NusanTaRa.Com
byRaisALembuduT, 19/06/2019
Kerusakan lingkungan hidup merupakan ancaman kekinian yang keberlanjutan bagi hidupan manusia dan alam. “ Di Kaltara, juga Kaltim kerusakan lingkungan sudah berlangsung berpuluh tahun. Baik akibat kebijakan pemberian izin yang keliru, penuh kolusi maupun akibat kebodohan, kesembronoan dan kurangnya tanggung jawab dalam menjaga dan melindungi lingkungan hidup. Seperti, banjir besar di Tanjung Selor yang biasanya rutin 30 tahunan, tapi sekarang rotasi banjir itu semakin cepat akibat daya dukung lingkungan yang semakin lemah “ Ujar SiDin Irianto Lambrie.
Untuk itu, Irianto menilai perlunya perbaikan dalam cara berpikir dan perilaku pengelolaan lingkungan. “ Tak perlu berpidato dan beretorika, juga rapat tanpa hasil tak jelas. Sebab, faktanya banjir terjadi karena hutan yang rusak, pertumbuhan industri yang tak terkendali, kawasan hutan dialihkan menjadi kawasan perindustrian dan perumahan, serta ketakmampuan mengendalikan pertumbuhan penduduk ”, Ujar SiDin Irianto Lambrie.
byRaisALembuduT, 19/06/2019
Selamat
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2019, dengan Thema “ BIRU LANGITKU, HIJAU BUMIKU “
yang jatuh pada 05 Juni 2019, demikian
salah satu ucapan Gubernur Kalimantan Utara dalam kata sambutan sekaligus
pembukaan acara tersebut di Aula Gedung gadis gabungan Pemprov Kalimantan Utara
Tanjung Selor, Selasa 18 Juni 2019. Gubernur
Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie mengajak masyarakat juga
kalangan perusahaan untuk mengubah mindset dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup menjadi lebih ramah dan manusiawi bagi kehidupan.
Peringatan
hari lingkungan hidup sedunia tahun ini ditandai dengan peringatan dari World
Health Organization (WHO) tentang salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan
manusia yaitu polusi udara sehingga WHO menyatakan setiap tahun 7 juta orang meninggal
karena polusi udara, demikian teks sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar yang dibacakan Irianto Lambrie. Di seluruh dunia tercatat 9 dari 10 orang terpapar pencemaran udara yang
berasal dari kendaraan bermotor, industri pertanian dan pembakaran sampah. Sehingga tidak heran, jika United National
Environment mengangkat tema Kendalikan Polusi Udara (Beat Air Pulution) untuk
peringatan hari lingkungan hidup sedunia tahun 2019 ini.
Sementara secara nasional, digunakan tema relevansi yaitu menggambarkan upaya mengendalikan polusi udara sangat relepan dengan upaya untuk menata bumi menjadi lebih hijau yang mendukung produksi oksigen dan mengurangi polusi udara dari kendaraan bermotor. " Maka upaya untuk membuat kota menjadi lebih hijau dengan memperbanyak taman kota. Membangun trotoar untuk pejalan kaki, membangun jalur bersepeda seperti kota Surabaya, Bandung dan kota-kota lainnya. Maka upaya-upaya itu mampu mengurangi polusi dari kendaraan bermotor ", Ujar SiDin Irianto Lambrie membaca teks tersebut.
Sementara secara nasional, digunakan tema relevansi yaitu menggambarkan upaya mengendalikan polusi udara sangat relepan dengan upaya untuk menata bumi menjadi lebih hijau yang mendukung produksi oksigen dan mengurangi polusi udara dari kendaraan bermotor. " Maka upaya untuk membuat kota menjadi lebih hijau dengan memperbanyak taman kota. Membangun trotoar untuk pejalan kaki, membangun jalur bersepeda seperti kota Surabaya, Bandung dan kota-kota lainnya. Maka upaya-upaya itu mampu mengurangi polusi dari kendaraan bermotor ", Ujar SiDin Irianto Lambrie membaca teks tersebut.
Kerusakan lingkungan hidup merupakan ancaman kekinian yang keberlanjutan bagi hidupan manusia dan alam. “ Di Kaltara, juga Kaltim kerusakan lingkungan sudah berlangsung berpuluh tahun. Baik akibat kebijakan pemberian izin yang keliru, penuh kolusi maupun akibat kebodohan, kesembronoan dan kurangnya tanggung jawab dalam menjaga dan melindungi lingkungan hidup. Seperti, banjir besar di Tanjung Selor yang biasanya rutin 30 tahunan, tapi sekarang rotasi banjir itu semakin cepat akibat daya dukung lingkungan yang semakin lemah “ Ujar SiDin Irianto Lambrie.
Untuk itu, Irianto menilai perlunya perbaikan dalam cara berpikir dan perilaku pengelolaan lingkungan. “ Tak perlu berpidato dan beretorika, juga rapat tanpa hasil tak jelas. Sebab, faktanya banjir terjadi karena hutan yang rusak, pertumbuhan industri yang tak terkendali, kawasan hutan dialihkan menjadi kawasan perindustrian dan perumahan, serta ketakmampuan mengendalikan pertumbuhan penduduk ”, Ujar SiDin Irianto Lambrie.
Dalam
acara Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2019 tersebut dibagikan piagam penghargaan
kepada sekolah dan perusahaan yang peduli dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan yang sebelumnya telah mengalami penilaian. Piagam yang dibagikan berupa Sekolah Adiwiyata Provinsi Kaltara tahun
2018-2019 12 sekolah, kinerja perusahaan bidang industri dan jasa
tahun 2018-2019 10 perusahaan; kinerja perusahaan IUP HHK-HA/HPH, HT/HTI dan
perkebunan tahun 2018-2019 6 perusahaan dan
peringkat kinerja perusahaan pertambangan mineral dan batubara tahun 2018-2019 12 perusahaan, serta pemberiaan piagam bagi perusahaan Terbaik dalam care Kelestarian 2 perusahaan dan untuk perusahan pengelola Limbah B3 1 perusahaan. Piagam yang diberikan berupa Sertifikat Hijau, Biru dan Merah, untuk Merah tentunya
kurang baik yang berarti harus lebih diperbaiki agar tidak mendapat hukuman.
“ Apabila memungkinkan, jika ada perusahan memperoleh peringkat kinerja merah maka izinnya akan dicabut. Sementara bagi yang sudah hijau, saya ucapkan selamat dan bagi yang biru, berusahalah untuk mencapai hijau. Yang merah harus mencapai biru ”, Ujar SiDin Irianto Lambrie. Acara ini juga dimeriahkan dengan pameran produk Bahan Daur ulang dari DLH Kabupaten dan Perusahaan dan penanaman pohon kerjasama Pemerintah, perusahaan dan masyarakat sebelumnya. DR H Irianto Lambrie menerima bingkisan bunga dari anak penderita Abilitas dari sekolah SLB Tanjung Selor.
“ Apabila memungkinkan, jika ada perusahan memperoleh peringkat kinerja merah maka izinnya akan dicabut. Sementara bagi yang sudah hijau, saya ucapkan selamat dan bagi yang biru, berusahalah untuk mencapai hijau. Yang merah harus mencapai biru ”, Ujar SiDin Irianto Lambrie. Acara ini juga dimeriahkan dengan pameran produk Bahan Daur ulang dari DLH Kabupaten dan Perusahaan dan penanaman pohon kerjasama Pemerintah, perusahaan dan masyarakat sebelumnya. DR H Irianto Lambrie menerima bingkisan bunga dari anak penderita Abilitas dari sekolah SLB Tanjung Selor.
Tanam
pohon buat taman
Kota
dipenuhi pohon Hijau akan sehat dan aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar