NusaNTaRa.Com byMuhammaDBakkaranG, Senin 01 M a r e t 2021
Meski waduk atau danau Sempor merupakan danau buatan yang berada di Desa Sempor, Kebumen Jawa Tengah yang mulai dibangun sejak tahun 1950an namun baru dapat diresmikan pada 01 Maret 1978 lewat penandatangan sebuah prasasti oleh Presiden Soeharto kala itu. Pembangunan waduk ini telah berkali-kali dikerjakan tetapi selalu mengalami kegagalan karena tanggul penahan airnya Jebol.
Waduk ini merupakan mata air penghidupan bagi masyarakat Kebumen dan masyarakat sekitarnya yang kebanyakan sebagai masyarakat agraris yang kehidupannya tergantung dari hasil pertanian. Sementara keadaan geografis wilayah Kebumen bersinggingan dengan pantai Selatan yang bersuhu tinggi.
Melihat kehidupan masyarakat yang terkait dengan pertanian dan geografis sulitnya air bagi masyarakat inilah, Pemerintah Republik Indonesia menggalakkan Proyek Sempor dengan membangun Waduk dan Bendungan penampungan air bagi menjamin tersedianys suplai air yang cukup, pembangunan Proyek ini dimulai romorentah sejak tshun 1958 dan kemudian beberapa kali berikutnya hingga rampung tahun 1978.
Mengutip dari Jurnal Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Waduk Sempor bagi Masyarakat Kebumen tahun 1958 - 1978 karya Puji Astuti. Diera kepresidenan Sukarno dilakukan penelitian kembali di Desa Sempor dan Desa Kedungwringin dalam rencana pembangunan bendungan tersebut.
Alasan Desa Sempor dan Desa Kedungwringin dipilih dalam proyek ini karena kedua tompat itu dilintasi sungai besar yang mengalir dari Pegunungan Serayu selatan yakni Sungai Cincingguling dan dua sungai anakan, Sungai Sampang dan Sungai KedungWringin. 1958 pembangunan Waduk Sempor dimulai dengan harapan dapat menampung air sebanyak 68 juta meter per kubik.
Dalam artikel Star weekly edisi 10 Juni 1961, Gubernur Jawa Tengah Mochtar menaksir proyek Sempor rampung sekitar tahun 1962. Realitanya proyek ini tidak sesuai dengan perkiraan karena memakan waktu cukup lama salah satu kendalanya Pembebasan Lahan dan menjadi lebih sulit laji manakala bendungan pengelaknya (Confferdam) jebol pada 27 November 1967 dan ini berdampak banjir bandang yang menerjang dua dusun ketika hujan lebat mengguyur serta menewaskan 127 jiwa.
Di era Soeharto Bandungan Sempur dibangun ulang lewat Rencana Pembangunan Lims Tahun (Repelita) I dan baru diresmikan Soeharto pada 01 Maret 1978 dengan penandatangan siji prasasti. " Tirta Udadha Sarwa Adiguno Pariboga, Paradipta, Parimina, Pariwisata ", seperti itulah tulisan dalam prasasti yang menyebutkan fungsi air waduk serbaguna sebagai sumber kehidupan dan hiburan.
Hingga kini fungsi waduk Sempor berkembang sebagai tempat objek wisata meski belum sehebat objek wisata lain di Jawa Tengah, tapi waduk Sempor menjadi andalan Kebumen dengan Panorama yang indah dan sejuk khas daerah pogunungan. Dalam buku Jejak Langkah Pak Harto disebutkan, Waduk Sempor memiliki peranan AlatVital karena menjadi Sumber Pengairan Irigasi bagi 17 ribu hektar sawah di Kebumen dan KarangAnyar.
Air mengalir dari kaki gunung yang tinggi,
Bendungan Sempor mengairi 17 ribu hektar lahan petani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar