiki diri sendiri, atau melakukan
kebaikan kepada orang lain. Saya menyadari walau makna jihad terdengar
sederhana, tapi tidak mudah menjadi orang yang lebih baik atau membuat
perubahan positif ".
Ustaz
Ahmad Saifu RH mengatakan bahwa ISIS telah "menjual" pemahaman yang
salah " bahwa jika kamu tidak menegakkan hukum Syariah di sebuah negeri,
maka kamu telah mengkhianati agama sendiri, kamu bukanlah Muslim sejati " dan menurut Ahmad Saiful RH Syariah sejatinya
adalah sebuah cara hidup, bukannya memaksakan hukum kepada orang lain. Syariah
adalah bagaimana seseorang "berperilaku sebagai Muslim", misalnya
dengan tidak memakan makanan yang dilarang agama.
Tidak
semua peserta rehabilitasi terbuka terhadap konseling keagamaan, 57 warga
Singapura anggota JI yang tertangkap, lima di antaranya masih dalam tahanan. ISD mengatakan, empat orang dari mereka " masih tertancap kuat paham radikal yang
penuh kekerasan, walau upaya keras telah dilakukan ISD dan semua pihak yang
terlibat dalam rehabilitasi, termasuk penasihat agama dan psikolog "
dan " ISD akan terus mencari cara
untuk meyakinkan mereka ", Cakap ISD lagi.
PENTINGNYA
PERAN KELUARGA
Ustaz
Ahmad Saiful RH dan Salim MN memiliki kesamaan dalam melakukan pendekatan dalam
konseling, yaitu menekankan pentingnya peran keluarga. Salim MN mengatakan, memperkuat hubungan di
dalam keluarga sangat penting karena keluarga adalah "lingkungan terdekat
yang sangat berpengaruh" bagi orang yang teradikalisasi. Jika tahanan
memiliki masalah dalam keluarga, Ust Ahmad
Saifu RH akan memberikan nasihat keagamaan, seperti betapa Islam memandang penting
bakti kepada orang tua.
Para
tahanan boleh dikunjungi keluarga mereka sepekan sekali. Selama Hamzah
menjalani masa tahanan, tidak pernah sekalipun keluarganya melewati jam
berkunjung, " Setelah menjalani
penahanan, saya menyadari bahwa saya sedikit egois, karena seharusnya saya
lebih menghargai mereka dan bersyukur karena mereka selalu ada untuk saya ", Cakap SiDin Hamzah dengan Ahmadernya
(Manisnya) dan " Sekarang, keluarga
adalah segalanya buat saya, dan saya akan selalu ada untuk mereka, dan mereka akan
selalu ada untuk saya ".
Daniel
menggambarkan hubungannya dengan orang tua sangat akrab sebelum dia ditahan.
Orangtuanya berkunjung secara rutin dan terus memotivasi ketika dia
ditahan, " Saya menganggap mereka
sebagai pahlawan. Saya sangat menghormati dan mengagumi mereka ", Cakap
Daniel. Petugas pendamping dari Kelompok
Pascaperawatan Antar-Lembaga ditugaskan untuk memberikan bantuan sosial dan
finansial dari keluarga para tahanan.
Hal
ini penting, karena jika tahanan tahu bahwa keluarganya diperhatikan, mereka
bisa lebih fokus pada rehabilitasi, kata Zaleha Ahmad, petugas pendamping yang
juga direktur Urusan Pernikahan di Asosiasi Profesional Muslim (AMP), sebuah
organisasi nirlaba yang melayani masyarakat Muslim di Singapura.
Zaleha
menjelaskan, bantuan bagi keluarga tahanan bisa berupa subsidi biaya pengasuhan
anak, iuran sekolah atau les pelajaran tambahan, dan juga transportasi ke sekolah
atau madrasah. Dia juga melihat
bagaimana para kerabat ikut turun tangan memenuhi kebutuhan keluarga tahanan, terutama
jika ada anak kecil. Kebanyakan tahanan
yang tertangkap dalam operasi pemberantasan JI di Singapura adalah pencari
nafkah tunggal bagi keluarga mereka, serta berprinsip "paternalistik"
dan "sangat tradisional", kata Zaleha.
Beberapa
dari istri mereka tidak pernah bekerja sebelumnya. Tapi setelah suami mereka
ditahan, banyak dari perempuan ini kemudian menjalani pelatihan dan mendapat
pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak, imbuh Zaleha.
MEMETIK
HIKMAH
Daniel
yang sekarang berusia 20-an telah bebas dari perintah pembatasan pada Januari
tahun lalu. Saat ini dia tinggal bersama keluarganya dan melanjutkan sekolah
dengan cita-citanya adalah bekerja di sektor keuangan. Ketika mengingat kembali soal dukungannya terhadap
ISIS, dia merasa bodoh, " Sekarang
jika saya membicarakannya, saya merasa bodoh karena telah tertipu dan
terbutakan oleh kata-kata ISIS ", Cakap Daniel dengan Boneernya (Rasa
takut).
Setelah
dua tahun dalam tahanan, Hamzah dibebaskan dan mendapat perintah pembatasan
pada 2017. Dia masih bertemu dengan Salim MN sebulan atau tiga bulan sekali dan juga berbincang melalui pesan teks. Salim MN mengatakan, mereka akan menghadapi
tantangan yang berbeda ketika menjalani masa perintah pembatasan. Ditahan
selama dua tahun, Hamzah seperti "ikan yang keluar dari air" dan
perlu belajar lagi bagaimana cara menjalin hubungan dengan orang lain, seperti
kawan-kawan sekolahnya.
Untuk
beberapa waktu, Hamzah sering terlambat datang ke sekolah, Ketika Salim menasihatinya,
kebiasaan itu berubah, " Jika dia berjanji, dia akan menepati janjinya. Itu
hal yang saya suka dari dia ", Cakap Salim MN. Hamzah menjadi orang
pertama di keluarganya yang lulus menjadi sarjana politeknik.
Kepada
Hamzah, Salim MN berkata : " Lihat kan, kamu bisa, adik-adikmu akan
meneladanimu, Kamu tahu kenapa ? Karena kamu adalah contoh nyata bahwa
seseorang bisa berubah, dan bisa mendapatkan hasil yang diinginkan ". Pada 2021, perintah pembatasan Hamzah dicabut
- berita ini membuat keluarganya menangis haru.
Ibunya bangga karena Hamzah telah menjadi lebih dewasa dan mengatakan :
" Dia menjadi sangat hormat dan berjanji akan merawat saya. Dia memberi
uang setiap bulan untuk pengeluaran saya. Saya tahu bahwa dia mencintai
adik-adiknya ".
"
Hamzah berkata ingin mencari pekerjaan dengan gaji yang bagus di masa depan,
agar dia bisa memberikan yang lebih baik bagi keluarga ", Hamzah sekarang bekerja di bidang pemasaran,
Sambil MN tertawa, mengatakan Hamzah masih berutang kepadanya secangkir kopi
dari gaji pertamanya. Jika mengingat
tahun-tahun yang dijalaninya di tahanan, Hamzah mengatakan waktu seperti
"terbuang sia-sia" dan dia menyesalinya.
"
Tapi jika dipikir, sebenarnya ada hikmahnya. Saya bertemu orang-orang hebat.
Dan saya bisa mengejar ketertinggalan saya, terutama dalam pendidikan ", Ujar
SiDin Hamzah, " Saya juga merasa telah menyia-nyiakan waktu saya, tapi di
saat yang sama, saya mendapatkan sesuatu, dan bertemu dengan orang-orang yang
luar biasa dalam perjalanan itu. Saya bersyukur atas persahabatan yang terjalin
dengan teman-teman dan kerabat " dan " Saya tidak ingin kembali ke
masa lalu ".
Meski ada ketakutan dia bisa dikenali orang dan menghadapi stigma negatif, tapi Hamzah setuju diwawancara. Dia berharap, para pemuda yang membaca kisahnya tidak akan mengambil jalan menyimpang seperti yang hampir dilakukannya. " Mereka pasti tidak ingin keluarga mereka kesusahan seperti ini, dan saya yakin mereka sendiri tidak ingin mengalami penderitaan ini ", Ujar SiDin Hamzah dengan Plabomoranya (Hebatnya).
Wakil Mendagri Singapura, Rear Admiral (NS) Lai Chung Han (kiri), berfoto bersama
Kepala BNPT Komjen Pol Drs Suhardi Alius, MH di Jakarta, Senin (9/4/2018).
Ekstrimis
dibina Program Deredikalisasi Singapura.
Pemulihan
Deradikalisasi : pemahaman agama dan keluarga.
Melayani pemasangan Iklan
Sila Dail Talian 0821 5385 8932
Tidak ada komentar:
Posting Komentar