NusaNTaRa.Com
byBasruLDatUMabusunG, M i n g g u, 0 2 J u l i 2 0 2 3
Agus Ridiyanto (55), dam Sumbogo Eko Prayitno (50), pengemudi taksi
berbasis aplikasi di Bali.
Seorang yang
berprofesi sopir taksi online di Bali mengungkapkan banyak suka dukanya, diantaranya sukanya kalau ada yang kasih
tips dan dukanya
mana kala mereka mengangkut turis India. Kok bis
?. Agus Ridiyanto (55)
menceritakan lika-liku selama enam tahun menjadi sopir angkutan berbasis
aplikasi diantaranya kotika mendapat
orderan mengantar penumpang dengan jarak yang jauh. Orderan terjauh yang pernah dia jalani dari
Jalan Dewi Sri, Kuta menuju Pantai Amed di Karangasem, "
Itu ditempuh perjalanan tiga jam lebih. Dari Dewi Sri ke Pantai Amed.
Tiga jam perjalanan ", Ujar SiDin Agus R saat diwawancarai pekan lalu.
Entah
berapa kilometer jaraknya, dengan perjalanan sejauh itu, Agus mengaku
memperoleh ongkos Rp 550 ribuan, kotor. Dia masih ingat, empat
orang asing yang memesan ojol mobilnya waktu itu. Meski jauh, Agus justru merasa senang. Menurutnya,
selain ongkosnya yang tinggi, konsumsi bahan bakar juga lebih hemat ketimbang
harus wara-wiri di Denpasar, " Saya malah senang. Nggak masalah. Saya malah
senang yang long trip. Kalau long trip, pemakaian pada BBM itu biasanya agak
lebih hemat sebenarnya. Daripada muter-muter di kota ",
Ujar SiDin Agus R dengan Ahmadernya (Manisnya).
Hal-hal
menyenangkan lain yang dialami Agus R selama melakoni pekerjaan sebagai
pengemudi Grab, Misalnya, Agus mengaku
pernah beberapa kali mendapat tip, " Ya, tipping sih ada. Kalau saya mobil ya paling tipping uang. Bisa
melalui aplikasi. Ya, kebaikan orang itu beda-beda ",
tutur Agus R Laji. Lain Agus,
lain pula dengan, Sumbogo Eko Prayitno, rekan sesama pengemudi Grab. Dia
menuturkan, ada juga beberapa penumpang yang justru sangat perhitungan dengan
biaya layanan Grab mobil. Yang paling sering, adalah turis India.
Sumbogo Eko
P mengaku kerepotan ketika tidak sedang memiliki uang pecahan kecil sebagai
kembalian, Sebab, turis India biasanya
sangat perhitungan dan mereka tak segan menerima uang kembalian lebih banyak
ketimbang kehilangan uang receh, " Sering sekali terjadi terutama tamu-tamu dari
India. (Biayanya) kurang seribu rupiah, tetep (jendela mobil kami) digedor
kalau nggak mau ngembalikan (memberi kembalian dengan nominal yang pas).
Padahal kami sudah mau jalan ", Ujar SiDn Sumbogo Eko P. Karena tak ingin ribut dengan penumpang,
Sumbogo terpaksa memberi uang kembalian yang justru lebih besar
nominalnya, " Kami yang tekor malah ",
Ujar Simbogo Eko P Laji.
Sulitnya Penumpang Turis India |
Tragedi
bermula ketika CTN check out dari vila di kawasan Padang Linjong, Kuta Utara,
Selasa (20/06/ 2023) pukul 09.50 WITA,
diantarkan staf vila ke pangkalan taksi tak jauh dari vila dan CTN ditawari oleh KEP untuk diantar ke
Bandara Ngurah Rai dengan tarif Rp270
ribu. CTN menolak dan memilih
mencari transportasi online, ketika dia
masuk ke taksi online yang dipesan KEP
tidak terima dan mendekati taksi online itu,
KEP memberitahu sopir taksi online tidak boleh mengangkut penumpang di
wilayah itu dan meminta CTN membayar Rp150 ribu kepadanya.
KEP juga mengancam akan membawa ke kantor desa jika permintaannya tidak dituruti, Sopir asal Bangli itu lalu mengambil uang Rp100 ribu hingga membuat CTN ketakutan. Stefanus Satake BS mengatakan, pelaku sudah diamankan Polsek Kuta Utara dan diserahkan ke Polres Badung, " Siang ini akan digelar kasusnya ", Ujar SiDin . Kepada polisi, pria asal Kintamani, Bangli, Bali, itu terpaksa melakukan aksinya karena terdesak akibat seharian belum mendapat penumpang, " Spontanitas saja karena keadaan terdesak. (Seharian belum dapat penumpang) enggak dapat sama sekali ", Ujar SiDin KEP saat diinterogasi Polisi Resor (Polres) Badung, Rabu (21/06/2023).
Ka. Polres) Badung AKBP Teguh Priyo Wasono, saat menginterogasi, KEP (40),
sopir taksi yang memalak warga negara, Rabu (21/06/2023)
Seharian di
belakang stir mobil untuk mencari makan.
Sopir Taksi
mengantar sejuta warna manusia ketujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar