NusanTaRa.Com
byMcDonalDBiunG, 23/7/2018
byMcDonalDBiunG, 23/7/2018
Tim
Perundingan Pemerintah Indonesia dan PT
FreePort (PTFI), telah melakukan
pertemuan pada Minggu (27/8/2017) tahun lalu, Untuk menyelesaikan perkara perselisihan
yang terjadi setelah diberlakukan peraturan Pemerintah (PP) Nomor
01 tahun 2017. Sehingga
lika-liku masa depan akan tambang emas terbesar di Asia, Freeport,
akhirnya bisa menemui titik terang. Selanjutnya
Pemerintah telah menyelesaikan tahap demi tahap proses negosiasi
pengambilalihan 51% saham PT Freeport Indonesia, setelah sepakat memberikan 10%
saham untuk Pemerintah Daerah Papua.
Pihak
pemerintah dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan
selaku Ketua Tim Perundingan Pemerintah dan Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati, serta wakil dari Kementeriaan Koordinator Perekonomian, Kemenko
Kemaritiman, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian LHK, Kementerian BUMN, Sekretariat
Negara, dan BKPM. Dari pihak Freeport
hadir President dan CEO McMoran Rizhard Adkerson beserta direksi. Salah satu yang dibahas dalam perundingan
itu adalah kepemilikan 51 persen saham tambang emas raksasa itu sebagai syarat
untuk memenuhi ketetapan Undang-undang yang baru berlaku tersebut.
Divestasi
(pelepasan) saham PTFI sebesar 51 persen untuk kepemilikan nasional Indonesia
yang bermakna bahwa kuasa pemerintah atas perusahaan tersebut sangat kuat atau
memegang kuasa atas tembang emas raksasa tersebut di Papua dari kepemilikan
kontraktor asing dan akan memberikan
keuntungan besar hingga puluhan miliar dollar AS kata Presiden Direktur PTFI
Richard C Adikerson. "
Dengan kepastian investasi dan operasi hingga tahun 2041, kami
memperkirakan manfaat langsung kepada pemerintah pusat dan daerah, serta
dividen kepada Inalum dapat melebihi 60 miliar dollar AS ", Ujar SiDin Richard Adkerson usai penandatanganan
kesepakatan divestasi di Kementerian Keuangan, Kamis (12/7/2018).
Proses
pembelian saham PTFI ini dilaksanakan oleh PT Asahan Alumunium atau Inalum
(Persero) selaku holding BUMN bidang pertambangan, yang mewajibkan pemerintah
Indonesia membayar 3,85 milliar Dolar AS kepada PTFI yang akan dituntaskan maksimal dua bulan dari
sekarang (12/7/2018). Adapun
kepastian dan operasi PTFI hingga tahun 2041 adalah hasil dari salah satu
kesepakatan dengan pemerintah Indonesia Agustus tahun lalu seperti yang sudah
diterangkan di atas, PT Inalum juga
seperti diktahui memproduksi
propelan/bahan bakar roket untuk menyongsong berdikarinya Indonesia dalam
teknologi peroketan.
Kementerian
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan akuisisi saham PT Freeport Indonesia
(PTFI) belum sepenuhnya rampung, karena akan melalui tahapan atau ada beberapa perjanjian yang harus
diselesaikan sebelum pemerintah melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum)
resmi menguasai 51 % saham Freeport.
Deputi Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN
Fajar Harry Sampurno mengatakan baru satu perjanjian yang sudah beres, yakni
pembentukan joint venture atau perusahaan patungan. Joint venture inilah yang
nanti menjelma menjadi Freeport Indonesia “baru”.
Setelah
proses divestasi rampung saham
pemerintah awalnya kurang dari 10 % saham di Freeport Indonesia akan bertambah
menjadi 51 % sementara Freeport-McMoRan
hanya memegang 49 % sahaja. Saham
Indonesia diwakili oleh Inalum yang 100 persen dikuasai negar, Induk usaha (holding) BUMN pertambangan ini
juga menggandeng pemda tempat tambang
Freeport Indonesia beroperasi. Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) Papua akan mendapat saham 20 persen dari bagian saham
Inalum di Freeport Indonesia. Untuk
membiayai divestasi itu, Inalum pun akan mencari pendanaan dari 11 perbankan,
meliputi tiga perbankan BUMN, dan sisanya dari swasta dan asing.
Terkait Investasi Pemerintah ke PT. FreePort Indonesaia di Papua timbul pertanyaan seberapa besar sihh cadangan Emas dan Tembaga yang masih dimiliki perusahaan tersebut ?, NusanTaRa.Com memperoleh data bahwa kandungan Emas dan Tembaga yang masih dapat diperoleh per 2017 sekitar 2,8 milliar ton, yang dapat ditambang selama 50 tahun. PTFI tahun 2015 telah mengembangkan penambangan bawah tanah yang baru dengan nilai invesstasi sekitar 15 miliar US Dolar yang berada di bawah tambang Grasberg namun penambangan ini sangat tergantun pada perpnjangan kontrak akan habis masanya tahun 20121, yang akan dilekukan nanti dengan pemerintah untuk operasional kedepan.
Kota Sorong di Papua,
51 % Saham PT FreePort menjadi millik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar