NusaNTaRa.Com
byMapiroHBorrA, K a m i s, 0 2 F e b r u a r i 2 0 2 3
Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Juni 2022 lalu,
menunjukkan bahwa indeks kebahagiaan provinsi
Maluku Utara berada di angka
76,34 dari 100 dan angka ini menunjukka angka tertinggi dibandingkan perolehan angka dari provinsi lainnya di Indonesia.
Berdasarkan indeks tersebut yang menunjukkan
bahwa makin tinggi skor, makin bahagia pula masyarakatnya dan menurut
uraian BPS lagi, pengukuran kebahagiaan
tersebut
diambil dari ukuran tiga
komponen utama, yakni kepuasan hidup, rasa afeksi, serta makna hidup.
Data BPS dari
hasil survey 75.000 rumah tangga di 34 provinsi di
Indonesia pada Juli dan Agustus 2021 – sebelum parlemen menyetujui dibentuknya
empat provinsi baru. Di Maluku Utara,
survei dilakukan di semua kabupaten yang
ada disana dengan melibatkan 1.040 rumah tangga dengan
total populasi provinsi ini
sendiri mencapai 1,3 juta jiwa,
urutan kebahagian berikutnya setelah Provinsi
Maluku Utara diikuti Provinsi Kalimantan Utara dan Provinsi Maluku
masing-masing menduduki peringkat kedua dan ketiga pada indeks ini.
Penetapan Indeks
kebahagiaan terukur dari 10 indikator, di antaranya kondisi tempat
tinggal, pendapatan, profesi, komunitas
dan pendidikan, selain itu Indikator lainnya meliputi lingkungan hidup, kesehatan, kepuasan
hidup, keamanan, serta keseimbangan antara kerja dan keseharian. BPS
sebelumnya juga telah merilis Indeks kebehagian yaitu pada tahun 2016 dan 2017, dengan
metode yang dipakai saat itu berbeda,
data pada tahun 2017, Maluku
Utara juga menempati posisi teratas dengan skor 75,68 dari 100.
Masyarakat Maluku Utara nerasakan kehidupan mereka
tampak menjanjikan meski tantangan hidup tetap ada atau "MASYARAKAT DI
SINI TIDAK MUDAH KHAWATIR", meski tak semua masyarakat
yang didata pernah mendengar
tentang indeks kebahagiaan, tapi mereka tidak heran provinsi ini dapat
menduduki peringkat teratas. Di Pulau
Tidore, seorang pengendara becak sangat setuju
bahwa Maluku Utara adalah provinsi
paling bahagia di Indonesia, " Saya
senang karena di Tidore ini orangnya ramah-ramah ",
Ujarnya Mantap.
Di Desa Buli, Halmahera Timur, Marcela
Gumanggilung mengaku bahagia dengan masih melimpahnya
kesempatan kerja dan beragamnya masyarakat yang terdiri dari orang-orang dari berbagai penjuru Indonesia. "
Di sini ada banyak perusahaan, dan ada banyak pendatang dari luar
provinsi ", Ujar resepsionis hotel berusia 21 tahun yang
berasal dari Sulawesi Utara tersebut. Ia telah bekerja di Maluku Utara sejak
Maret 2022.
Sudarminto, pria berusia 30 tahun yang berasal dari Buton, Sulawesi
Tenggara, juga mengaku bahagia dengan hidupnya berada di Malut,
saat ini ia bekerja untuk PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP),
satu kawasan industri di Halmahera Tengah.
" Saya jadi punya banyak
teman (karena pekerjaan saya), dari Sabang sampai Merauke ",
Tuturnya, mengutip lirik lagu yang menggambarkan betapa luasnya
Indonesia sebagai negara kepulauan, dengan Sabang di ujung barat Indonesia di
Provinsi Aceh, dan Merauke di ujung timur di Papua.
Aidil, pria asal Sumatra yang pindah ke provinsi yang sebagian besar merupakan Vulkanis sekitar
dua tahun lalu, mengaku sempat terkesima dengan sikap hidup masyarakat yang
bebas dari rasa khawatir. Ia
mengisahkan bagaimana ia pernah bergegas ke luar kantor ketika merasakan gempa
kecil – yang merupakan
satu kebiasaan bawaan dari Sumatra yang juga rawan gempa namun alangkah terkejutnya
ketika mendapati rekan-rekannya tetap tenang saja seperti
tak ada apa-apa dan melanjutkan pekerjaan seperti biasanya.
Secara historis, provinsi ini dulunya berada di
bawah beberapa kesultanan, termasuk Tidore dan Ternate. Dalam wawancara dengan CNA, Husain Alting
Sjah selaku Sultan Tidore mengemukakan bahwa masyarakat Maluku Utara memiliki
sistem budaya yang unik berlandaskan toleransi,
" Dan kami sangat terbuka dalam hal agama ",
Ujarnya menambahkan, lantas
menegaskan bahwa nilai-nilai ini telah diwariskan secara turun-temurun.
Beberapa bagian provinsi didominasi oleh Muslim,
misalnya di Tidore, sedangkan di bagian-bagian lain, seperti Halmahera Timur,
banyak penduduk beragama Kristen
sehingga di berbagai tempat
terdapat gereja hanya beberapa meter dari masjid, semua berjalan dengan damai. Kesultanan Tidore menjadi bagian dari
Indonesia sejak kemerdekaan tahun 1945,
sistem kesultanan kelak dihidupkan kembali setelah Soeharto
lengser, uniknya posisi sultan saat ini bukan berdasarkan garis
keturunan tapi dipilih masyarakat
Tidore. Sang sultan tidak memiliki kekuasaan
politik apa pun, tapi merupakan anggota Dewan Perwakilan Daerah dengan tugas
legislatif seperti mengajukan rancangan
undang-undang.
Ciri khas budaya Maluku Utara yang lain adalah mengakarnya sikap gotong royong di masyarakat. Herman Oesman, dosen sosiologi dari Universitas Muhammadiyah Maluku Utara di Ternate, mengatakan, " Ada banyak faktor yang menjadikan indeks kebahagiaan Maluku Utara paling tinggi (di Indonesia). Pertama, tingkat gotong royong di tingkat masyarakatnya tergolong baik. Kedua, solidaritas masyarakat yang kental atau kuat. Hal ini didukung oleh kearifan lokal yang terus dipertahankan dari dulu sampai sekarang ".
Budaya
hidup menuntun hidup bahagia.
Masyarakat
Maluku Utara Paling bahagia di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar