NusanTaRa.Com
byBahrIHasupiaN, 10/06/2020
Peringatan HARI LAUT SEDUNIA atau WORLD OCEAN DAY 2020, Erry
Wahyudi Daud Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota
Sabang, mengajak masyarakat bersama-sama menjaga laut
wilayah Sabang, terutama ekosistem terumbu karang dan menyerukan larangan
membuang sampah ke laut. Penyelenggaraan
peringatan World Ocean Day 2020 Kota
Madya Sabang diselenggarakan di Pantai
Iboih, Pulau Weh, Senin, 8 Juni 2020, kegiataan tersebut diselenggarakan DKP Kota Sabang bekerja sama dengan BKSDA
Aceh, Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia Program, dan Panglima Laot,
serta mitra lain termasuk Dinas Pariwisata, Geusyik, Aceh Coral Conservation,
Yayasan Coral Oasis, Genpi, RAPI Kota Sabang, Rubiah Tirta Divers, Pulau Weh
Dive Resort, Iboih Dive Center, Lumba-lumba Dive Center, Monster Dive Center,
Kelompok Wisata Gampong Iboih dan media.
Peringatan
Hari Laut Sedunia di Aceh tahun ini mengangkat tema “ Laot Ta Jaga, Masyarakat Sejahtera ” (Laut Kita Jaga, Masyarakat Sejahtera), Tema ini bertujuan menyadarkan parapihak
tentang arti penting laut dan sumberdayanya bagi kehidupan masyarakat Aceh,
baik dari segi ekonomis maupun ekologis.
Pemerintah bersama WCS Indonesia Program dan seluruh mitra juga secara
khusus menyerukan kepada masyarakat dan para pihak untuk terus menjaga
kelestarian laut dan pesisir Kota Sabang, terutama Pulau Weh.
Wakil
Ketua DPRK Sabang, Ferdiansyah, S.Kel., mengapresiasi keterlibatan semua pihak
baik dari CSO, Pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat. “ Kami berharap dari kegiatan World Ocean Day
ini dapat memperkuat upaya parapihak untuk menjaga laut Kota Sabang dan dapat
membangkitkan kembali wisata Kota Sabang yang sempat terpuruk akibat pandemi
Covid-19 ”, Ujar SiDin Ferdiansyah, S.Kel dalam
sambutannya.
Peringatan
ini digelar melalui serangkaian kegiatan meliputi kegiatan bersih bawah laut
(underwater clean up), bersih pantai, dan pemasangan poster imbauan tidak
membuang sampah sembarangan di sejumlah titik. Dengan tetap mengedepankan
prosedur keselamatan pencegahan Covid-19, kegiatan dihadiri 96 orang terdiri
dari perwakilan dinas, organisasi lokal, dan masyarakat.
“ Melalui kegiatan ini, kami berharap
masyarakat semakin sadar dan bersemangat untuk menjaga kelestarian wilayah laut
dan pesisir Kota Sabang. Pelestarian laut dan pesisir Sabang menjadi kunci bagi
keberlanjutan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi Kota Sabang ”, Ujar
SiDin Ahmad Mukminin, Aceh Marine Project Coordinator WCS Indonesia
Program. Kegiatan ini, lanjutnya,
bagian dari program WCS IP dalam mendukung Pemerintah untuk efektivitas
pengelolaan kawasan konservasi perairan di Aceh.
Potensial
yield ikan demersal di perairan pantai Barat Aceh (Kab. Nagan Raya, Aceh Barat,
Aceh Jaya) dari kedalaman 20 meter sampai dengan 60 meter adalah (842 +/- 318
ton), sehingga pada kedalaman sampai dengan 20 meter diduga mempunyai potensial
yield sebesar 200 ton (Identification of Pelagic and Demersal Fisheries in Aceh
MCRMP, 2008). Provinsi Aceh memiliki
potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang tinggi. Di perairan barat Aceh,
stok perikanan jenis ikan pelagis rata-rata 3.476 ton/tahun dengan potensial
yield sebesar 1.140 – 1.195 ton/tahun, sedangkan untuk pantai timur bagian
utara Aceh diperoleh standing stock ikan pelagis sebesar 2.494 ton/tahun dengan
potensial yield sebesar 798 – 848 ton/tahun.
Wilayah
laut, pesisir dan pulau-pulau kecil di Aceh menyimpan potensi wisata yang luar
biasa yang menjadi daya tarik wisatawan dunia.
Selain menjadi lokasi letak Tugu Nol Kilometer Indonesia, Pulau Weh
merupakan salah satu pulau di Provinsi Aceh yang hampir di seluruh wilayah
pesisirnya terdapat ekosistem terumbu karang dengan tipe terumbu karang tepi
atau fringing reef. Pulau Weh juga merupakan rumah bagi beragam
spesies ikan, seperti hiu, pari, lumba-lumba dan penyu. Sayangnya, ekosistem
terumbu karang saat ini mengalami degradasi. Tidak saja karena kegiatan
pariwisata, tapi juga aktivitas penangkapan ikan yang merusak.
Pemerintah
telah menetapkan Pulau Weh sebagai kawasan konservasi. Taman Wisata Alam Laut
(TWAL) Pulau Weh merupakan kawasan konservasi perairan pertama di Aceh yang
ditetapkan melalui Kepmen Pertanian No. 928/Kpts/Um/12/1982. Sementara bagian pesisir timur Pulau Weh juga
merupakan merupakan kawasan konservasi yang ditetapkan Kementerian Kelautan dan
Perikanan melalui SK Menteri No. 57 tahun 2013 tentang Kawasan Konservasi
Perairan Pesisir Timur Pulau Weh Kota Sabang di Provinsi Aceh. Selain itu masyarakat Aceh memiliki sejarah
dalam aturan adat pengelolaan wilayah pesisir dan laut agar tidak melakukan
kegiatan perikanan yang merusak dan mengajak masyarakatnya untuk
mengamankannya.
Reff. PORTALSATU, 08JUNI2020
Laut
bersih berhias terumbu karang,
Wordls
Ocean Day 2020 di peringati di Sabang.
Laut bersih kaya akan sumber daya alam .................. s e m o g a
BalasHapusWarga Bahari mestilah tahu menjaga Laut ..
BalasHapus