NusaNTaRa.Com
bySusilOBambanGYudhoyonO, 2 8 A p r i l 2 0 1 5
Susilo Bambang Yudhoyono dan Rodrigo De Rato DM IMF 2007
Saya terpaksa menanggapi dan mengoreksi pernyataan Presiden
Jokowi menyangkut utang Indonesia ke IMF. Kemarin, tanggal 27 April 2015,
harian Rakyat Merdeka memuat pernyataan Pak Jokowi yang intinya adalah Indonesia
masih pinjam uang sama IMF. Berarti kita
masih punya utang kepada IMF. Maaf, demi tegaknya kebenaran, saya harus
mengatakan bahwa seluruh utang Indonesia kepada IMF sudah kita lunasi pada
tahun 2006 yang lalu. Keseluruhan utang Indonesia terhadap IMF adalah US$ 9,1
miliar, jika dengan nilai tukar sekarang setara dengan Rp. 117 triliun, dan
pembayaran terakhirnya kita lunasi pada tahun 2006, atau 4 tahun lebih cepat
dari jadwal yang ada. Sejak itu kita tidak lagi jadi pasien IMF.
Saya masih ingat mengapa keputusan untuk melunasi semua
utang IMF 4 tahun lebih cepat dari jatuh
temponya itu saya ambil. Memang, sebelum
keputusan final itu saya ambil, sejumlah
pihak menyarankan agar lebih baik pelunasannya dilaksanakan secara bertahap,
agar tidak mengganggu ketahanan ekonomi Indonesia. Tapi saya berpendapat
lain, Jebih baik kalau utang itu segera
kita lunasi.
Ada 3 alasan saya mengapa keputusan dan kebijakan itu saya ambil. Pertama, pertumbuhan ekonomi kita waktu itu
telah berada dalam tingkatan yang relatif tinggi. Jadi aman untuk menjaga ketahanan ekonomi
makro dan sektor riil kita. Di sisi
lain, disamping kekuatan fiskal kita aman, dari segi moneter cadangan devisa
kita juga relatif kuat.
Kedua, dengan telah kita lunasi utang IMF tersebut, kita
tidak lagi didikte oleh IMF dan negara-negara donor. Tidak didikte dalam arti
perencanaan pembangunan kita, termasuk APBN dan juga penggunaan keuangan kita,
tidak harus mendapatkan persetujuan dari
IMF. Saya tidak ingin pemerintah
disandera. Kita harus merdeka dan berdaulat dalam mengelola perekonomian
nasional kita. Saya masih ingat, ketika masih menjadi Menteri Pertambangan dan
Energi (tahun 1999-2000), saya harus " melaporkan " dulu kepada negara-negara donor yang tergabung
dalam forum CGI berkaitan dengan kebijakan dan rencana kementerian yang saya
pimpin, utamanya menyangkut APBN.
Situasinya sungguh tidak nyaman. Pernah saya diminta untuk menaikkan harga BBM
dan Tarif Dasar Listrik secara serentak dengan angka yang sangat tinggi. Hal itu saya tolak, karena pasti ekonomi
rakyat akan menjadi lebih buruk. Sedangkan
alasan yang ketiga, selama Indonesia masih punya utang kepada IMF, rakyat kita
merasa terhina (humiliated). Dipermalukan, di mata sebagian rakyat, IMF diidentikkan dengan penjajah. Bahkan IMF-lah yang dianggap membikin krisis
ekonomi tahun 1998 benar-benar buruk dan dalam.
Setelah utang IMF kita lunasi, saya juga ingat ketika para
pemimpin IMF (Managing Director) satu-persatu berkunjung ke Indonesia dan
menemui saya di kantor Presiden, mulai dari Rodrigo de Rato (2007), Dominique
Strauss-Kahn (2011) hingga Chistine Lagarde (2012), Saya menerima kunjungan
mereka dengan kepala tegak. Bahkan,
pada kunjungan pemimpin IMF tahun 2012,
IMF berharap Indonesia bisa ikut menaruh dananya di IMF karena kita
telah menjadi anggota G20, dengan peringkat nomor 16 ekonomi besar dunia. Pasalnya, IMF kekurangan dana untuk digunakan
membantu negara yang mengalami krisis
berat dan perlu penyelamatan dari IMF, berarti
tangan kita tidak lagi berada di bawah tetapi sudah berada di atas.
Jika yang dimaksudkan Presiden Jokowi, Indonesia masih punya
utang luar negeri, itu benar adanya. Utang
Indonesia ada sejak era Presiden Soekarno.
Meskipun, ketika saya memimpin
Indonesia (2004-2014) rasio utang terhadap GDP terus dapat kita turunkan. Jika
akhir tahun 2004 rasio utang terhadap
GDP itu sekitar 50,6 %, di akhir masa jabatan saya tinggal sekitar 25 %.
Artinya, jika dulu separuh lebih GDP kita itu untuk menanggung utang, maka tanggungan itu telah kita turunkan
menjadi seperempatnya.
Tetapi, kalau yang dimaksudkan Pak Jokowi bahwa kita masih punya utang kepada IMF, hal itu jelas keliru. Kalau hal ini tidak saya luruskan dan koreksi, dikira saya yang berbohong kepada rakyat, karena sejak tahun 2006 sudah beberapa kali saya sampaikan bahwa Indonesia tidak berhutang lagi kepada IMF. Rakyat pun senang mendengarnya. Saya yakin Pak Jokowi yang waktu itu sudah bersama-sama saya di pemerintahan, sebagai Walikota Surakarta, pasti mengetahui kebijakan dan tindakan yang saya ambil selaku Presiden. dr, Laman FB SBY.
Susilo Bambang Yudhoyono dan Christine Lagarda DM IMF 2012
Orangnya tenang tidak suka ngomong pedas,
Kata SB Yudhoyono tahun 2006 utang Indonesia pada IMF Lunas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar