NusaNTaRa.Com
byBatiSKambinG, R a b u,
1
3 S e p t e m b e r 2 0 2 3
Rapat Labareskim terkait Jaringan Narkoba FREDY PRATAMA |
Jaringan operasi narkoba
yang dikendalikan oleh seseorang bernama Fredy Pratama alias Miming alias
Cassanova, berhasil dibongkar Badan
Reserse Kriminal (Bareskrim), jaringan
ini memiliki apiliasi kerja peredaran Narkoba dengan pengedar narkoba
luar negeri hingga Thailand, Singapura, Malaysia, Australia hingga Amerika. Kepala
Bareskrim Polri, Komisaris Jenderal Polisi Wahyu Widada, menyatakan mereka
telah membentuk tim khusus untuk mengungkap jaringan tersebut sejak 2020 lalu
dan bekerja sama dengan jaringan Kepolisian luar negeri.
Wahyu Widada menyatakan
bahwa Polri pun telah memburu jaringan
Fredy Pratama ini sejak 2020-2023. Total
ada 408 laporan polisi yang terungkap terkait kasusu
ini dengan jumlah tersangka
sebanyak 884 orang, sedangkan 39
tersangka yang ditangkap dalam operasi Escobar Indonesia dimulai dari periode
Mei 2023. Atas perbuatannya para tersangka pengedaran Narkoba
itu, semua tersangka dijerat Undang-undang
Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, termasuk pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Wahyu Widodo menyatakan
bahwa Fredy Pratama termasuk dalam salah satu sindikat penyalur narkoba
terbesar di Indonesia sehingga ia tak
ayal dikalangan Narkoba digelar Escpbar
Indonesia, berdasarkan barang bukti yang disita, yaitu sebanyak 10,2 ton sabu
dari tahun 2020-2023. Menurut Wahyu
Widada, hal ini juga sejalan dengan
temuan analisis Direktorat Tindak Pidana
Narkoba menunjukkan bahwa sebagian besar narkoba di Indonesia terkait dengan jaringan milik Fredy
Pratama.
Wahyu Widada
juga menyatakan bahwa sindikat
Fredy Pratama dapat menyelundupkan sabu
dan ekstasi ke Indonesia setiap bulan dalam jumlah mulai dari 100-500 kilogram,
menggunakan modus operandi menyamarkannya dalam kemasan teh. Tim itu tidak hanya berhasil menangkap kaki
tangan Fredy Pratama, tetapi juga menyita aset para tersangka yang diperkirakan bernilai Rp 10,5
triliun, tim khusus yang dibentuk untuk memburu Fredy
Pratama tersebut tidak hanya terdiri dari penyidik dari Direktorat Tindak Pidana
Narkoba Bareskrim, tetapi juga dari
petugas polisi dari berbagai wilayah di mana Fredy memiliki jaringan, seperti
Polda Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Polda Metro Jaya, Lampung, dan Bali.
Selain itu, Wahyu Widada
mengatakan bahwa pihak kepolisian juga bekerja sama dengan Kepolisian Kerajaan
Thailand, Kepolisian Kerajaan Malaysia, Kepolisian Sjngapura dan didukung pula polisi khusus narkoba
Amerika Serikat, yang bertajok DEA (Drug Enforcement Administration) Penegak
Hukum Narkoba Pemerintah federal Amerika
Serikat di bawah Departemen Kehakiman.bertugas memerangi penyelundupan dan
penyalahgunaan narkoba di Amerika Serikat. ,
" Apabila benar-benar terbukti adanya anggota
Paspampres melakukan tindakan pidana seperti yang disangkakan di atas pasti
akan diproses secara hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku ", Ujar SiDin
Rafael dengan Soppengernya (Jumawanya).
Kabareskim Polri, Komjen Pol Wahyu Widada |
Kabareskrim Polri, Komjen Pol Wahyu Widada (kiri)
memberikan keterangan dalam gelar perkara tindak pidana pencucian uang (TPPU)
jaringan internasional, di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/09/2023). Polri bekerja sama dengan Royal
Malaysia Police, Royal Malaysian Customs Departement, Royal Thai Police, dan
US-Dea telah menangkap 884 tersangka dan menyita aset senilai Rp10,5 Triliun
dari hasil TPPU atas pidana awal peredaran narkotika jaringan internasional pimpinan Fredy Pratama selama 2020-2023.
Wahyu Wydada menyebut
cara kerja sindikat kasus narkoba jaringan internasional Fredy Pratama sangat
rapi, terstruktur dan terorganisir. Ia
menyatakan bahwa setiap anggota sindikat memiliki tugasnya masing-masing, semisalnya, beberapa orang ditugaskan untuk
membuat identitas palsu dan yang lain hanya mengambil uang. Wahyu Widada
menjelaskan cara kerja sindikat lainnya, yaitu aplikasi komunikasi yang digunakan tidak biasa digunakan oleh
masyarakat umum. Menurut Wahyu, aplikasi
seperti Wire dan Blackberry Messenger (BBM) adalah contoh aplikasi yang
digunakan oleh sindikat Fredy Pratama yang sangat terorganisir dan terstruktur.
Menurut Brigadir Jenderal Polisi Mukti Akbar Juharsa,
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, pihaknya sudah mengetahui
identitas Fredy Pratama dan menyatakan bahwa Fredy adalah orang Indonesia
dari Kalimantan Selatan yang mengirimkan narkoba dari Thailand ke Indonesia. Sejak tahun 2014, Mukti Akbar Juharsa telah menetapkan Fredy sebagai buronan. Dia mengklaim bahwa Fredy belum tertangkap
hingga saat ini karena Fredy Pratama
diduga lakukan operasi plastik hingga miliki banyak identitas palsu
Dugaan itu mencuat karena sejumlah anak buah Fredy Pratama yang berhasil ditangkap Bareskrim memiliki berbagai macam tugas. Mulai dari penyebaran narkoba hingga membuat dokumen palsu seperti KTP dan rekening, " Ya ada kemungkinan dia mengubah wajahnya. Ya mau operasi plastik, kami tidak tahu, dia mengubah identitasnya ", Ujar Mukti Akbar Juharsa dengan Boneernya (Rasa takutnya). " Jadi, 39 orang ini lengkap perannya. Tinggal tangkap dedengkotnya aja, Fredy Pratama ".
Gambar Fredy Pratama Escobarnya Indonesia |
Memiliki
rekan Luar negeri, Identitas Palsu dan
kuat jaringannya.
Fredy Pratama dalang Narkoba, Escobarnya Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar