NusanTaRa.Com
byKariTaLa LA, 4/7/2018
Narkoba menghancurkan Bangsa,
Duterte tindak tegas para pelaku Narkoba.
byKariTaLa LA, 4/7/2018
Bertepatan
saat upacara pengibaran bendera disiang hari
terdengar suara tembakan sehingga
para peserta upacara lari ketakutan dan berteriak, pengawal keamanan wali kota membalas
dengan melepaskan tembakan. Antonio
Halili seorang Wali Kota Tanauan di Selatan Manila Filipina yang memimpin upacara bendera tersebut ditemukan dalam keadaan terkena tembakan dan
meninggal di rumah sakit yang dilakukan “ Penembak Jitu
“, Senin 2/7/2018. Antonio
Halili salah satu pejabat Filippina yang
masuk dalam daftar Presiden Rodrigo Duterte yang terlibat dalam kasus
pemasaran dan peredaran Narkoba,
sebagaimana kebijakan Duterte untuk memerangi Peredaran Narkoba dengan hukuman mati.
Kepala
Polisi Kota Tanauan, Renato Mercado, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa
tembakan itu dilakukan dari jarak sekitar 150 meter. “ Jarak
dari posisi itu luar biasa. Itu tidak bisa dilakukan oleh orang biasa.
Ketrampilan itu hanya bisa dibandingkan dengan yang dimiliki oleh penembak jitu
terlatih ”, Ujar SiDin. Tahun
2017 Halili muncul dalam “ daftar narko ” yang dikeluarkan oleh
Presiden Duterte, daftar itu
mencantumkan nama-nama pejabat yang diduga terlibat dalam perdagangan narkotika
meski ia menyangkal akan hal itu.
Sementara Polisi
di Ozamiz Filipina selatan telah menembak mati 15 orang yang dianggap terlibat
dalam Narkoba pada Minggu hari Minggu, 1/7/2018, didalamnya termasuk seorang
walikota yang termasuk di antara
politisi yang secara terbuka dikaitkan Presiden
Rodrigo Duterte dengan narkoba illegal. Polisi tadinya hendak menyerahkan surat
izin pengadilan kepada walikota Ozamiz tersebut, Reynaldo Parojinog Sr., untuk menggledah rumahnya mencari barang yang dicurigai seperti senjata-senjata
api yang tidak mempunyai izin. Namun
orang -orang bersenjata menembaki polisi
sehingga menimbulkan
tembak-menembak yang menewaskan walikota tersebut dan paling sedikit 14 orang
lainnya, kata kepala kepolisian Ozamiz, Jovie Espenido.
" Ia adalah sasaran bernilai tinggi dalam
penindakan narkoba illegal ", Ujar
SiDin Espenido, yang memimpin penggrebekan serentak itu tengah malam terhadap kediaman walikota dan
tiga rumah lain, dalam jumpa pers. " Kami menegakkan hukum untuk melindungi rakyat
yang menghendaki kedamaian di negara ini
", Ujarnya lagi. Sedikitnya lima orang ditangkap dalam
penggerebekan tersebut termasuk Putri Parojinog wakil walikota Ozamiz setelah
terjadi tembak-menembak dengan pengawal pribadinya dan seorang polisi terluka
serta listrik Padam.
Presiden
Filipina Rodrigo Duterte mengatakan ia marah dan merasa terhina dengan
pernyataan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang datang menghadiri KTT
ASEAN, Selasa (14/11/2017) tentang perang yang dilakukan pemerintahannya terhadap narkoba, kebijakan
yang memicu kutukan luas karena menewaskan ribuan tersangka. Trudeau mengatakan telah menyampaikan
keprihatinan tentang pelanggaran HAM dan pembunuhan di luar prosedur hukum yang
dilakukan dalam kampanye anti-narkoba Duterte,
“ Saya juga menyebut soal HAM,
penegakan hukum dan khususnya pembunuhan di luar prosedur hukum sebagi masalah
yang memprihatinkan Kanada ”, Ujar SiDin Trudeau dalam konferensi pers.
Trudeau juga
mengatakan bahwa Duterte menerima
pandangannya itu dan pembicaraan berlangsung ramah dan positif. Tetapi Duterte kemudian mengatakan kepada
wartawan bahwa ia menolak menjelaskan kebijakan anti-narkoba tersebut. ‘’ Saya sampaikan saya tidak akan
menjelaskannya. Ini adalah penghinaan pribadi dan resmi dan Ini membuat saya marah. Ketika Anda,
orang asing, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di negara ini. Anda bahkan
tidak menyelidikinya ’’, Ujar SiDin Duterte.
Sejak akhir
Juni tahun 2016 Presiden Rodriges Duterte dalam memerangi
Narkoba secara tuntas telah menginstruksi pada jajarannya untuk memerangi
segala aktipitas tersebut dan membuat daftar yang memuat orang-orang diduga
terlibat dalam Narkoba dan menggunakan
kekuatan untuk menekan angka kejahatan dan narkoba. "
Presiden tidak memerintahkan (polisi) untuk membunuh ",
Ujar SiDin Ronald dela Rosa, kepala kepolisian Filipina kepada para
wartawan. " Saya juga tidak memerintahkan anak buah saya
untuk menembak mati. Tapi perintah Presiden sangat jelas, bahwa perang melawan
narkoba harus terus dilakukan. Mereka tewas karena melawan (petugas) ",
Ujar SiDin Dela Rosa lagi.
Tindakan
keras Duterte dalam memerangi angka kejahatan dan Narkoba meski telah memberikan
dampak dengan turunnya angka tersebut dengan banyaknya yang terjaring, namun Komisi
HAM Filipina menggambarkan langkah ini sebagai 'pemberian cek kosong kepada
polisi'. " Polisi pada dasarnya diberi kebebasan (untuk
melakukan apa saja) dengan jaminan mereka tidak akan diselidiki atau didakwa
(melakukan pelanggaran hukum) ",
Ujar SiDin ketua Komisi HAM, Chito Gascon.
Trudeau Perdana Menteri Kanada |
Kelompok Hak
Asasi Manusia, organisasi internasional dan beberapa negara mengkritik keras
"perang" yang dilancarkan Duterte terhadap pengguna dan penyalur
obat-obat terlarang yang menyebabkan ribuan oraang tewas. Dalam tahun pertama pemerintahan Duterte
sedikitnya 3.171 tersanga penyalur atau penjual obat terlarang tewas dalam operasi polisi. Di samping itu lebih dari 1,3 juta pengguna
atau penyalur menyerahkan diri. Demikian ditambahkan Isidro Lapena
(direktur badan penanganan obat terlarang) dan polisi masih menyelidiki kematian lebih dari
10.000 orang untuk menentukan apakah
kematian mereka terkait bisnis obat terlarang.
Organisasi
Amnesty International mengkritik Duterte karena dinilai menciptakan "iklim
tanpa hukum" dan secara khusus menyetujui penggunaan kekerasan yang telah
menyebabkan kematian ribuan orang, Padahal
ketika berkampanye untuk jadi presiden ia berjanji akan menyingkirkan
kejahatan. " Kampanye pemberantasan yang dijalankan dengan
kekerasan tidak mengakhiri kejahatan atau menjadi solusi bagi masalah terkait
obat terlarang. Yang dihasilkan
kampanye itu adalah negara yang jadi sangat berbahaya, hukum yang tetap tidak
dipatuhi dan menjadikannya pemimpin yang bertanggungjawab atas kematian ribuan
rakyatnya sendiri." Demikian James Gomez, Direktur Amnesty International untuk Asia
Tenggara dan Pasifik.
Pemberian
hukuman atas pelaku kejahatan dan Narkoba ini yang tidak melalui prosedur hukum
sebagaimana mestinya Oleh Rodrigo Duterte, mengingatkan kita kejadian Petrus
(Penembak Misterius) yang terjadi Di Indonesia tahun 1984 an . Sebagian kalangan mengatakan bahwa Petrus dilakukaan kalangan militer yang prustasi
dengan pertumbuhan angka kriminal dan kejahatan semakin meningkat, sehiingga
tak heran setiap hari di kota – kota besar ada saja ditemukan orang mati tanpa
diketahui pelaku pembunuhannya. “ Hingga akhir pelaku tindak pembunuhan Petrus
tidak terbukti jelas pelakunya dan pemerintah menyimpulkan itu sebagai perang
antara Gang dan kelompok krominal “,
Ujar SiDin KadirJanggo Legend pengamat Kriminal Legend.
Narkoba menghancurkan Bangsa,
Duterte tindak tegas para pelaku Narkoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar