Minggu, 27 Februari 2022

SITUS DI SRIGADING BERASAL DARI ABAD 10 M PRASASTI LINGGASUTAN, PERKIRAAN BPCB

NusaNTaRa.Com

byIndaHPalloranG,    J  u m ‘ a  t,   1  1      F  e  b  r  u  a  r  i      2  0  2  2

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur dalam pemetaan kawasan candi  (ekskavasi)  7-12 Februari 2022,  menyatakan bangunan yang diperkirakan sebuah candi di Dusun Manggis, Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, berasal dari abad ke-10 Masehi.   Ketua Tim Ekskavasi Situs Srigading Wicaksono Dwi Nugroho,  Kamis  (10/02/2022), mengatakan bangunan candi di Desa Srigading tersebut, berdasarkan hipotesis sementara berkaitan dengan Prasasti Linggasutan yang dibangun pada tahun 929 Masehi atau abad ke-10.

"  Dari periodisasi, kami menyusun hipotesis sementara bahwa candi ini berkaitan dengan Prasasti Linggasutan yang ditemukan tidak jauh dari Desa Srigading  ",  Ujar SiDin Wicaksono Dwi Nugroho dengan Plabomoranya (hebatnya).   Berdasarkan sejumlah ciri-ciri yang ditemukan pada struktur candi termasuk adanya relief pada bangunan tersebut,  ditengarai  berasal dari era Mataram Kuno di masa pemerintahan Mpu Sindok.

"  Kita melakukan ekskavasi, untuk melihat potensi yang ada di lokasi ini  ",  Ujar  SiDin Wicaksono,    sejumlah ciri-ciri yang berkaitan dengan era Mataram Kuno tersebut diantaranya adalah ditemukannya relief bergaya natural, ukuran batu bata dengan panjang 35 centimeter, lebar 22 centimeter dan ketebalan 10-11 centimeter.   "Sampai saat ini masih merujuk pada kemungkinan bangunan ini berasal dari abad ke-10  ",  Ujar SiDin Laji.

Bangunan tersebut tidak berorientasi pada arah utara sesuai kompas, melainkan menghadap ke arah barat, atau berorientasi pada Gunung Arjuno dan membelakangi Gunung Semeru. Pada sisi kiri mengarah ke Gunung Kawi dan sisi kanan pada Gunung Bromo.   "  Ini berada di tengah-tengah empat gunung tersebut. Orientasinya mengikuti arah gunung, sehingga ini sangat menarik  ",   katanya,   terkait dengan fungsi candi tersebut, diperkirakan bangunan tersebut dipergunakan sebagai tempat untuk pemujaan terhadap tokoh yang didewakan bukannya  pemujaan terhadap para dewa karena memiliki ciri yang berbeda.

Wicaksono menjelaskan situs yang tertutup gundukan tanah di tengah areal perkebunan tebu tersebut merupakan salah satu situs yang penting,  pembukaan tanah dilakukan pada areal seluas 10x10 meter di lokasi tersebut.    Pada gundukan tanah yang berada di tengah areal perkebunan tebu tersebut, didapati adanya yoni yang dibuat dari batuan andesit. Berdasar catatan pada 1985-1986, pada situs tersebut sesungguhnya dilengkapi dengan lingga yoni dan tiga arca  yaitu  arca perempuan dengan banyak tangan yang bisa diidentifikasi sebagai Durga, arca sapi tanpa kepala yang ditengarai sebagai Nandi dan arca yang membawa pentungan atau diidentifikasi sebagai Dwarapala.

Dengan banyaknya reruntuhan batu bata pada sekitar bangunan, lanjutnya, menjadi sebuah penanda bahwa bangunan tersebut memiliki struktur kaki, badan dan atap,  namun  bagian atap dan badan bangunan itu telah runtuh dan menyisakan bagian kaki serta bagian tengah candi.   "  Banyak pecahan atau runtuhan bata, yang menandakan bahwa candi ini memiliki kaki, badan dan atap. Bagian badan dan atap itu runtuh di semua sisi dari candi dan hanya menyisakan bagian kaki serta bagian tengah yang ada arca yoni itu  ",   Ujar  SiDin  Wicaksono Dwi Nugroho.

Ia menambahkan proses ekskavasi situs Srigading tersebut menjadi penting dikarenakan saat ini tiga arca dan lingga yang sebelumnya berada pada areal tersebut hilang.   Bahkan, keberadaan yoni pada situs tersebut juga sempat dicuri oleh orang tidak dikenal,   "  Ini kita anggap penting karena pada 2020, arca yoni sempat akan dicuri. Kemudian, oleh warga dikembalikan. Upaya ekskavasi untuk menampakkan situs ini menjadi penting  ",   Ujar SiDin Wicaksono.

Ia menambahkan tim BPCB Jawa Timur akan terus melakukan proses ekskavasi hingga 12 Februari 2022 untuk mencari bentuk dan pola bangunan candi  yang  berada pada gundukan tanah dengan ketinggian hingga tiga meter.   Masih  terus berusaha menerjemahkan berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan pada bangunan candi itu,  Selain itu  terus  menelusuri apakah candi itu juga berkaitan dengan Prasasti Linggasutan,   "  Terkait fungsinya, coba kita terjemahkan, apakah ini candi yang disebutkan dalam Prasasti Linggasutan, tempat pemujaan bagi Batara I Walandid  ",  Ujar SiDim Wicaksono DN.  

Situs Srigading berada di Dusun Manggis, Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Situs yang disebut oleh masyarakat setempat dengan sebutan 'gumuk' atau gundukan tersebut, terletak di tengah areal perkebunan tebu.  Pada permukaan gundukan setinggi kurang lebih tiga meter itu, terdapat sebuah yoni berukuran 0,8x0,8 meter, sejumlah batuan andesit berbentuk segi empat dan sebaran batu bata dengan dimensi cukup besar.

Peninggalan dahulu jadi patokan,

Situs di SriGading merupakan prasasti Linggasutan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...