NusaNTaRa.Com
byIndaHPalloranG, K a m i s, 2 3 F e b r u a r i 2 0 2 2
Nada Fedulla WNI eks ISIS |
Semenjak
kekalahan kelompok kekhilafahan ISIS kira-kira dua atau tiga tahun lalu,
keluarga para petempur ISIS - para perempuan dan anak-anak ditempatkan di kamp pengungsian yang dipadati
lebih dari 70.000 orang. Dalam kondisi yang menyedihkan, dicampakkan
para suami, diabaikan khalifah dan pemerintah mereka, Nada Fedulla dan sebagian
pengungsi perempuan lainnya yang eks
ISIS masih berharap untuk dapat pulang ke negara asalnya, "
Saya sangat lelah tinggal di sini. Jadi, saya sangat berterima kasih
jika ada orang yang memaafkan dan menerima kami pulang ",
Ujar SiGaluH Nada Fedulla pada Quentin Sommerville, koresponden BBC di
Timur Tengah.
Dia juga
berharap kepada pemerintah Indonesia untuk dapat memulangkannya dan keluarganya
- termasuk ayahnya yang kini mendekam di penjara di Suriah yang menampung para
eks petempur ISIS, " Jika pemerintah Indonesia bisa melakukannya,
saya ingin mereka membawa pulang kami dan membawa ayah dan saudara saya ", Ujar SiGaluH Nada Fedulla dengan
Soppengernya (Jumawa). Harapan yang menjadi isu sangat sensitif di Indonesia dengan muncul wacana pemulangan mereka, tetapi
mendapat penolakan keras, dikhawatirkan
membawa “virus terorisme baru di tanah
air”.
Kini Nada
Fedulla dan keluarganya, juga sejumlah keluarga dari Indonesia lainnya, masih
belum jelas nasibnya, setelah pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator
Bidang Polhukam Mahfud MD pada Selasa (11/02/2020) menyatakan “ tidak ada rencana bahkan
tidak akan memulangkan eks ISIS ke
Indonesia “. Sebagian negara di dunia tidak menginginkan
para petempur eks ISIS maupun keluarganya, termasuk Inggris. Hanya sedikit
negara yang mau menerima mereka kembali, seperti Rusia, Arab Saudi dan Maroko.
Dalam
wawancara khusus dengan BBC, Nada Fadilla mengisahkan awal mula dia serta seluruh
keluarga diboyong ayahnya ke Suriah, demi bergabung dengan ISIS, sekian tahun
lalu dan ia terpaksa harus meninggalkan sekolah dan melupakan
cita-citanya menjadi dokter, " Dulu saya bercita-cita menjadi dokter. Saya
suka belajar ", Ujar SiGaluH Nada Fadilla Laji. Berikut petikan sebagian wawancara Nada dengan
koresponden Timur Tengah BBC, Quentin Sommerville:
Anda dan
keluarga Anda telah melakukan perjalanan jauh dari Indonesia hingga tiba di
sini bagaimana kisah anda di sini ? :
Awalnya kami
akan keluar dari Suria menuju ke Turki
dengan mobil, tapi saya tidak tahu pergi ke mana barangkali ke Shadadi, lalu keluar dari mobil naik bus yang
mereka membawa kami ke (kamp pengungsian) Al-Hol. Di beberapa tempat yang di kuasai ISIS ada yang
mendapatkan listrik, tetapi di beberapa tempat lainnya tidak ada
listrik, adapun air tidak begitu
baik persediaannya di sini dan
terkadang kami harus membeli air untuk
minum.
Bagaimana
Anda membandingkan situasi seperti itu dengan kehidupan Anda di Indonesia ? :
Saya sangat
takut tetapi kemudian saya berkata kepada ibu saya. Dia hanya berusaha
menenangkan saya dan minta bersabar. Karena apa yang bisa kita lakukan? Kami di
sini dan pesawat datang untuk menyerang kami di sini. Ketika saya masih sekolah, saya benar-benar
ingin menjadi dokter dan saya sangat
suka belajar. Ayah saya berkata 'kamu akan masuk universitas
kedokteran di sana', tapi setelah kami
pergi, dia meminta maaf kepada saya dengan mengatakan “saya minta maaf, saya kira sulit buatmu
untuk mewujudkan cita-citamu dengan kondisi seperti ini”.
Anda
sekarang sudah berada di kamp pengungsian selama hampir dua tahun. Anda
memiliki teman di sini ? Apakah ini
tempat yang mudah untuk ditinggali ? dan
bagaimana ayah saudari ? :
Tinggal di
sini, sebelumnya agak sulit karena kami harus bertahan di sini untuk
bersosialisasi, seperti yang lain. Sekarang, seperti yang lainnya
kami membutuhkan orang lain, kami harus memiliki teman dan hingga kini saya tidak pernah bertemu
ayah saya yang entah kemana. Saya
hanya pernah mengirim surat ke Palang Merah Internasional dan hanya pernah
sekali menelpon sejak tahun 2017 dan
hingga kini tak pernah menerima telepon.
Apa yang
akan Anda katakan kepada pemerintah di Indonesia ?
:
Saya ingin keluar dari sini dengan seluruh keluarga saya. Jika pemerintah Indonesia bisa melakukannya, saya ingin mereka membawa pulang kami dan membawa ayah dan saudara saya juga. (dr. BBC.News -11 Februari 2020)
Wanita dan anak2 di kamp pengungsian Al - Hol Suriah |
Korban
perang meninggalkan dorita,
Nada Fedullah
WNI eks ISIS ingin pulang Ke Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar