NusaNTaRa.Com
byBakrIRoYMarteN, K a m i s, 2 5 A g u s t u s 2 0 2 2
“LockDown” yang melanda dunia juga tidak
luput di daerah Melbourne Australia,
kondisi ini ternyata berdampak bagi sejumlah restoran di sana, termasuk restoran Indonesia yang ada di
sana dan itu membuat mereka
mencoba untuk mencari berbagai cara agar tetap bisa bertahan karena adanya aturan di Australia yang
menetapkan pelanggan tidak boleh
makan di tempat dan berkumpul. Kebijakan tersebut tentunya
membuat Industri kuliner di Australia menjadi
salah satu sektor yang paling
terkena dampak dengan pembatasan aturan di tengah pandemi COVID-19.
Garam Merica salah satu restoran Indonesia di kawasan
Albert Park tentunya aterpukul akan kebiajakn tersebut sehingga mencoba
produk baru yang dapat
mengantisipasi keadaan tersebut
dengan memperkenalkan “Nasi Bungkus”, "
Sejak lockdown, kita mengkhususkan diri dengan nasi bungkus ",
Ujar SiGaluH Corna, pemilik Garam Merica asal Tegal, Jawa
Tengah. Dale, 'head chef' dari
restoran padang “Dale La Pau” di Camberwell mengatakan nasi bungkus adalah makanan identik
dari Sumatera Barat.
Meski awalnya ia menargetkan kepada warga
Indonesia di Melbourne yang tidak bisa pulang ke tanah air karena pembatasan
aturan perjalanan, nasi campur Garam Merica juga dinikmati oleh warga Melbourne
yang berlatar belakang dari berbagai negara.
" Setelah jaman penjajahan,
hampir semua orang yang menjual nasi padang itu sepakat kalau dibawa dibungkus
itu harus banyak porsinya ", Ujar SiDin
Dale dengan Plabomaranya (Hebatnya)
kepada ABC Indonesia, lanjutnya “ Kenapa
? Karena banyak keluarga mereka yang
menanti di rumah untuk makan dan bisa makan bersama ".
Nasi bungkus ala warteg dengan cita rasanya yang autentik
yang awalnya hanya untuk warga
Indonesia di sana tapi justru disukai banyak bule dan laris manis
diserbu. Nasi bungkus yang awalnya di
buat Corina untuk warga Indonesia dan
pengobat kerinduan akan kampong tak
disangka, ternyata nasi bungkus ini bukan hanya jadi buruan WNI di Melbourne
tapi juga para bule Australia, nasi
bungkus buatan Corina ini disukai banyak orang karena memang rasanya yang masih
autentik.
Untuk menghadirkan masakan yang lezat,
Corina mengaku tak mengalami kendala berarti soal bahan dan bumbu karena
hampir semua bahan dan bumbu bisa ditemui di Melbourne meskipun harganya
lumayan tinggi dan jumlahnya terbatas.
" Beruntung, hampir semua
ada di Melbourne. Bumbu dan bahan baku lainnya ada. Bawang merah, bawang putih,
jahe, bumbu Indonesia bisa didapetin di Melbourne. Cuma harganya aja yang
beda ", Ujar
SiGaluH Corina dengan Soppengernya (Jumawanya) saat di hunubungi
NusaNTaRa.Com.
Meski demikian, ada juga bahan yang agak
sulit ditemui misalnya daun singkong. Bukan tidak ada, di Melbourne daun
singkong termasuk sayuran yang jumlahnya terbatas. Oleh karenanya Corina
menyiasati dengan sayuran lain yang serupa dengan daun singkong. "
Seperti daun singkong di sini ada, tapi nggak banyak makanya saya nggak
pake daun singkong. Diganti dengan yang
mirip dari segi tekstur, bau dan penampilannya, jadi kita pakai kale ",
Ujar SiGaluh dengan mengulangi Soppengernya (Jumawanya) yang memang hobi masak ini.
Para pelanggan WNI maupun bule Australia
yang suka menu nasi bungkus ini secara tidak langsung turut menjadi agen marketing, banyak ulasan dan penilaian dari pelanggan
yang isinya pujian soal rasa nasi bungkus ala warteg buatan Corina. "
Yang udah makan, bener-bener suka dan kagum. Mereka jadi membantu
marketing kita. Setiap minggu kita dapet customer baru ",
Ujar SiGaluH Corina dengan Soppengernya (Jumawanya) dan
" Suamiku menganggap ini
nasi bungkus paling enak di Melbourne
", Ujar Seorang pelanggan di
Medsosnya.
Meski saat ini aturan COVID-19 di Melbourne sudah mulai dilonggarkan dan sudah tidak ada lagi 'lockdown'. Tapi sejumlah restoran Indonesia di Australia mengatakan nasi campur terus dihidangkan dan semakin dicari bagi pencinta kuliner yang penasaran untuk mencicipinya, mungkin karena masakan ini lenih mudah dibawa kemana saja.
Covid-19
berkah bagi kuliner Indonesia,
Nasi
Bungkus Indonesia popular di Australia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar