Selasa, 10 Juli 2018

DUA WALIKOTA DI FILIPINA TEWAS TERTEMBAK, DALAM OPERASI NARKOBA DI FILIPINA.

NusanTaRa.Com
byKariTaLa LA, 4/7/2018


Bertepatan saat upacara pengibaran bendera disiang hari  terdengar suara tembakan sehingga  para peserta  upacara lari  ketakutan dan berteriak,   pengawal keamanan wali kota   membalas dengan melepaskan tembakan.   Antonio Halili seorang Wali Kota Tanauan di Selatan Manila Filipina  yang memimpin upacara bendera tersebut  ditemukan dalam keadaan terkena tembakan dan meninggal di rumah sakit yang dilakukan    Penembak Jitu  “, Senin 2/7/2018.   Antonio Halili  salah satu pejabat  Filippina yang  masuk dalam daftar Presiden Rodrigo Duterte yang terlibat dalam kasus pemasaran dan peredaran Narkoba,  sebagaimana kebijakan Duterte untuk memerangi Peredaran Narkoba  dengan hukuman mati.

Kepala Polisi Kota Tanauan, Renato Mercado, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa tembakan itu dilakukan dari jarak sekitar 150 meter.     Jarak dari posisi itu luar biasa. Itu tidak bisa dilakukan oleh orang biasa. Ketrampilan itu hanya bisa dibandingkan dengan yang dimiliki oleh penembak jitu terlatih  ”, Ujar SiDin.    Tahun  2017  Halili muncul dalam  “ daftar narko ” yang dikeluarkan oleh Presiden Duterte,   daftar itu mencantumkan nama-nama pejabat yang diduga terlibat dalam perdagangan narkotika meski ia menyangkal akan hal itu.

Sementara Polisi di Ozamiz Filipina selatan telah  menembak mati 15 orang yang dianggap terlibat dalam Narkoba pada Minggu hari Minggu, 1/7/2018, didalamnya termasuk seorang walikota yang  termasuk di antara politisi yang secara  terbuka dikaitkan Presiden Rodrigo Duterte dengan narkoba illegal.     Polisi tadinya hendak menyerahkan surat izin pengadilan kepada walikota Ozamiz tersebut, Reynaldo Parojinog Sr.,  untuk menggledah rumahnya  mencari  barang yang dicurigai seperti senjata-senjata api yang tidak mempunyai izin.  Namun orang -orang bersenjata menembaki polisi  sehingga  menimbulkan tembak-menembak yang menewaskan walikota tersebut dan paling sedikit 14 orang lainnya, kata kepala kepolisian Ozamiz, Jovie Espenido.

"  Ia adalah sasaran bernilai tinggi dalam penindakan narkoba illegal  ", Ujar SiDin Espenido, yang memimpin penggrebekan serentak itu  tengah malam terhadap kediaman walikota dan tiga rumah lain, dalam jumpa pers.   "  Kami menegakkan hukum untuk melindungi rakyat yang menghendaki kedamaian di negara ini  ",  Ujarnya lagi.   Sedikitnya lima orang ditangkap dalam penggerebekan tersebut termasuk Putri Parojinog wakil walikota Ozamiz setelah terjadi tembak-menembak dengan pengawal pribadinya dan seorang polisi terluka serta listrik Padam.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan ia marah dan merasa terhina dengan pernyataan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang datang menghadiri KTT ASEAN,  Selasa (14/11/2017)  tentang perang yang dilakukan  pemerintahannya terhadap narkoba, kebijakan yang memicu kutukan luas karena menewaskan ribuan tersangka.   Trudeau mengatakan telah menyampaikan keprihatinan tentang pelanggaran HAM dan pembunuhan di luar prosedur hukum yang dilakukan dalam kampanye anti-narkoba Duterte,     Saya juga menyebut soal HAM, penegakan hukum dan khususnya pembunuhan di luar prosedur hukum sebagi masalah yang memprihatinkan Kanada  ”,  Ujar SiDin Trudeau dalam konferensi pers.

Trudeau juga mengatakan bahwa  Duterte menerima pandangannya itu dan pembicaraan berlangsung ramah dan positif.  Tetapi Duterte kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa ia menolak menjelaskan kebijakan anti-narkoba tersebut. ‘’  Saya sampaikan saya tidak akan menjelaskannya. Ini adalah penghinaan pribadi dan resmi  dan Ini membuat saya marah. Ketika Anda, orang asing, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di negara ini. Anda bahkan tidak menyelidikinya   ’’, Ujar SiDin Duterte.

Sejak akhir Juni tahun  2016  Presiden Rodriges Duterte dalam memerangi Narkoba secara tuntas telah menginstruksi pada jajarannya untuk memerangi segala aktipitas tersebut dan membuat daftar yang memuat orang-orang diduga terlibat dalam Narkoba dan  menggunakan kekuatan untuk menekan angka kejahatan dan narkoba.   "  Presiden tidak memerintahkan (polisi) untuk membunuh  ",  Ujar SiDin Ronald dela Rosa, kepala kepolisian Filipina kepada para wartawan.  "  Saya juga tidak memerintahkan anak buah saya untuk menembak mati. Tapi perintah Presiden sangat jelas, bahwa perang melawan narkoba harus terus dilakukan. Mereka tewas karena melawan (petugas)  ",  Ujar SiDin Dela Rosa lagi.

Tindakan keras Duterte dalam memerangi angka kejahatan dan Narkoba meski telah memberikan dampak dengan turunnya angka tersebut dengan banyaknya yang terjaring,  namun  Komisi HAM Filipina menggambarkan langkah ini sebagai 'pemberian cek kosong kepada polisi'.   "  Polisi pada dasarnya diberi kebebasan (untuk melakukan apa saja) dengan jaminan mereka tidak akan diselidiki atau didakwa (melakukan pelanggaran hukum)  ", Ujar SiDin ketua Komisi HAM, Chito Gascon.

Trudeau Perdana Menteri Kanada
Kelompok Hak Asasi Manusia, organisasi internasional dan beberapa negara mengkritik keras "perang" yang dilancarkan Duterte terhadap pengguna dan penyalur obat-obat terlarang yang menyebabkan ribuan oraang tewas.  Dalam tahun pertama pemerintahan Duterte sedikitnya 3.171 tersanga penyalur atau penjual obat terlarang tewas dalam  operasi polisi.   Di samping itu lebih dari 1,3 juta pengguna atau penyalur menyerahkan diri. Demikian ditambahkan  Isidro Lapena  (direktur badan penanganan obat terlarang) dan  polisi masih menyelidiki kematian lebih dari 10.000 orang  untuk menentukan apakah kematian mereka terkait bisnis obat terlarang.

Organisasi Amnesty International mengkritik Duterte karena dinilai menciptakan "iklim tanpa hukum" dan secara khusus menyetujui penggunaan kekerasan yang telah menyebabkan kematian ribuan orang,   Padahal ketika berkampanye untuk jadi presiden ia berjanji akan menyingkirkan kejahatan.   "  Kampanye pemberantasan yang dijalankan dengan kekerasan tidak mengakhiri kejahatan atau menjadi solusi bagi masalah terkait obat terlarang.   Yang dihasilkan kampanye itu adalah negara yang jadi sangat berbahaya, hukum yang tetap tidak dipatuhi dan menjadikannya pemimpin yang bertanggungjawab atas kematian ribuan rakyatnya sendiri." Demikian James Gomez,  Direktur Amnesty International untuk Asia Tenggara dan Pasifik.

Pemberian hukuman atas pelaku kejahatan dan Narkoba ini yang tidak melalui prosedur hukum sebagaimana mestinya Oleh Rodrigo Duterte, mengingatkan kita kejadian Petrus (Penembak Misterius) yang terjadi Di Indonesia tahun 1984 an .  Sebagian kalangan mengatakan bahwa Petrus  dilakukaan kalangan militer yang prustasi dengan pertumbuhan angka kriminal dan kejahatan semakin meningkat, sehiingga tak heran setiap hari di kota – kota besar ada saja ditemukan orang mati tanpa diketahui pelaku pembunuhannya.    Hingga akhir pelaku tindak pembunuhan Petrus tidak terbukti jelas pelakunya dan pemerintah menyimpulkan itu sebagai perang antara Gang dan kelompok krominal  “, Ujar SiDin KadirJanggo Legend pengamat Kriminal Legend.



Narkoba menghancurkan Bangsa,
Duterte tindak tegas para pelaku Narkoba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...