NusaNTaRa.Com
byMcDonalDBiunG,
K a m i s,
2 7 A p r i l 2 0 2 3
Pawai Hadrat di Kaimana setelah Aidhil Fitrie 1444 H
Hadrat sebuah
kebiasaan unik yang dilakukan warga Kaimana, Papua Barat, dalam merayakan
seminggu setelah Idul Fitri, mereka berombangan dalam barisan
melakukan silaturahim keliling
Kota Kaimana untuk saling bermaaf-maafan
yang disebut Hadrat. kegiatan ini
diikuti ratusan warga, tua dan muda berkeliling kota menari diiringi lantunan
shalawat dan musik hadrat. Muslim di
Kota Kaimana menggelar tradisi hadrat atau tradisi silaturahmi pasca idul fitri
1444 hijriah, tradisi hadrat mengambil
garis start dari Masjid Djami Kampung
Seram dan finish di Masjid Nurul Huda Kampung Coa, tradisi
dilakukan turun temurun yang
digelar kaum muslim di Kab Kaimana.
Warga
berjalan berkeliling dari rumah ke rumah sambil menari dan melantunkan sholawat
yang diiringi dengan pukulan hadrat serta tari-tarian, dalam perjalanan berkeliling merekapun yang berpapasan atau
bertemu akan bersalam-salaman saling
memaafkan antara satu sama lainnya. Bahkan
warga yang dilewati barisan
atau rombongan hadrat akan menyediakan
makanan dan minuman bagi rombongan hadrat yang
banyak diikuti oleh kaum muda. Silahturahmi
dan tradisi hadrat tidak hanya dilaksanakan oleh kaum muslim saja, tetapi juga
diikuti oleh kaum nasrani sebagai satu keluarga, karena toleransi umat beragama
di Kabupaten Kaimana sangat tinggi dan dikenal sebagai agama keluarga
Muhammad
Karet, Wakil Ketua Badan Komunikasi Remaja Masjid Indonesia (BKRMI) Kabupaten
Kaimana mengatakan, kegiatan ini sudah berlangsung sejak 1970-an dam
dilaksanakan terus menerus hingga sekarang, “
Hadrat merupakan budaya Islam yang kami ambil dari Syekh Abdul Qodir
Jailani. Pukulan Hadrat ini di mana-mana ada, tapi di Kaimana punya pukulan
tersendiri ”, Ujar SiDim Muhammad Karet dengan Plabomoranya (hebatnya).
M Karet menjelaskan,
kegiatan silaturahim hadrat ini biasanya dilakukan hari kedua Idul Fitri, tapi karena tahun ini
jatuh pada hari Jumat sehingga dipindahkan ke hari berikutnya. “
Silaturahim hadrat dilakukan dua hari, pertama berkeliling di dalam Kota
Kaimana dari Kampung Sran (Seran),
Kampung Bumi Surmai, Kampung Anda Air, Kampung Coa, hingga ke Kampung Kaki Air. Dan pada hari
berikutnya dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat keluar kota seperti
Kampung Kroy, Kampung Baru, dan Kampung Coa
”, Ujar SiDin Muhammad Karet.
Pada
Rabu (26/04/2023) siang, ratusan anggota remaja Masjid dari anak kecil
hingga dewasa sejak pagi telah berkumpul di Masjid Nurul Huda , Kampung Coa. Mereka kemudian berjalan
membentuk barisan memanjang dari remaja masjid diikuti rombongan penabuh rebana
mengiringi pelantun shalawat yang berada diatas mobil pengangkut pengeras
suara. serta alat music lain seperti
alat tabuhan Tipa. Sembari melantungan
nyanyian shalawat mereka berjalan diiringi tabuhan rebana dan Tipa mereka
mengelilingi kampong sembari bersilaturrahim dengan sesame muslim yang bertemu.
Para peserta
hadrat tak perlu takut kehausan ataupun lapar, karena beberapa rumah yang
dilewati rombongan sudah menyiapkan kue-kue dan minuman didepan rumah, tak jarang anak-anak yang ikut rombongan
terlibat rebutan minuman dan kue, yang menjadi pemandangan tersendiri yang
meramaikan kegiatan ini di sopanjang perjalanan. Kesempatan ini juga dipakai untuk saling
memberikan ucapan Idul Fitri dan saling bermaaf – maafan dengan gembira. Menurut Muhammad Karet, kegiatan ini
merupakan ajang silaturahim dengan semua warga, selain menyinggahi rumah tokoh
masyarakat seperti bersilaturahim di rumah mantan Bupati Kaimana, Hasan
Aituarauw.
Muhammad Karet juga menjelaskan kalau kegiatan ini juga diikuti oleh warga yang
beragama lain dengan memeriahkan di tempat-tempat yang menyediakan
makanan dan minuman sambil ikut menari di tengah jalan serta ada pula yang
memberikan sumbangan di kotak amal.
“ Sejak awal kita ada toleransi,
sebagian umat Kristiani ikut rombongan dengan tifa panjang dan ada juga
memberikan sumbangan di kotak amal. Silaturahim ini memang sangat bermakna,
bukan hanya untuk umat Muslim tapi dirasakan seluruh warga Kaimana ”,
Ungkap M Karet dengan Soppengernya (Jumawanya).
Dibandingkan
pemeluk agama Islam, pemeluk agama Kristen menjadi yang terbesar di Kaimana.
Tercatat dalam laporan BPS, pemeluk Kristen berada di angka 56,46 persen, Islam
41,94 persen, sementara sisanya pemeluk agama Hindu, Buddha, dan lainnya.
Namun, tidak ada permusuhan di sana, yang ada justru toleransi dan itu
diperlihatkan dalam pawai hadrat. Tokoh
Pemuda Kaimana, Randy Ombaier, menjelaskan pawai hadrat adalah wadah tempat
Muslim dan Non-Muslim membaur. ' 'Tradisi hadrat dilaksanakan setiap Lebaran.
Ini merupakan tradisi peninggalan sejak zaman dahulu oleh nenek moyang kami.
Ajang silahturahmi ini juga diikuti warga Non-Muslim '',
Cakap Randy Ombaier.
Meski perjalanan terbilang jauh, rombongan tak pernah lelah untuk bershalawat diiringi suara rebana sambil diikuti anak-anak remaja masjid yang tetap semangat untuk menari. Hasil sumbangan yang mereka dapatkan dalam perjalanan itu, menurut Muhammad Karet, nantinya akan dibagikan ke seluruh masjid dari Kampung Sran hingga ke Kampung Coa.
Hadrat ajang silaturrahmi warga Kaimana
Bergembira setelah lebaran mengitari
kota.
Hadrat keliling Kota saling
bersilaturahmi di Kaimana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar