NusaNTaRa.Com
byBahrIHasupiaN, M i n g g u, 2 0 F e b r u a r i 2 0 2 2
Beruk (Macaca nemestrinal), monyet pemakan Tikus |
Sangat mencengankan manakala ternampak Foto-foto yang menunjukkan bagaimana monyet di perkebunan sawit di Malaysia memakan begitu banyak tikus begitu mengejutkan peneliti sehingga pengendalian hama dengan bahan kimia mungkin tidak lagi diperlukan di perkebunan tersebut. Monyet ekor babi atau kita kenal dengan sebutan beruk [Macaca nemestrina] ini, sebelumnya dianggap hama tersendiri karena keberadaan mereka diperkebunan kelapa sawit memakan buah kelapa sawit sangat banyak dan merugikan perkebunan.
Penelitian lain Anna Holzner dari University of
Leipzig mengatakan, “ Dengan
membuka rongga batang kelapa sawit, tempat tikus berlindung siang hari, satu
kelompok monyet yang biasanya berjumlah lebih 40 ekor, dapat menangkap lebih
3.000 ekor tikus per tahun ”. Para peneliti menyarankan, petani kelapa sawit melindungi satwa ini
dengan membangun koridor tujuannya,
agar mereka dapat menjangkau area perkebunan lebih luas, tetapi tentunya dengan tidak melupakan kadar
banyaknya tikus diarea tersebut.
Anna Holzner dari Universitas Leipzig dan
Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi di Leipzig menyebutkan bahwa para
monyet menangkap atau mematikan lebih dari 3.000 tikus pertahunnya. Dari
kerugian yang awalnya 10 persen, karena kehadiran para monyet berkurang menjadi
di bahwa 3 persen.
Para peneliti percaya bahwa petani dan perusahaan kelapa sawit harus
melindungi monyet, yang terdaftar rentan oleh Uni Internasional untuk
Konservasi Alam, dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kelestarian
lingkungan perkebunan.
Sebagaimana
diketahui bahwa di porkobunan
sawit, diperkirakan tikus menyebabkan kerusakan lebih dari 10 persen area
perkebunan, inilah salah satu pemicu
terus ditambahnya luasan kebun demi
mempertahankan jumlah produksi
yang diingimkam. Tim riset juga
melaporkan, kunjungan rutin monyet ke perkebunan sawit Malaysia dapat
mengurangi kerusakan tanaman dari 10% menjadi kurang 3%. Kondisi ini sesuai
dengan peningkatan hasil yang sama, dengan tanaman pada 315.000 hektar [atau sekitar
US $ 602.000 per tahun].
Di sisi
lain Populasi satwa liar -
terutama orangutan - telah menderita sebagai akibatnya, menurut World Wildlife
Fund. Kekhawatiran atas dampak minyak
kelapa sawit inilah membuat jaringan supermarket besar Inggris,
Islandia mengumumkan bahwa mereka akan berhenti menggunakan bahan tersebut
dalam produk mereknya sendiri pada tahun 2018.
" Kami berharap hasil
penelitian kami akan mendorong pemilik perkebunan swasta dan publik untuk
mempertimbangkan perlindungan primata dan habitat hutan alam mereka di dalam
dan di sekitar perkebunan kelapa sawit yang ada dan yang baru didirikan ",
Ujar SiDin Anja Widdig dengan Plabomoranya (hebatnya).
Para peneliti menyarankan, menggunakan monyet
untuk memburu tikus akan membuat perkebunan lebih berkelanjutan, mengarah lebih
sedikit deforestasi. Penulis studi
senior Anja Widdig, dari University of Leipzig, the Max Planck Institute for
Evolutionary Anthropology and the German Centre for Integrative Biodiversity
Research [iDiv] di Leipzig, Jerman, berharap hal ini mendorong pemilik
perkebunan mempertimbangkan perlindungan primata dan habitat hutan alam mereka.
Baik di dalam dan di sekitar perkebunan sawit atau yang baru didirikan, kegiatan ini menurutnya, “ Bisa jadi, pada akhirnya mengarah pada
win-win situation untuk keanekaragaman hayati dan industri kelapa sawit ”.
Pengendalian alami lebih berguna dan lestari,
Monyet pemakan tikus jadi pengendali Hama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar