NusanTaRa.Com
byJonedPringgoNDandI, 28/05/2018
byJonedPringgoNDandI, 28/05/2018
Perjuangan
Indonesia untuk menjadi Anggota Tidak
Tetap Dewan Keamanan PBB akhirnya terpenuhi juga setelah Majelis Umum PBB menetapkan lima negara sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan
mulai 1 Januari 2019 demikian ungkapan Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi, kelima negara
terpilih tersebut yakni Indonesia, Jerman, Belgia, Afrika Selatan dan Republik
Dominika, pada Jumat (8/6/2018) . Kelima negara tersebut akan menempati posisi sebagai anggota tidak
tetap Dewan Keamanan untuk masa jabatan selama dua tahun hingga akhir 2020
mendatang menggantikan anggota terdahulu yang telah habis masa tugasnya.
Indonesia
memperoleh lebih banyak suara dibanding Maladewa untuk satu tempat terakhir
yang diperebutkan mewakili Negara dari kawasan Asia Pasifik, sementara empat negara lainnya lolos tanpa
perlawanan. Agar dapat terpilih sebagai Anggota tidak Tetap Dewan Keamanan PBB
Indonesia harus mendapatkan dukungan 2/3 suara dari 129 negara
sebagai ambang batas pemilihan anggota tidak tetap DK PBB yang akan berlangsung
pada 08 Juni 2018 kata Retno L Marsudi.
Kelima
negara yang terpilih itu akan menggantikan anggota tidak tetap Dewan Keamanan
yang akan habis masa jabatannya pada akhir 2018, yakni Swedia, Belanda,
Etiopia, Bolivia dan Kazakhstan yang menjabat sejak 2017. Dewan Keamanan PBB
terdiri dari lima anggota tetap, yakni AS, Rusia, China, Inggris dan Perancis,
serta sepuluh anggota tidak tetap yang menjabat selama dua tahun. Setiap tahun
Majelis Umum PBB memilih lima negara melalui pemungutan suara tertutup.
Perjuangan
Pemerintah Indonesia untuk dpat menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB,
Sehingga dapat berpartisipasi lebih luas dalam pencapaian perdamaian dan
kemajuan masyarakat dunia telah di mulai
sejak peluncurannya pada 2016 di New York dengan mengusung prioritas Indonesia untuk
menciptakan ekosistem perdamaian dan stabilitas global, memastikan sinergi
antara melanggengkan perdamaian dan agenda pembangunan berkelanjutan, dan
memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstremisme.
Pidato wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla di
hadapan sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa dalam rangka menjadi
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, Kamis
(21/9/2017), Yusuf Kalla menggaris
bawahi tiga hal dalam upaya mencapai "
Perdamaian dan Kehidupan yang Layak secara Berkelanjutan, bagi Semua
Orang di Muka Bumi ". Hal pertama
" Perdamaian tidak pernah
diberikan. Perdamaian harus dikembangkan dan dipelihara melalui dialog,
inklusivitas, penyelesaian sengketa damai, dan penolakan kekerasan ", Ujar SiDin Kalla.
" Yang lebih penting, kita
harus mengembangkan PBB sebagai institusi global yang kuat, yang menekankan
pada pemeliharaan perdamaian, keamanan, dan stabilitas ", Ujar SiDin melanjutkan.
Hal
kedua yang disampaikan Kalla adalah,
perlunya sinergi dalam mempertahankan perdamaian dan agenda pembangunan karena melalui perdamaian dan stabilitas
usaha untuk dapat mencapai pembangunan yang
berkelanjutan. " Sasaran Pembangunan Berkelanjutan dan
Kesepakatan Paris " sebagai
komitmen global yang disepakati dan harus diterjemahkan ke dalam tindakan
nyata. Hal ketiga, Kebutuhan mendesak rencana aksi global dan kemitraan dalam
memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstremisme. Akar permasalaahan penyebab dari persoalan-persoalan itu yang
harus ditangani, Kemiskinan ekstrim,
Buta huruf, dan Pengangguran kaum muda, menjadi beberapa pangkal masalah utama.
Menteri Luar
Negeri RI Retno LP Marsudi menyampaikan, Indonesia memiliki rekam jejak yang
baik untuk menjadi anggota tidak tetap
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) periode 2019-2020, jelang pemilihan anggota DK PBB di Markas
Besar PBB di New York, Amerika Serikat 06/06/2018. Menurut dia, rekam jejak Indonesia bagi
perdamaian, kemanusiaan dan kesejahteraan global dapat dilihat dari berbagai
aksi dan kontribusi yang dibangun dalam beberapa decade, Indonesia hadir di depan saat negara-negara
anggota PBB membutukan bantuan kemanusiaan
termasuk saat bencana alam di
Haiti, Fiji dan Nepal, Kontribusi para
pegiat kemanusiaan Indonesia, yang saat ini berada antara lain di Cox Bazaar,
Rakhine State, Gaza dan Marawi, Indonesia bertugas diberbagai misi prdamaian
PBB di seluruh dunia dan sebagainya.
Keterlibatan
Indonesia dalam menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB sebelumnya telah
tiga kalinya yaitu pada periode 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008, serta periobe 2019 hingga 2020 yang
ditetaapkan pada 08 Juni 2018 merupakan yang ke empat kalinya. Semoga kali ini Indonesia dapat memberikan
kontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan yang menjadi topic permasalaahan
dunia akan lebih banyak lagi.
Sebagaimana harapan Negara sahabat yang mendukung pencalonan Indonesia
yang disampaikan para pejabat Negara tersebut seperti Iran, Chili, Malaysia,
Spanyol dsbg.
PBB lembaga negara-negara dunia,
Inonesia Anggota tidak Tetap DK PBB 2019-2020 ke empat kalinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar