Selasa, 02 Februari 2021

SANG BINTANG BINTANG KEJORA “ BENNY WENDA “ DI OXFORD DARI PAPUA UNTUK TANAH PAPUA.

 NusaNTaRa.Com                                                                      byMcDonalDBiunG,                       Jum'at   01     J a n u a r i     2021

Benny Wenda sejak meninggalkan kampong halamannya di Papua tak pernah kembali dan kini sejak 2002 aktivis Papua yang termasyhur ini memperoleh suaka politik di Inggris,  kinipun ia sudah menetap di kota tempat Universitas Oxford berdiri – belahan dunia yang cukup jauh dari Gunung dan Rimbun hutan PAPUA tempatnya berasal.   Hidup sebagai pengungsi politik di Inggris,  aktivis Benny Wenda memimpin Gerakan Pembebasan untuk Papua serta mengkampanyekan kemerdekaan tanah airnya, yang berjarak hampir separuh dunia dari tempat ia tinggal sekarang.

Keberadaan Benny Wenda ke Inggris dimulai jauh sebelum ia dilahirkan,  sekitar 1961, Papua masih berada di wilayah koloni Belanda; status ini berakhir ketika rakyat Papua mendeklarasikan kemerdekaan mereka pada 1 Desember 1961.    Indonesia,  dengan cepat mengklaim Papua merupakan bagian dari wilayahnya RI, kemudian menyerbu dan menduduki Papua. Pada 1969 Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan dari  PBB untuk wilayah Papua setelah diselenggarakannya referendum Act of Free Choice, atau Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA).

Proses Pepera tersebut terindikasi berlangsung penuh kecurangan,  sebanyak 1.026 orang Papua (dari populasi yang seharusnya berjumlah 800.000 jiwa) dipaksa untuk menerima integrasi Papua ke dalam Republik Indonesia. Sejak saat itu, Papua secara ‘de facto’ berada di bawah kekuasaan militer Indonesia, sementara mereka yang menolak,  diawasi, diintimidasi-dipersekusi, dipenjara, hingga menjadi korban berbagai tindak kekerasan yang tidak adil.

Keputusan itu membuat banyak orang Papua tidak setuju dan menolak pendudukan Indonesia, dengan membentuk tiga organisasi perjuangan pro-kemerdekaan yang kemudian berkoalisi dalam mendorong kemerdekaan, kedalaman Gerakan Persatuan untuk Pembebasan Papua (ULMWP, atau United Liberation Movement for West Papua/ Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat).   Kepemimpinan ULMWP dalam memperjuangkan Kemerdekaan Papua saat ini berada dibawah kepemimpinan sang Legend Papua Benny Wenda yang kini menetap di Inggeris.

Benny Wenda di mata Pemerintah Indonesia sebagai kriminalis dan sebagai pengkhianat bangsa yang keras kepala,  meski demikian dimata warga Papua ia laki-laki yang penuh semangat, kekuatan, dan memiliki kharisma luar biasa untuk mewujutkan impian mereka “PAPUA MERDEKA”.  Beliau ternyata lancar berbicara dalam Bahasa Papua,  Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, lengkap dengan aksen Papuanya yang kental serta sedikit humoris (dr. New Naratif).

Benny Wenda  dilahirkan pada 17 Agustus 1974 di Lembah Baliem di wilayah pegunungan Papua, ia tumbuh besar di Distrik Pirime yang merupakan jantung Kabupaten Lanny Jaya.     Saya besar bersama ibu saya, [merawat] kebun. Saya belajar cara membuat busur dan anak panah. Saya belajar bercocok-tanam ubi  ”,   Ujar SiDin Benny Wenda dengan Plabomoranya (hebatnya).

Bagi Benny Wenda ketenangan kampunya berlangsung hingga 1977 pasca Pemilu dan meningkatnya pemberontakan, ketika militer Indonesia tiba di desanya merubah segalanya ia menyaksikan akan penindasan, kekerasan, dan kebrutalan sepanjang periode itu serta menyaksikan bibinya diperkosa dan dibunuh.  Mantan gubernur Papua Eliezener Jan Bonay sempat bersaksi di hadapan Pengadilan Hak Asasi Manusia bahwa jumlah korban jiwa di Papua mencapai sekitar 3.000 jiwa.

Operasi militer Indonesia yang didukung Amerika Serikat membuat rakyat Papua tidak dapat menjalankan aktivitas kehidupan di desa,  bersama tetangga satu desa keluarga Benny pun terpaksa mengungsi ke pegunungan.  Dalam pengungian Benny Wenda menyaksikan ibu dan ayahnya ditangkap militer,     Ibu saya dipukuli di depan mata saya. Saya masih kecil dan tidak bisa melakukan apa-apa  ”,  Ujar Benny Wenda mengenang dan menyaksikan ayahnya bersimbah darah untuk membelanya.

Atas saran neneknya ia disuruh menetap di kota menumpang di rumah pamannya, untuk dapat menuntut ilmu dan memehami kondisi daerahnya dan masyarakat.   Menurutnya sejak menetap di kotalah ia mulai mengenal siapa dirinya dan ia melihat dan merasakan adanya diskriminatip  dan Rasisme terhadap kaumnya dan dirinya sendiri, hanya karena kulitnya yang hitam, Rambutnya yang Kribo membuatnya sakit sekali.

Setelah berhasil menyelesaikan sekolah dasar dan menengah pertama, Benny mengambil studi Elektro di sekolah kejuruan milik pemerintah di Abepura, Jayapura.   Benny kemudian melanjutkan kuliah di Program Studi Sosiologi di Universitas Cendrawasih di Jayapura,   menjadi  titik balik dalam hidupnya. Ia memutuskan untuk belajar tentang identitasnya: budayanya, bangsanya, serta asal-usulnya.

Di Universitas Benny Wenda menjadi seorang aktivis dengan dua tujuan.   Pertama, untuk membawa perdamaian bagi orang Papua  dan kedua, untuk membawa kemerdekaan ke Papua. Ia menolak segala bentuk balas dendam maupun kekerasan dan berkomitmen akan berkampanye secara damai untuk  menarik perhatian khalayak lebih luas terhadap perjuangan orang Papua.

Organisasi tempat Benny berkecimpung bernama Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka (atau Demmak), dimana ia terpilih sebagai pemimpin eksekutif pada 2000. Majelis ini berkampanye untuk melindungi adat istiadat, nilai-nilai, dan kepercayaan masyarakat di suku-suku di pegunungan, dan merupakan organisasi payung bagi beberapa suku dari pegunungan tengah dan selatan Papua.  Demmak turut bekerja sama dengan Dewan Presidium Papua (PDP) yang kemudian dipimpin oleh Theys Eluay, aktivis Papua paling disegani saat itu.

Organisasi tempat Benny berkecimpung bernama Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka (atau Demmak), dimana ia terpilih sebagai pemimpin eksekutif pada 2000. Majelis ini berkampanye untuk melindungi adat istiadat, nilai-nilai, dan kepercayaan masyarakat di suku-suku di pegunungan, dan merupakan organisasi payung bagi beberapa suku dari pegunungan tengah dan selatan Papua.  Demmak turut bekerja sama dengan Dewan Presidium Papua (PDP) yang kemudian dipimpin oleh Theys Eluay, aktivis Papua paling disegani saat itu.

Ketika Theys Eluay memimpin delegasi 100 orang Papua untuk bertemu Presiden BJ Habibie di Jakarta yang baru memberikan Timor-Leste hak untuk mengadakan referendum kemerdekaan dan Theys berusaha untuk mendapatkan peluang yang sama untuk Papua, namun BJ  Habibie hanya menyetujui program otonomi khusus. Benny bersikeras menentang program itu, yang menurutnya tidak cukup untuk menjawab tuntutan orang Papua  dan perjuangan mereka untuk kemerdekaan.

Pada Oktober 2019 selaku pimpinan ULMWP Benny Wenda, menanggapi keinginan  pemerintah Indonesia  untuk berdialog dengannya. Benny Wenda mengatakan bahwa ia hanya akan berpartisipasi jika sejumlah persyaratan dipenuhi dan berlangsung per bukan hanya dengan dirinya probadi dan menarik 16.000 pasukan keamanan RI dari Papua.    Agar kita percaya bahwa segalanya telah berubah, Indonesia harus menunjukkan itikad baik dan menyetujui kondisi kita. Keinginan kita adalah untuk mencapai referendum yang demokratis, untuk menegakkan hak kita untuk mandiri  ”,   Ujar SiDin Benny Wenda.

Pada 6 Juni 2002, Benny ditangkap di Jayapura,  rumahnya digeledah tanpa surat perintah dan polisi menolak memberikan informasi tentang dakwaan yang diajukan kepadanya. Ia disiksa di tahanan polisi dan ditahan di sel isolasi selama beberapa bulan. Pada akhirnya, ia dituduh sebagai dalang di balik serangan terhadap kantor polisi di Abepura pada 2000 dan dituntut 25 tahun ponjara.

Pada 27 oktober 2002 Benny Wenda kabur dari penjara Abepura karena  Polisi Indonesia diduga telah mengeluarkan perintah tembak. Namun, Benny berhasil diselundupkan melintasi perbatasan ke Papua Nugini, dibantu kelompok LSM Eropa ia berhasil  terbang ke Inggris dan memperoleh suaka politik. Pada 2003, Benny dan istrinya Maria kembali dipersatukan di Inggris, di mana mereka sekarang tinggal bersama kelima anak mereka.

Bertepatan 01 Desember 2020, Benny Wenda mendeklarasikan kemerdekaan Papua dan menyatakan bahwa dirinya Benny Wenda sebagai Presiden sementara dalam pemerintahan sementara Papua.   "  Hari ini, kami mengumumkan pembentukan Pemerintah Sementara Papua Barat. Kami siap mengambil alih wilayah kami, dan kami tidak akan lagi tunduk pada aturan militer ilegal Jakarta  ",  Ujar SiDin  Benny Wenda  dalam siaran pers ULMWP, Rabu (2/12/2020).  Bertepatan dengan deklarasi Kemerdekaan Papua, pihaknya akan menerapkan konstitusi sendiri dan tidak akan tunduk pada pemerintahan Indonesia.

Ia tetap menjadi salah satu orang yang paling dicari di Indonesia hingga hari ini. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menghalangi pekerjaannya, seperti mengeluarkan surat perintah penangkapan melalui Interpol (polisi internasional) pada 2011. Surat perintah itu dicabut pada 2012 setelah naik banding.

Orang Papua menombak Rusa,

Benny Wenda Presiden Papua sementara.

 

NusaNTaRa.Com  Adverstesment                                                                           Melayani pemasangan Iklan                                                                                   Sila Dail Talian  0812 5856 599  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...