NusaNTaRa.Com
byLaDollaHBantA, M i n g g u, 0 6 F e b r u a r i 2 0 2 2
Air Mineral tentulah terkait air minuman
kemasan yang mengandung mineral dan
senyawa lain yang murni yang sarikan
dari alam, selain dapat menghilangkan dahaga diyakini sangat bermanfaat
bagi kesehatan tubuh. Kandungan senyawa sposialnya tersebut ia
hargai lebih berlevel karenanya juga harga jualnya bisa mencapai lebih dari 10 kali
lipat dibanding harga air minum biasa.
Semisal Air mineral Indonesia
“EQUIL” yang nyatanya menggambarkan
keberadaan air minum yang dimaksud dengan harga jauh lebih tinggi
dibanding air minum biasa saat pertama
kali kemunculannya merek tersebut
memiliki kesan eksklusif dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu.
Minuman Equil lebih banyak
ditemukan menghiasi meja makan
restoran fine dining, hotel bintang
lima, bahkan dapat dikatakan khusus digunakan sebagai minuman untuk
pertemuan-pertemuan penting dalam acara kenegaraan yang menghiasi meja jamuan
Istana Negara. Tampilan kemasan Equil
tampak elegan dengan botol berwarna hijau dan lekuk yang semakin
mengecil di bagian atas. Namun terlepas dari tampilannya yang memang terkesan
eksklusif, apa yang sebenarnya membuat air mineral satu ini lebih mahal
dibanding air minum biasa ?.
Minumaan kemasan biasa yang hanya
ditemui di pedagang kaki lima dan sejenisnya bisa didapat dengan kisaran harga Rp 3.000
sampai Rp 4.000 untuk ukuran kemasan
600ml sedang Equil
yang dibanderol dengan kisaran harga Rp 20
ribu untuk ukuran kemasan 380 ml. Fakta
lainnya air mineral yang selama ini kita konsumsi memiliki tingkatan kemurnian yang berbeda
dan mineral terbaik mengandung lebih banyak magnesium, kalsium,
natrium dan selenium yang baik untuk
tubuh serta hanya bisa didapatkan dari sumber air yang terletak di daerah yang
kaya akan mineral.
Air mineral “EQUIL”
merupakan produksi PT Equilindo
Asri yang didirikan oleh Morgen Sutanto. Siapa sangka, kalau ternyata ada
cerita panjang dan menarik di balik ide yang dimiliki Morgen dalam menghadirkan
air mineral eksklusif ini. Produk air
mineral besutan Morgen ini nyatanya masuk ke dalam jajaran 13 air mineral
termahal di dunia pada saat awal kemunculannya, sejajar dengan air mineral
produksi negara lain di antaranya Bling H2O (AS), SOMA (Korea Selatan), dan
Veen (Bhutan) yang memiliki harga ratusan ribu per botolnya.
Awal kemunculan Equil dimonopoli pasar Eropa
disebabkan Equil mengusung konsep
ekslusif, sehingga saat segelintir orang Indonesia yang terdiri dari kalangan
atas pertama kali mengonsumsi air mineral ini nyatanya sama sekali tidak
menyadari bahwa Equil merupakan produksi asli tanah air. Hingga
kini Equil banyak dikenal masyarakat Indonesia sebagai produk dalam negeri yang membanggakan, seiring
semakin banyaknya Equil yang
diekspor ke berbagai Negara seperti
Singapura, Italia, Australia, Arab Saudi, Amerika dan Hongkong dan minuman ini banyak dikonsumsi kalangan menengah ke atas di Negara-negara
tersebut.
Pada tahun 1997 Morgan melihat potensi
pasar air mineral murni masih terbuka lebar,
produsen lokal saat itu hanya bermain
produk air minum dalam kemasan biasa, sementara keberadaan air mineral
premium di tanah air masih dikuasai produk impor. Menurut Morgen, akan sangat ironis kalau
Indonesia yang kaya akan mata air pun masih harus mengimpor air mineral murni
nan premium, melihat peluang itu mendorong Morgen menghadirkan Equil pada
tahun 1998 dan pada akhirnya terkenal hingga saat ini.
Memunculkan usaha ini diperlukan sejumlah standar ketat yang harus dipenuhi
untuk bisa memperoleh izin merek air mineral alami (natural mineral
water), seperti air harus berasal dari
sumber mata air, tidak dilakukan treatment apa pun, serta dibotolkan langsung
di lokasi sumber mata air. “ Pada air mineral murni, tidak boleh dilakukan
treatment apa pun. Karena bisa merubah sifat fisika, kimia, mikrobiologi dan
radiologi air ”, Ujar SiDin Morgen dengan Plabomoranya
(hebatnya) di DPESDM Kabupaten Sukabumi.
Standar tersebut nyatanya mengacu pada
Codex Alimentarius, sebuah badan yang dibentuk Food and Agriculture
Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO) untuk standarisasi air
layak minum. Morgen menceritakan perjuangannya meyakinkan BPOM untuk bisa
memperoleh izin produksi air mineral alami,
melalui kelayakan konsumsi, air
diperiksa setiap satu jam sekali, mulai dari sumber sampai masuk dalam botol
kemasan, “ Setelah dikemas, air dikarantina, dikultur
selama 5 hari untuk mendeteksi bakteri ”, Ujar SiDin Morgen Laji.
Proses di atas yang nyatanya membedakan Equil dengan dengan air minum kemasan biasa yang umumnya melalui proses penyaringan atau pemurnian dengan distilasi atau oksidasi. Dalam proses produksinya, air mineral Equil dilakukan di lokasi industri Villa D’Equilibrium, pabrik pengemasan yang terletak di kaki Gunung Salak, Sukabumi, Jawa Barat. Seakan memperkuat keberadaannya yang eksklusif, produksi Ekuil nyatanya sangat terbatas, proses pengambilan air dibatasi berdasarkan pada sumber daya air yang keluar dari mata air saja, kondisi ini pula yang menyebabkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki hanya sekitar 45 orang.
Air dari alam pegunungan sangat murni,
Equil air mineral produk local eksklusik
di luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar