NusanTaRa.Com
byFarhaMTukirmaN, 18/06/2020
Keseriusan tekad
Surabaya untuk membangun kota
yang ramah lingkungan terlihat dengan pembangunan taman-taman kota dan pengoptimalan
fungsinya. Komunitas-komunitas peduli
lingkungan rajin bergerak mempromosikan pentingnya hidup berdampingan dengan
alam. Pemerintah dan masyarakat
bersinergi mencari solusi bagi permasalahan-permasalahan
lingkungan di Surabaya, diantara kreatifitasnya yang patut dicontoh adalah keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah (PLTSa) yang dibangun di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya.
Pak Eko setiap hari harus mengecek sumur gas (area penumpukan sampah), membuka atau menutup valve, yakni saluran gas yang dihasilkan dari bau sampah menuju ke 2 unit gas engine yang terdapat dalam area Landfill Gas (FLG) Power Plant milik PT Sumber Organik (SO) melalui pipa header berukuran besar, yang masing-masing Unit Gas engine memiliki kapasitas produksi listrik 1 MW sehingga totalnya 2 MW kemudian Listrik yang dihasilkan dari gas sampah ini kemudian disimpan dalam generator dan siap untuk dijual ke PLN.
Pak Eko setiap hari harus mengecek sumur gas (area penumpukan sampah), membuka atau menutup valve, yakni saluran gas yang dihasilkan dari bau sampah menuju ke 2 unit gas engine yang terdapat dalam area Landfill Gas (FLG) Power Plant milik PT Sumber Organik (SO) melalui pipa header berukuran besar, yang masing-masing Unit Gas engine memiliki kapasitas produksi listrik 1 MW sehingga totalnya 2 MW kemudian Listrik yang dihasilkan dari gas sampah ini kemudian disimpan dalam generator dan siap untuk dijual ke PLN.
Operasional
Sumber Organik, M. Ali Asyhar mengatakan FLG Power Plant yang telah dibangun
sejak 2015 dengan teknologi dari Eropa dan Gasifikasi China ini telah memanfaatkan sampah organik
dari warga Surabaya. Hingga kini, PT SO telah menjual listrik tersebut kepada
PLN mencapai 1,65 MW/jam, dan sisanya untuk konsumsi sendiri. “ Harga
listrik yang dijual kepada PLN ini sesuai dengan harga listrik PLN secara
nasional saat ini, untuk nilainya dikalikan saja dengan jumlah listriknya ”, Ujar SiDin M Ali Asyar.
Pasokan
sampah Kota Surabaya saat ini rerata mencapai 1.300 ton – 1.600 ton/hari, 55% merupakan sampah organik dan sisanya non-organik, hingga saat ini 50%
sampah produksi Surabaya di reduce oleh unit 1 FLG Power Plant yang di reduce dengan memanfaatkan gas dari
bau sampah dan fisik sampahnya yang ada akan mudah terurai khusus sampah organik. “ FLG
Power Plant ini memang hanya memanfaatkan gasnya, tapi sampahnya tetap ada di
landfill. Tujuan utama kami bukan hanya gasnya, tapi juga sanitary landfill
agar tidak bau bertebaran, dan bagaimana mengatasi masalah sampah yang terus
berkembang, jadi sekali tendang kami dapat gasnya dan bisa mengurangi bau ”,
Ujar SiDin M Ali Asyar.
Meski secara operasional PLTSa telah berjalan namun perampung dan peresmian diperkirakan bulan Juni 2020, jika Pmbangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) rampung maka Kota Surabaya memiliki PLTSa terbesar dan pertama di Indonesia. PLTSa Benowo ini juga merupakan investasi dari PT SO yang menggunakan tenologi Gasifikasi Power Plant asal China dengan potensi menghasilkan listrik sekitar 12 MW, dan akan memanfaatkan sampah organik maupun non-organik di TPA Benowo sekitar 1.000 ton/hari.
Meski secara operasional PLTSa telah berjalan namun perampung dan peresmian diperkirakan bulan Juni 2020, jika Pmbangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) rampung maka Kota Surabaya memiliki PLTSa terbesar dan pertama di Indonesia. PLTSa Benowo ini juga merupakan investasi dari PT SO yang menggunakan tenologi Gasifikasi Power Plant asal China dengan potensi menghasilkan listrik sekitar 12 MW, dan akan memanfaatkan sampah organik maupun non-organik di TPA Benowo sekitar 1.000 ton/hari.
Rencananya
setelah produksi dari 12 MW akan dijual
ke PLN sebanyak 9 MW, dan 3 MW akan dikonsumsi sendiri untuk kebutuhan
operasional. Unit 2 ini nantinya akan
mereduce sampah Surabaya hingga 95% karena semua jenis sampah dapat diolah,
tetapi perseroan tetap harus memilah sampah seperti kaca dan besi agar tidak
banyak terjadi kotoran pada tungku pembakaran.
“ Gasifikasi ini proses
pembakaran, atau diarangkan, tetapi bukan dibakar pakai api begitu saja.
Disebut gasifikasi karena pembakarannya hanya menggunakan sedikit oksigen,
sehingga uap panasnya yang dimanfaatkan menjadi listrik ”,
Ujar M Ali Arsyar.
5 fakta Keberadaan PLTSa Di Benowo Surabaya sebagai penghasil energi listrik, sebagai berikut :
5 fakta Keberadaan PLTSa Di Benowo Surabaya sebagai penghasil energi listrik, sebagai berikut :
1. Ide Kreatif dari Pemerintah Kota.
Pemerintah
Kota Surabaya melirik produksi sampah yang begitu besar akan merubahnya menjadi tenaga listrik dengan membangun PLTSa di
Benowo. Gagasan itu akhirnya diwujudkan dengan menggandeng pihak kedua pemenang
tender, yaitu PT Sumber Organik.
2. PLTSa Pertama dan Terbesar di Indonesia.
Pembangkit
Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo
Surabaya, dibangun di atas lahan seluas 37,4 hektar setiap hari dapat
meenampung 1.600 hingga 2.000 ton sampahdiolah menjadi jadi listrik.
3. Mengolah 95% Sampah Kota.
PLTSa
Surabaya bisa mengolah 95% sampah yang dihasilkan di seluruh Kota Surabaya,
karena operasional PLTSa Benowo dapat mengolah hampir semua baik
organik maupun anorganik. Pihak
pengelola hanya perlu memilah sampah-sampah seperti kaca dan besi supaya tidak
mengotori tungku pembakaran.
4. Memanfaatkan Teknologi dari China.
PLTSa
Benowo Surabaya memanfaatkan teknologi Gasifikasi Power Plant asal China.
Gasifikasi merupakan proses pembakaran atau mengubah sesuatu menjadi
arang. Tetapi pembakaran dalam
gasifikasi hanya memerlukan sedikit oksigen. Uap panas yang dihasilkan dari
proses gasifikasi itulah yang digunakan sebagai energi listrik.
5. Menambah Pemasukan Daerah.
Pemkot
Surabaya bekerjasama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) terkait
pemasaran energi listrik yang dihasilkan
PLTSa Benowo. PLTSa Benowo
menghasilkan listrik sekitar 12 Mega Watt,
9 Mega Watt dijual ke PLN dan 3
Mega Watt memenuhi kebutuhan operasional PLTSa. Pengelolaan PLTSa Benowo dilakukan PT Sumber Organik perusahaan pemenang tender, yang juga membayar sewa tanah dan aset lainnya
dengan nilai Rp 3 miliar pertahun pada Pemkot Surabaya.
Bau berhembus dari serakan sampah,
PLTSa Surabaya terbesar di Indonesia dari sampah.
Nikmati hidup sehat dengan hidup bersih dan energi listrik tersedia ....... semoga banyak kota besar di Indonesia mencontohi kebijakan Surabaya dibidang energi ini.
BalasHapusIbu RisMaharini walkot Surabaya Penerangan terpenuhi, Bebas sampah dan Green City terwujutkan ...... trims bu
BalasHapus