NusaNTaRa.Com
byBahrIHasupiaN, S e n i n,
2
8 A g u s
t u s 2 0 2 3
Ilustrasi. Tiga anggota TNI yang diduga menganiaya seorang warga Aceh berinisial IM(25) hingga tewas, kerap mengirim video penyiksaan kepada keluarga korban. |
Sebelumnya, Fauziah mengungkap pelaku diduga
menyuruh anaknya IM untuk berbicara dengan keluarga agar
menyediakan uang yang diminta, " Dia (IM) nelpon dan bilang 'Mak kirim uang
saya sudah dirampok, kirim Rp50 juta, saya sudah tidak kuat lagi disiksa'. Tapi
saat itu saya bilang akan saya usahakan cari
", Ujar Fauziah. Sejak,
telepon terakhir tersebut, keluarga sudah tidak bisa menghubungi ke nomor kontak korban demikian dengan rekan-rekan korban kesulitan untuk melacak keberadaan
IM.
Fauziah
mengatakan anaknya diculik dan disiksa sebelum ditemukan meninggal dunia, sebelumnya pelaku disebut meminta Rp50 juta
sebagai uang tebusan ke keluarga korban. Jika uang itu tidak diberikan,
Imam Maskur bakal dibunuh, "
Dia (IM) nelpon dan bilang 'Mak kirim uang saya sudah dirampok, kirim Rp50
juta, saya sudah tidak kuat lagi disiksa'. Tapi saat itu saya bilang akan saya
usahakan cari ", Ujar SiGaluh Fauziah, Senin
(28/08/2023).
Kasus itu sempat dilaporkan oleh rekan korban ke Polda
Metro Jaya pada 14 Agustus 2023 hingga akhirnya IM ditemukan meninggal danien. Dalam kasus itu Panglima TNI Laksamana Yudo
Margono memerintahkan anggota yang terlibat untuk dihukum berat. Kapuspen TNI Laksamana Muda Julius Widjojono
mengatakan Panglima TNI prihatin dan akan mengawal kasus tersebut, "
Panglima TNI prihatin dan akan mengawal kasus ini agar pelaku dihukum
berat, maksimal hukuman mati, minimal hukuman seumur hidup ",
Cakap Julius Widjojono saat
dihubungi, Senin (28/08/2023).
Anggota DPR
Komisi II Arsul Sani meminta Panglima TNI Laksamana Yudo Margono turun tangan
mengusut kasus penganiayaan warga Bireuen, Aceh berinisial IM (25) hingga
tewas. Terduga pelaku adalah anggota
Pengamanan Presiden (Paspampres) berinisial Praka RM bersama dua anggota TNI
lainnya, " Meminta Panglima TNI memastikan proses hukum
terhadap oknum anggota TNI yang berjalan dengan transparan dan akuntabel ",
Ujar SiDin Arsul Sani, Senin
(28/08/2023).
Menurutnya,
transparansi terhadap proses hukum kasus tersebut penting dilakukan if not that
case akan mencoreng nama baik dan dapat
menurunkan tingkat kepercayaan publik yang tinggi terhadap TNI, serta
akuntabilitas proses hukum agar publik percaya bahwa penegakan hukum
terhadap TNI tak pandang bulu.
" Akan mendatangkan
kecurigaan dari publik. Kemudian mengganggu kepercayaan masyarakat jika kasus
itu tertutup ", Cakap mantan anggota DPR Komisi III itu dan " Penegakan hukum terhadap TNI juga tidak
berbeda dengan warga sipil biasa. Kami akan mengawasi proses hukum kasus-kasus
ini dari DPR RI ".
Arsul Sani Anggota DPR Komisi II
Pasukan Askar harusnya pelindung masyarakat wal.
Korban penganiayaan Paspanpres
akhirnya meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar